CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODEL MIND MAPPING

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU SiSMPiknas: 2003).

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh kearah kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang. Peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi perkembangan teknologi.

Guru atau pengajar adalah salah satu komponen penting yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang guru dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dan prestasi belajar siswa terutama dalam belajar. Guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses pembelajaran yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam belajar dan mau terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut menjadi efektif. Dalam hal ini, untuk belajar diperlukan dorongan yang kuat dari dalam diri siswa sendiri maupun dorongan dari luar diri siswa tersebut. Dorongan ini lazim disebut dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, terarah dan penuh rasa percaya diri. Hal ini berlaku juga pada kegiatan belajar siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajarnya, dengan semangat tinggi serta bersungguh-sungguh dalam belajar, maka prestasi belajar yang diperoleh akan meningkat lebih optimal lagi. Motivasi belajar merupakan hal yang penting dan perlu diketahui oleh setiap guru dalam peranannya yaitu dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar bagi siswa. Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, kebiasaan-kebiasaan, kebutuhan-kebutuhan dan hasrat tertentu. Hal ini akan erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan belajar, keuletan dalam belajar, kepuasan dan kebahagiaan dan penggunaan waktu dalam belajar.

Dari hasil observasi proses pembelajaran PKN yang dilakukan di SMK Negeri 3 Makassar khususnya kelas X diketahui pada saat pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, hal tersebut tampak ketika guru memberikan pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, sebagian besar siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, ada yang mendengarkan tetapi tampak lesu, bahkan ada yang mengerjakan tugas selain pelajaran PKN. Sebagian besar siswa enggan untuk bertanya jika sulit dalam memahami materi pelajaran yang baru saja diterangkan oleh guru, dan siswa tampak tidak semangat mengikuti pelajaran PKN. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar, belum berkembang secara optimal. Model pembelajaran yang diimplementasikan guru selama ini kurang dapat mendukung peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan adanya berbagai kecenderungan situasi yang muncul seperti di atas, Sehingga dalam hal ini perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar PKN. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, dapat menjadikan siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk belajar PKN dan tidak menganggap PKN sebagai pelajaran yang sulit bahkan menganggap bahwa pelajaran PKN merupakan pelajaran yang menyenangkan.

Dalam pembelajaran siswa akan lebih termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, menyebabkan mereka puas dan menambah percaya dirinya. Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik, memotivasi siswa dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi adalah Mind Map (peta pikiran). Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran PKN dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih termotivasi dengan pembelajaran PKN. Sehingga dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar PKN siswa. Selanjutnya menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map ini akan membantu anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan Rumus dengan mudah; (3) Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya mencapai ke arah tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN, maka penulis berkolaborasi dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul penelitian “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING  UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI  DAN HASIL BELAJAR  PKN BAGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.

 

 

 

B. Identifikasi Masalah

1.  Sebagian besar siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran PKN.

2.  Motivasi belajar sebagian besar siswa masih rendah dalam pembelajaran PKN.

3. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam mempelajari PKN.

4.  Kecenderungan sebagian besar siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran PKN.

5.  Sebagian besar perhatian dan kosentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKN masih sangat kurang.

6. Masih kurangnya variasi metode pembelajaran PKN yang digunakan di SMK Negeri 3 Makassar.

 

C.  Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penggunaan metode Mind Map (peta pikiran) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar pada pokok bahasan Sistem Hukum Dan Peradilan Nasional

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di atas, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

1.  Bagaimanakah penggunaan metode Mind Map (peta pikiran) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN di SMK Negeri 3 Makassar?

2.  Adakah peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN kelas X  SMK Negeri 3 Makassar ?

 

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang mencakup aktivitas siswa dalam pembelajaran PKN kelas X  SMK Negeri 3 Makassar.

2.  Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKN kelas X  SMK Negeri 3 Makassar  melalui metode Mind Map (peta pikiran).

F. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan:

1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru PKN dalam menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat menjadi sebuah alternatif solusi bagi para guru mata pelajaran PKN sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam menggunakan metode pengajaran.

2. Bagi siswa

Penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map (peta pikiran) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar PKN, serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran PKN diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map (peta pikiran).

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran PKN dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map (peta pikiran) yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran PKN

a. Belajar

Menurut Herman Hudojo (2005: 83) belajar merupakan proses dalam memperoleh pengetahuan baru sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dalam proses belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2008: 28).

Menurut Sardiman (2006: 21) belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Menurut Winkel (2004:59) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi individu dengan sumber belajarnya, yang menghasilkan sejumlah perubahan. Perubahan-perubahan itu bersifat tetap yang meliputi perubahan pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Dari berbagai pendapat tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha perubahan tingkah laku seseorang atau individu yang terjadi secara sadar, intensional, positif, aktif, efektif dan fungsional karena interaksi dengan lingkungan sekitarnya, yang mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik yang tidak ditentukan oleh unsur-unsur turunan genetik, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal baik melalui latihan atau pengalaman yang berlaku dalam waktu yang cukup lama.

b. Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2007: 14) pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar. Guru berperan sebagai perencana, pelaksana, dan penilai pembelajaran. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan (Erman Suherman dkk., 2001: 9).

Erman Suherman (2001: 9) juga menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru dan teman sesama siswa. Menurut Uzer Usman (2002: 4) pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian tindakan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2005: 57). Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdiknas, 2004: 7).

Menurut Bettencourt sebagaimana dikutip oleh Siti Partini dan Rosita E. K. (2002: 2) pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Jadi, tugas pendidik adalah membantu peserta didik agar mampu mengkonstrusikan pengetahuannya sesuai dengan situasi yang kongkret. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses kegiatan guru yang ditujukan pada siswa dalam menyampaikan pesan berupa pengetahuan, sikap dan   ketrampilan serta membimbing dan melatih siswa agar belajar, dengan demikian guru harus menciptakan suatu kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Guru melakukan kegiatan pembelajaran atau mengajarkan siswa, sedang siswa melakukan kegiatan belajar.

Menurut Oemar Hamalik dalam pembelajaran adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis

2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar

3) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis

4) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa

5) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik

6) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa (http://digilib.unnes.ac.id/)

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar dalam situasi edukatif sehingga menghasilkan perubahan yang relatif tetap pada pengetahuan dan tingkah laku untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

2. Hakikat Motivasi Belajar

a. Motivasi

Motivasi adalah ‘pendorongan’ yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 2006: 71). Menurut Oemar Hamalik (2001: 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Echole (Usman, 2002: 24) Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut McDonald (Oemar Hamalik, 2001: 158), “Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mengantisipasi tercapainya tujuan. Dari pengertian tersebut, motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu : 1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa “feeling” afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan manusia.

3)        Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.         

Motivasi menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 61) didefinisikan sebagai kekuatan yang menunjuk suatu dalam diri individu dan mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu tujuan. Sementara itu Winkel (1991: 92) menyatakan bahwa motivasi ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Oemar Hamalik (2001: 162) menyatakan bahwa motivasi ada 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh luar. Motivasi yang berasal dari dalam dapat berupa: keinginan untuk berhasil, keinginan untuk memperoleh pengetahuan, keinginan untuk trampil serta keinginan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar atau motivasi yang timbul dari pengaruh luar. Motivasi yang berasal dari luar berupa: adanya keinginan memperoleh penghargaan, adanya persaingan antar teman dan adanya dorongan dari guru.

Sardiman (2007: 75) juga mengartikan Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 166), ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah diantaranya yaitu memberi nilai-nilai, hadiah, saingan/kompetisi, kerja kelompok, pujian dan film pendidikan. Motivasi juga timbul karena adanya kebutuhan, tujuan yang ingin dicapai dan lingkungan.

Salah satu cara membangkitkan motivasi adalah dengan menunjukkan kepada siswa bahwa keterampilan yang mereka pelajari itu sangat diperlukan oleh mereka dalam rangka belajarnya (Usman, 2002: 28). Sementara itu Sardiman (2007: 93), berpendapat bahwa menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Motivasi memiliki peran dalam menumbuhkan gairah dan semangat untuk belajar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang kuat baik dari dalam diri seseorang maupun dorongan dari luar diri seseorang untuk memenuhiutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkahlakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.

b. Motivasi Belajar

Menurut W.S. Winkel (2004: 169) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi belajar menurut Sardiman (2007: 75) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Ada beberapa ciri orang yang memiliki motivasi belajar, seperti yang dikemukakan oleh Sardiman AM (2006: 83) yaitu:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Senang mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah (Cepat bosan pada hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Dapat mempertahankan pendapatnya (Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu kalau sudah yakin akan sesuatu).

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru, pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi menurut Oemar Hamalik (2001: 161), fungsi motivasi itu adalah:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar

b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan

c. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin mobil. Besar-kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi belajar merupakan keseluruhan daya atau dorongan penggerak yang berasal dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) maupun yang berasal dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik) untuk menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kegiatan kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kepada belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.

3. Hakikat Mind Map ( Peta Pikiran )

Pada tahun 1975, Tony Buzan telah mengembangkan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dapat melatih siswa berpikir dengan lebih berdayaguna, yaitu suatu metode yang terkenal dengan istilah Mind Map (peta pikiran) dan sejak itu metode Mind Map (peta pikiran) berkembang dan telah banyak dipergunakan dalam pembelajaran.

Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map (peta pikiran) adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali informasi yang diterima tesebut. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Mind map (peta pikiran) merupakan satu bentuk metode belajar yang efektif untuk memahami kerangka konsep suatu materi pelajaran.

Iwan Sugiarto (2004: 75) menerangkan bahwa Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi. Lebih lanjut Iwan Sugiarto (2004: 76) menerangkan bahwa Mind map (peta pikiran) adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu tentang suatu konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan subtopik-subtopik dan gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar kertas, melalui penggambaran simbol, kata-kata, garis, dan tanda panah. Menurut Hudojo, et al (2002: 9) Mind Map (peta pikiran) adalah keterkaitan antara konsep suatu materi pelajaran yang direpresentasikan dalam jaringan konsep yang dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran. Menurut Martin (Basuki, 2000: 22) mengungkapkan bahwa Mind Map (peta pikiran) merupakan petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dalam materi pelajaran. Sedangkan menurut Arends (Basuki, 2000: 25) menuliskan bahwa Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.

Bobbi de Porter dan Hernacki (1999: 152) menjelaskan, Mind Map (peta pikiran) merupakan metode pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam. Mind Map (peta pikiran) adalah teknik meringkas konsep yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Iwan Sugiarto, 2004: 74).

Menurut Eric Jensen (2002: 95) Mind Map (peta pikiran) sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang telah diterima oleh siswa dalam proses pembelajaran. Mind Map (peta pikiran) bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.

Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map (peta pikiran) dapat menghubungkan konsep yang baru diperoleh siswa dengan konsep yang sudah didapat dalam proses pembelajaran, sehingga menimbulkan adanya tindakan aktif yang dilakukan oleh siswa. Sehingga akan menciptakan suatu hasil peta pikiran berupa konsep materi yang baru dan berbeda. Peta pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.

Menurut Hudojo (2002: 25) Melalui proses pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) ini, Guru membimbing siswa mempelajari konsep suatu materi pelajaran. Siswa mencari inti-inti pokok yang penting dari materi yang dipelajari. Setelah siswa memahami konsep materi yang dipelajari, kemudian siswa melengkapi dan membuat peta pikiran. Kegiatan berikutnya guru memberikan contoh soal kemudian dikerjakan oleh siswa, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi yang dipelajari.  Sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri dan guru cukup berperan sebagai fasilitator dalam  proses pembelajaran (Mulyasa, 2007: 14)

Menurut teori motivasi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), siswa akan termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, apa yang mereka pelajari menyebabkan mereka puas dan menambah percaya dirinya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map, Pertama siswa mempelajari konsep suatu materi dengan bimbingan guru, dalam kegiatan ini siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri sehingga menumbuhkan rasa tekun dalam belajar dan ulet menghadapi kesulitan pada diri siswa. Kedua menentukan ide-ide pokok, dalam kegiatan ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari sehingga mengembangkan kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah. Ketiga membuat atau menyusun Mind Map (peta pikiran), dalam hal ini setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa sehingga kegiatan ini mengembangkan kemandirian siswa dalam menyelasaikan tugas. Keempat presentasi didepan kelas, mempresentasikan yang dimaksud adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map ini siswa aktif menyusun inti-inti dari suatu materi pelajaran menjadi peta pikiran. Menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Map” menunjukan bahwa Mind Map (peta pikiran) ini akan membantu anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan Rumus dengan mudah; (3) Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Tony Buzan juga menunjukan bahwa siswa akan menghafal dengan cepat dan mudah berkosentrasi dengan teknik peta pikiran sehingga menimbulkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan serta keinginan untuk berhasil. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa metode Mind Map (peta pikiran) adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau grafik sehingga siswa lebih mudah memahaminya.

4.         Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Menurut Ausubel yang dikutip Hudojo (2002: 10) menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan Mind Map (peta pikiran) dapat membuat suasana belajar menjadi bermakna karena pengetahuan atau informasi yang baru diajarkan menjadi lebih mudah terserap siswa. Lebih lanjut Ausubel yang dikutip Hudojo (2002: 10) menerangkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran), akan membantu siswa dalam meringkas materi pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat proses pembelajaran sehingga menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.

Menurut Pandley (1994: 45) Metode Mind Map (peta pikiran) bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran.

Pandley (1994: 46) Adapun tahap-tahap pembelajaran PKN dengan menggunakan metode Mind Map sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.

2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru.

3. Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.

4. Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap materi guru menunjuk beberapa siswa untuk  mempresentasikan hasil peta pikiran dengan mencatat atau menuliskan di papan tulis.

5. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

6. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

7. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa tentang keterampilan berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi.

 

B. Kerangka Berpikir

Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam menentukan dan menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran, serta metode yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu pokok materi pelajaran. Adapun tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah (1) mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2) menentukan ide-ide pokok, (3) membuat peta pikiran, (4) mempresentasikan didepan kelas. Dalam mempelajari konsep suatu materi pelajaran siswa dibimbing oleh guru, siswa membaca seluruh isi materi dan memahami materi secara keseluruhan. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atas bimbingan guru. Menentukan ide-ide pokok dalam hal ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari. Membuat atau menyusun peta pikiran dalam hal ini setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Mempresentasikan yang dimaksud adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari, serta menuangkan ide peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide. Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang.

Pembelajaran dengan metode Mind Map lebih menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, akan meningkatkan daya hafal dan pemahaman konsep siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih tekun dalam belajar dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan masalah PKN yang bervariasi, sanggup bekerja mandiri, dan dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa penerapan metode Mind Map (peta pikiran) merupakan metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Sehingga ada dugaan bahwa pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

 

 

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa tindakan (action) atas rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas. Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “apabila model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping  diterapkan dapat meningkatkan motivasi  dan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar  pada mata pelajaran PKN. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.       Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas X SMK Negeri 3 Makassar. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya peneliti dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian.

 

B.       Setting Penelitian dan Sumber Data

Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Kelas X ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti dan guru kelas X. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan guru, hasil tes, hasil pekerjaan siswa dan data tambahan berupa dokumentasi foto.

 

 

 

C.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Makassar pada siswa kelas X semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016, Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli sampai Oktober 2015.

D.   Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar berjumlah 27 siswa dan seorang guru kelas X yang mengajar di kelas tersebut. Sedangkan obyek penelitiannya adalah keseluruhan proses pembelajaran pada penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN di SMK Negeri 3 Makassar.

E.    Instrumen Penelitian

Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:

1. Lembar observasi kegiatan pembelajaran

Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam merangkum materi pelajaran PKN yang diberikan oleh guru, kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

2. Lembar angket motivasi belajar PKN

Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar PKN siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran).

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan angket. Selain itu juga mempermudah peneliti melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) yang dilakukan. Adapun isi dari pedoman wawancara ini adalah kendala apa saja yang dihadapi siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dan solusi apa yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut. Selain itu juga menanyakan bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran). Pedoman wawancara ini bersifat bebas, sehingga peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan yang ingin diajukan guna mamperoleh data selengkaplangkapnya.

Meskipun sifatnya bebas, kegiatan wawancara ini tetap terkendali karena peneliti membawa pedoman wawancara yang berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

 

4. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra pengamat (observer) berdasarkan hasil observasi berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi antar guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa. Aspek perencanaan, pelaksanaan, diskusi, dan refleksi dituangkan secara diskriptif dalam catatan lapangan.

5. Tes Tertulis

Tes tertulis yang dimaksud adalah tes evaluasi yang diberikan apabila sub bab telah selesai. Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Tes evaluasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan para siswa  setelah menerima proses pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran). Instrumen ini juga digunakan sebagai sumber tambahan dalam melihat perkembangan motivasi belajar siswa yang dilihat dari peningkatan nilai dan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Tes evaluasi digunakan untuk mengetahui ketercapaian prestasi belajar siswa.

6. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu media untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.

F.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PKN dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Angket

Angket adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi sebagaimana dibutuhkan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa. Serta angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran).

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung terhadap subjek penelitian. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) dan hambatan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. Dengan wawancara diharapkan dapat diketahui permasalahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta kendala-kendala yang dihadapi siswa maupun guru.

5. Tes

Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus. Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

6.  Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.

Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi informasi data, tugas, hasil tes. Selain itu dokumen digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) berlangsung.

G.    Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Pardjono dalam Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2007: 22), penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral  yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis  dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart

Keterangan:

1. Planning (Perencanaan)

2. Action (Pelaksanaan Tindakan)

3. Observation (Pengamatan)

4. Reflection (Refleksi)

 

(sumber : Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2007: 22))

 

 

Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian Siklus Pertama

a. Perencanaan (planning).

Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode Mind Map (peta pikiran). RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi perilaku siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun pedoman wawancara untuk siswa dan guru. Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

4) Menyusun lembar angket motivasi belajar siswa. Lembar angket motivasi belajar ini untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

5) Menyusun dan mempersiapkan Soal Tes dan LKS untuk siswa,     kemudian dikonsultasikan dengan guru yang bersangkutan.

b. Tindakan (action)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) pada PKN. Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu pembelajaran PKN dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran). Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.          

c. Observasi (observation) atau pengamatan

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat

d. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Rancangan Penelitian Siklus Kedua

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observation (observasi), dan refleksi (reflection). Jika dievaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ke ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga, keempat dan seterusnya tidak diperlukan jika sudah ada peningkatan motivasi belajar PKN siswa sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian. Siklus ketiga, keempat, dan seterusnya dimungkinkan untuk dilaksanakan jika hasil siklus I dan siklus II belum menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN.

H.   Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, angket, catatan lapangan, tes dan dokumentasi pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatanhambatan yang terjadi selama pembelajaran. Analisis data dilakukan sejak data diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai berikut:

 

 

a. Analisis Data Observasi dan catatan lapangan

Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskrPKnikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu menggunakan lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase perolehan skor pada lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap pertemuan pembelajaran. Selanjutnya persentase skor hasil observasi motivasi siswa dianalisis sesuai dengan pedoman kriteria observasi motivasi siswa sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Motivasi Siswa

Katergori

Rentang

Sangat Tinngi

85-100

Tinggi

65-84

Sedang

55-64

Rendah

35-54

Sangat Rendah

0-34

 

Selain pedoman observasi, digunakan juga catatan lapangan untuk melengkapi catatan hasil observasi dalam mendeskrPKnikan hasil pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

 

 

 

b. Analisis data hasil wawancara

Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau merangkum hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan.

 

I. Indikator Keberhasilan

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan dari motivasi belajar siswa dalam proses  pembelajaran. Indikator tersebut adalah:

1.  Pelaksanaan pembelajaran PKN sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).

2.  Adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar PKN setelah diterapkan metode Mind Map (peta pikiran) yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase angket motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai kriteria tinggi.

3. Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A.   HASIL PENELITIAN

1.   Siklus I

Siklus I dilaksanakan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus. Pada siklus I, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a.   Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun RPP, LKS dan soal tes siklus I  berkolaborasi dengan guru kelas X. RPP, LKS dan soal tes dapat dilihat pada lampiran. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian lainnya seperti pedoman observasi, angket dan pedoman wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan  saat perencanaan meliputi:

1) Penyusunan Perangkat Pembelajaran

a)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan agar pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode mind map (peta pikiran) yang difokuskan pada peningkatan motivasi siswa. Pada pertemuan pertama materi yang dipelajari adalah Hukum di Indonesia.  Selanjutnya pada pertemuan kedua adalah Peradilan Nasional, sedangkan pertemuan ketiga dilakukan tes siklus I.

b)      Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

LKS disusun untuk membimbing kegiatan diskusi siswa dalam menyelesaikan masalah selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran)..

c) Soal Tes Siklus I

Soal tes siklus I terdiri dari 10 soal. Tes ini diberikan pada akhir siklus I berdasarkan materi yang telah dipelajari.

2)           Penyusunan Instrumen Penelitian

a) Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran. Hal-hal yang diobservasi yaitu: kegiatan awal pembelajaran yang berisi tentang aktivitas guru seperti mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta memotivasi siswa; kegiatan inti pembelajaran yang berisi tentang aktivitas siswa dan guru; penutup yang berisi tentang aktivitas guru dalam membimbing siswa membuat rangkuman. Peneliti juga menyusun lembar observasi motivasi siswa, yang berfungsi untuk mengetahui aktivitas serta motivasi siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

 

 

b)      Angket Motivasi belajar Siswa

Angket motivasi belajar siswa disusun untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN melalui pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran).

c) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara terdiri dari 2 macam yaitu pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada guru sebanyak 7 butir dan pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebanyak 6 butir.

 

b.    Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh rekan peneliti dalam melakukan pengamatan. Materi yang dibahas dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah Hukum di Indonesia dan Peradilan Nasional. Tes siklus I dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran PKN pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah Hukum di Indonesia. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

a)      Kegiatan Awal

Pada tahap awal pembelajaran guru menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Kemudian guru memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan sedikit berbeda dengan hari-hari biasa yaitu menerapkan pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran). Guru bertanya kepada siswa mengenai mind map (peta pikiran). Tidak ada siswa yang mengetahui sehingga guru menyampaikan cara pembelajaran menggunakan metode mind map (peta pikiran), yaitu: Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, setiap anggota kelompok diberi Lembar Kegiatan Siswa. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing, kemudian siswa melengkapi peta pikiran dari  soal-soal yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa. Guru menyampaikan pada seluruh siswa untuk lebih siap dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari guru dalam kelompok diskusinya, karena setelah diskusi selesai guru akan menunjuk secara acak salah satu kelompok dan kelompok yang bersangkutan harus mempresentasikan hasil pekerjaannya didepan kelas. Selanjutnya guru memberi motivasi siswa untuk memperhatikan dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN. Sebelum memasuki materi yang akan dipelajari guru melakukan apersepsi.

b)      Kegiatan Inti

Pada tahap ini guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari materi. Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, kemudian guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang. Guru dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebagian besar siswa masih bermalas-malasan untuk memulai diskusi. Guru membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa. Beberapa kelompok mulai membaca Lembar Kegiatan Siswa tersebut dan mulai membuat peta pikiran dari soal yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa. Guru berkeliling untuk mengamati hasil pekerjaan setiap kelompok. Guru menghampiri kelompok 7 yang masih tampak kebingungan dalam melengkapi dan membuat peta pikiran pada Lembar Kegiatan Siswa tersebut. Siswa juga diingatkan agar mencantumkan nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompok yang sudah dibentuk. Guru melanjutkan mengamati pekerjaan kelompok lain. Guru melihat beberapa kelompok hampir selesai dalam membuat peta pikiran pada Lembar Kegiatan Siswa, tetapi ada kelompok yang belum memulai menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa dan terlihat asik bercanda. Beberapa kelompok mengalami kesulitan dan mengajukan pertanyaan yang sama. Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas. Setelah guru selesai menjelaskan, beberapa kelompok mulai menyelesaikan semua soal dalam Lembar Kegiatan Siswa. Namun masih ada kelompok yang tampak masih bingung dan berusaha bertanya kepada kelompok lain. Waktu diskusi kelompok telah selesai, guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian meminta kesediaan salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Karena tidak ada kelompok yang berani presentasi maka guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasiakan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dikerjakan. Salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru yaitu kelompok 2 untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya. Sebagian besar siswa memperhatikan siswa yang sedang presentasi, Saat jalannya presentasi jarang siswa bertanya. Guru menanyakan “Apakah ada ada kelompok lain yang menjawab berbeda dari presentasi didepan?” Sebagian besar siswa menjawab “Tidaaaak bu...”. Setelah kelompok 2 selesai melakukan presentasi dan menulis hasil presentasi dipapan tulis, kelompok 2 dipersilahkan kembali ke tempat duduk semula. Guru meminta setiap siswa mencermati hasil pekerjaan dari kelompok 2 kemudian guru bersama siswa melakukan pengecekan jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila ada kesalahan. Sebelum pengecekan guru bertanya setiap soal “Apakah ada jawaban yang berbeda? Kalau ada silahkan maju kedepan dan dituliskan....”. Lagi-lagi siswa menjawab “tidak....”. Kemudian guru bertanya kepada siswa “bagaimana dengan kelompok lain? Apakah ada yang berbeda dengan kelompok 2?”. Siswa hanya diam, kemudian guru menunjuk kelompok 7. Kelompok 7 menjawab “iya sama bu.” Setelah evaluasi selesai guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya semula.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah di pelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal pekerjaan rumah dan meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu tentang operasi penjumlahan dan operasi pengurangan pada bentuk aljabar. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I ini materi yang diajarkan adalah Peradilan Nasional. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

 

 

a) Kegiatan Awal

Pada tahap awal pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan berdoa. Sebelum mulai ke materi berikutnya guru menghimbau siswa mempersiapkan Pekerjaan Rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama. Dalam membahas Pekerjaan Rumah siswa, guru meminta beberapa siswa secara bergantian untuk menuliskan hasil jawaban mereka di papan tulis. Setelah semua soal dibahas, Kemudian guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum jelas tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan berikutnya guru menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari yaitu tentang Peradilan Nasional. Kemudian guru memulai apersepsi. Guru juga memotivasi siswa untuk memperhatikan dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.

b) Kegiatan inti

Guru membimbing siswa mempelajari tentang  materi Peradilan Nasional. Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, kegiatan berikutnya guru menghimbau siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dibantu oleh Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada Lembar Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa dan meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum dalam Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya. Sama halnya dengan pertemuan 1, siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa juga dengan melengkapi dan membuat peta pikiran dari soal-soal yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa. Siswa mulai mendiskusikan masalah pada Lembar Kegiatan Siswa bersama kelompoknya. Sebagian besar kelompok siswa tampak aktif berdiskusi, tetapi ada kelompok siswa yang terlihat malas-malasan untuk mulai mengerjakan. Selama proses diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk mengontrol jalannya diskusi dan menegur serta mengkondisikan jalannya diskusi. Guru mengawasi agar semua siswa ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, guru sering mendatangi dan mengontrol setiap pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa masing-masing kelompok dan memperingatkan siswa yang masih bermain-main dan tidak ikut aktif dalam diskusi. Selain itu juga, siswa diminta untuk menyalin hal-hal yang penting dalam Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya dokumen tentang materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Guru mengarahkan keseluruhan kelompok secara bersamasama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa. Proses kerja tiap kelompok dalam menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa bervariasi. Ada yang semua anggota kelompok ikut berdiskusi, ada pula yang bergantian dalam mengerjakan bahkan ada pula hanya satu orang yang mengerjakan. Guru selalu memberikan dorongan agar semua siswa aktif berdiskusi dalam kelompok. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian meminta kesediaan salah satu kelompok untuk mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi mereka di depan kelas. Ketika guru menanyakan apakah ada kelompok yang ingin mempresentasikan dan menuliskan jawaban hasil diskusi mereka di papan tulis, ternyata ada salah satu kelompok yang langsung bersedia maju untuk mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi kelompok mereka tanpa ditunjuk oleh guru, yaitu kelompok 1. Kelompok 1 maju ke depan lalu mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terlihat pada penyampaian siswa yang sudah lancar dan dengan suara yang dapat didengar semua kelompok. Kelompok lain juga terlihat memperhatikan presentasi dari kelompok 1 tetapi masih ada siswa yang sibuk dengan dengan dirinya sendiri dan bercanda dengan teman. Bagi siswa yang tidak memperhatikan, guru menegur dan mengingatkan siswa agar memperhatikan pelajaran, tidak sibuk dengan diri sendiri, dan tidak bercanda dengan teman. Setelah kelompok 1 selesai melakukan presentasi dan menulis hasil presentasi dipapan tulis, kelompok 1 dipersilahkan kembali ke tempat duduk semula. Guru meminta setiap siswa mencermati hasil pekerjaan dari kelompok 1 kemudian guru bersama siswa melakukan pengecekan jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila ada kesalahan. Setelah evaluasi selesai guru meminta semua siswa untuk memberikan applause kepada kelompok 1 dan mempersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing.

c) Penutup

Karena waktu hampir habis, kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan peta pikiran yang diterapkan. Guru mengakhiri pertemuan dan memberitahu bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus I. Guru meminta siswa agar belajar di rumah untuk persiapan tes. Setelah itu guru, peneliti dan rekan peneliti meninggalkan kelas.

3) Pertemuan Ketiga ( Tes Siklus I )

Pada pertemuan ketiga diadakan tes siklus dengan alokasi waktu yang diberikan 2 x 40 menit, soal tes terdiri dari 10 soal. Guru dibantu peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab pada siswa. Sebelum pengerjaan soal guru mengingatkan siswa bahwa dalam menyelesaikan soal-soal tes, siswa harus menggunakan langkah-langkah dengan tepat dan jelas, selain itu siswa ditekankan agar mengerjakan tes secara individu. Tes Siklus I berjalan lancar, siswa serius dalam menyelesaikan soal-soal. Saat pelaksanaan tes, guru berkeliling memantau siswa dan selalu mengingatkan agar siswa tidak bekerjasama dalam menyelesaikan soal tes. Awal pelaksanaan tes suasana tenang, tidak ada siswa yang bertanya jawaban soal pada siswa lain. Namun 15 menit terakhir suasana kelas sedikit gaduh, beberapa siswa bertanya pada teman di depan, di belakang atau di sampingnya. Guru bersikap tegas dengan mendekati dan menegur siswa. Siswa yang sudah selesai mengerjakan langsung diberi angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN.

 

c. Data Hasil Observasi, Tes, Angket Siklus I

1)           Data Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama dan kedua, observasi dilakukan oleh peneliti  bersama satu pengamat independent selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dipandu oleh pedoman observasi kegiatan pembelajaran, selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan. Berdasarkan pengamatan, pada pertemuan pertama siswa kurang memperhatikan dan mendengarkan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Siswa juga enggan bertanya kepada guru jika ada materi pelajaran yang belum jelas dan dimengerti pada saat proses pembelajaran. Siswa juga masih kurang aktif untuk mengemukakan pendapat pada waktu berdiskusi dengan teman satu kelompok. Waktu mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal serta pada saat membuat peta pikiran. Guru kemudian membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat presentasi kelompok, siswa tidak memperhatikan dan tidak bertanya apabila ada jawaban yang kurang jelas. Pada pertemuan kedua, sebagian kelompok dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa masih malas-malasan, kebanyakan siswa masih senang mengobrol dengan teman sebangku. Ada sebagian siswa yang berdiskusi dengan kelompoknya tetapi ada juga yang bercanda tidak mengerjakan. Siswa bekerjasama tetapi belum semua anggota kelompok aktif. Guru selalu mengingatkan untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman satu kelompok. Siswa tidak bertanya kepada teman yang presentasi apabila ada jawaban yang kurang jelas.

2) Data Hasil Tes

Tes yang diberikan pada akhir siklus I ini berupa tes dalam bentuk soal uraian yang terdiri dari 10 soal. Hasil tes inilah yang digunakan untuk melihat nilai dan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 75,18. Dibawah ini grafik analisis hasil tes siklus I PKN siswa:

 

 

 

                                                                                                             

 

 

 

Gambar 1. Grafik Hasil Tes Siklus I

3)        Data Hasil Angket

Angket diberikan pada akhir siklus I yaitu pada pertemuan ketiga selesai melakukan tes. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) belum mencapai indikator keberhasilan. Di bawah ini tabel analisis hasil angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).


 

Tabel 5.

Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

 

No

Aktivitas

Pertemuan I

Pertemuan II

Frek-

Wensi

Persentase (%)

Frek-wensi

Persentase (%)

1

 

Menyimak pengarahan guru

3

42,86

3

42,86

2

Kerjasama di kelompoknya

4

57,14

5

71,43

3

Kelompok aktif membaca

5

71,43

5

71,43

4

Merumuskan masalah

2

28,57

3

42,86

5

Menemukan atau menyelesaikan masalah

2

28,57

3

42,86

6

Mengajukan pertanyaaan dengan benar dan tepat

3

42,86

4

57,14

7

Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

4

57,14

5

71,43

8

Bereksperimen dan berkreasi

1

14,28

3

42,86

9

Memunculkan ide dan gagasan

2

28,57

3

42,86

10

Tanggung jawab individu dan kelompok

4

57,14

5

71,43

 

Keterangan

 

Kategori                                    Rentang

 

Sangat Tinggi                   :           85 – 100%

Tinggi                               :           65 – 84 %

Sedang                              :           55 – 64 %

Rendah                             :           35 – 54

Sangat Rendah                :           (0-34)

 

 

 

d. Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) pada Siklus I, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran PKN telah sesuai dengan RPP yang telah disusun.

Berdasarkan tabel hasil observasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1)  Pada pertemuan I belum tampak adanya keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada indikator perilaku yang tidak relevan dalam kegiatan belajar mengajar, ada beberapa siswa yang terlibat di dalam indicator tersebut.

2)  Pada pertemuan II sudah ada peningkatan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada beberapa indikator yang mengalami peningkatan persentase.

Selain itu, juga pada indikator perilaku yang tidak relevan sudah mengalami penurunan persentase. Aktivitas siswa pada siklus I khususnya pada pertemuan kedua ini sudah menunjukan adanya keseriusan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelasnya dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hal ini terlihat pada indikator memberi tanggapan, kerjasama di kelompoknya, menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat, dan menemukan serta menyelesaikan masalah. Untuk indikator lainnya, yaitu mengajukan pertanyaan yang relevan hanya sebagian siswa saja yang terlihat di dalamnya, ini disebabkan konsentrasi siswa yang belum terfokus dengan suasana belajar baru yang menuntut siswa untuk aktif bekerja sama di kelompoknya dan juga siswa belum mampu dan berani menemukan dan bereksperimen juga masih kurang, sehingga masih ada siswa kelihatan bingung dan bersikap pasif. Hal inilah yang menjadi bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II

 

2. Siklus II

 Siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan alokasi waktu  2 x 45 menit setiap pertemuan, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus. Pada siklus II, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada saat siklus I, yaitu guru lebih meningkatkan pengawasan dan kontrol agar siswa lebih mengoptimalkan diskusi dengan semua anggota kelompok aktif selama diskusi, siswa diingatkan untuk lebih memperhatikan kelompok yang maju ke depan kelas, serta siswa tetap diingatkan agar membuat dokumen di buku catatan mereka. Pengawasan dan kontrol guru salama jalannya diskusi sangat dibutuhkan, mengingat masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan tidak terkondisikan saat diskusi. Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan soal tes siklus II yang disusun sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran) yang difokuskan pada motivasi belajar PKN siswa dan berdasarkan refleksi dari siklus I. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama siklus II, yaitu Sikap Positif terhadap ketentuan hokum yang berlaku. Selanjutnya pada pertemuan kedua siklus II materi yang diajarkan yaitu Peran serta dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian lainnya seperti pedoman observasi, angket yang sama dengan siklus I dan pedoman wawancara.

b.    Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh rekan peneliti dalam melakukan pengamatan. Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran PKN pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah Sikap Positif terhadap ketentuan hokum yang berlaku. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

a)      Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan memeriksa kesiapan siswa kemudian guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. Kemudian memberitahukan kembali bahwa pembelajaran pada hari ini akan melanjutkan pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran) seperti pada siklus I. Guru menghimbau siswa agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya agar pembelajaran berjalan efektif. Guru juga mengingatkan siswa terutama siswa yang biasa gaduh sendiri untuk aktif dalam pembelajaran. Sebelum memasuki materi tersebut guru mengingatkan siswa mengenai materi-materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.

b)      Kegiatan inti

Guru membimbing siswa mempelajari materi. Kegiatan berikutnya guru menghimbau siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dibantu oleh Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada Lembar Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa dan meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum dalam Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya. Semua kelompok mulai mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dibagikan guru. Pada pertemuan ini, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar. Tidak banyak pertanyaan yang diajukan siswa. Selama proses diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk mengontrol jalannya diskusi. Hampir semua siswa ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa dan proses diskusi berjalan lebih cepat. Siswa diminta untuk menyalin hal-hal yang penting dalam Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya dokumen tentang materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Setelah semua kelompok menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk maju mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas. Kelompok 5 bersedia maju tanpa harus ditunjuk oleh Guru. Kemudian Guru meminta kelompok 5 untuk menuliskan hasil diskusi dipapan tulis dan mempresentasikannya. Selesai presentasi guru membahas hasil pekerjaan kelompok 5 bersama dengan siswa menuntun siswa membuat kesimpulan, kemudian guru meminta semua siswa memberikan applause pada kelompok 5, dilanjutkan dengan memberi pujian dan komentar supaya pada pertemuan berikutnya kelompok yang maju untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

c) Penutup

Guru secara singkat membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. Guru mengkomunikasikan kembali kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya di rumah dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru memberikan soal pekerjaan rumah kepada siswa. Karena bel sudah berbunyi, maka guru mengakhiri pertemuan pada kali ini dengan berdoa dan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua

Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:

a)      Kegiatan Awal

Pada tahap awal pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan berdoa. Sebelum mulai ke materi berikutnya guru menghimbau siswa mempersiapkan Pekerjaan Rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama. Dalam membahas Pekerjaan Rumah siswa, guru meminta beberapa siswa secara bergantian untuk menuliskan hasil jawaban mereka di papan tulis. Setelah semua soal dibahas, Kemudian guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum jelas tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Serentak siswa menjawab “tidak bu!....”. Kemudian guru menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari.Kemudian guru memulai apersepsi dan Guru juga memotivasi siswa untuk memperhatikan dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.

b)      Kegiatan inti

Guru membimbing siswa mempelajari materi tentang Peran serta dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.. Kegiatan berikutnya guru menghimbau siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dibantu oleh Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada Lembar Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa dan meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum dalam Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya.

Semua kelompok mulai mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dibagikan guru. Pada pertemuan ini, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar, mereka saling bertanya dengan siswa lain. Kegiatan ini terlihat mengasyikkan bagi para siswa. Selama proses diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk mengontrol jalannya diskusi. Hampir semua siswa ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa dan proses diskusi berjalan lebih cepat. Siswa diminta untuk menyalin hal-hal yang penting dalam Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya dokumen tentang materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Setelah semua kelompok menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk maju mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Kelompok 2 bersedia maju tanpa harus ditunjuk oleh Guru. Kemudian Guru meminta kelompok 2 untuk menuliskan hasil diskusi dipapan tulis dan mempresentasikannya. Selesai presentasi guru memberikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi atau bertanya, “Ada yang belum jelas tentang materi yang dipelajari ?” tidak ada siswa yang bertanya. Setelah kelompok 2 selesai melakukan presentasi dan menulis hasil presentasi dipapan tulis, kelompok 2 dipersilahkan kembali ke tempat duduk semula. Guru meminta setiap siswa mencermati hasil pekerjaan dari kelompok 2 kemudian guru bersama siswa melakukan pengecekan jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila ada kesalahan. Setelah evaluasi selesai guru meminta semua siswa untuk memberikan applause kepada kelompok 2 dan mempersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan peta pikiran yang diterapkan dalam pembelajaran. Guru mengakhiri pertemuan dan memberitahu bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus II. Guru meminta siswa agar belajar di rumah untuk persiapan tes. Setelah itu guru, peneliti dan rekan peneliti meninggalkan kelas.

3) Pertemuan Ketiga ( Tes Siklus II )

Pertemuan ketiga pada siklus II ini diadakan tes siklus dengan alokasi waktu yang diberikan 2 x 45 menit, soal tes terdiri dari 10 soal. Guru dibantu peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab pada siswa. Sebelum pengerjaan soal guru mengingatkan siswa bahwa dalam menyelesaikan soal-soal tes, siswa harus menggunakan langkah-langkah dengan tepat dan jelas, selain itu siswa ditekankan agar mengerjakan tes secara individu. Siswa yang sudah selesai mengerjakan langsung diberi angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN.

c. Data Hasil Observasi, Tes, Angket

1)           Data Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama dan kedua observasi dilakukan oleh peneliti bersama satu pengamat independen selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dipandu oleh pedoman observasi kegiatan pembelajaran PKN dengan metode mind map (peta pikiran). Selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan yang dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan observasi, siswa selalu berdiskusi dan bekerjasama saat mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Siswa tidak langsung bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan melainkan membahasnya terlebih dahulu dengan teman satu kelompok. Siswa sebagian besar mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan. Siswa lebih berani untuk mempresentasikan jawabannya. Siswa juga memperhatikan dan menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Jika ada perbedaan pendapat siswa berani untuk menyampaikan pendapatnya. Dibawah ini tabel analisis hasil observasi motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran PKN dengan metode mind map (peta pikiran).

 

2)           Data Hasil Tes

Tes yang diberikan pada akhir siklus II ini berupa tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal. Hasil tes inilah yang digunakan untuk melihat nilai dan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 90,18. Dibawah ini grafik analisis hasil tes siklus I :

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2. Grafik Hasil Tes Siklus II

 

3)           Data Hasil Angket

Angket diberikan pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga selesai melakukan tes. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) sudah mencapai indikator keberhasilan. Di bawah ini tabel analisis hasil angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).

Tabel 7

 

Rata-Rata Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

 

No

Aktivitas

Pertemuan I

Pertemuan II

Frek-

Wensi

Persentase (%)

Frek-wensi

Persentase (%)

1

 

Menyimak pengarahan guru

5

71,43

7

100

2

Kerjasama di kelompoknya

6

85,71

7

100

3

Kelompok aktif membaca

6

85,71

6

85,71

4

Merumuskan masalah

4

57,14

5

71,43

5

Menemukan atau menyelesaikan masalah

6

85,71

6

85,71

6

Mengajukan pertanyaaan dengan benar dan tepat

5

71,43

6

85,71

7

Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

6

85,71

6

85,71

8

Bereksperimen dan berkreasi

5

71,43

6

85,71

9

Memunculkan ide dan gagasan

5

71,43

5

71,43

10

Tanggung jawab individu dan kelompok

7

100

7

100

 

Keterangan

 

Kategori                                   Rentang

 

Sangat Tinggi                   :           85 – 100%

Tinggi                               :           65 – 84 %

Sedang                              :           55 – 64 %

Rendah                             :           35 – 54

Sangat Rendah                :           (0-34)

 

d.    Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pada akhir siklus II menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan pengamatan, antusias belajar siswa pada saat proses pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) pada siklus II lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I dikarenakan kesadaran siswa akan manfaat mempelajari PKN menjadi lebih tinggi.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar dengan menggunakan metode Mind Map, terdapat banyak perubahan dibandingkan dengan siklus I.

Pertama-tama, perubahan sikap siswa yang meningkat, keaktifan siswa, dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang dialaminya sangat meningkat. Aktivitas guru juga pada siklus II sangat bagus sehingga banyak implikasinya terhadap pembelajaran. Misalnya, kegiatan siswa pada siklus dua  ini sangat bagus, siswa bersemangat dan memperhatikan pembelajaran. Adanya perhatian yang serius dari siswa dalam menanggapi materi, siswa aktif merumuskan masalah, siswa aktif menemukan/menyelesaikan masalah, serta mampu melakukan eksperimen. Sikap siswa pada umumnya rata-rata bagus dalam memberikan tanggapan atau respon positif terhadap metode yang disajikan.

Pada dasarnya rata-rata siswa dapat mempelajari materi dan melakukan eksperimen, rata-rata mampu menjawab tuntas masalah yang ada. Selain itu, siswa yang melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran seperti ngobrol sesama teman dan mengerjakan tugas pelajaran lain sangat berkurang. Intinya, siswa mampu menemukan sendiri masalah-masalah yang ada dan diselesaikan sendiri, mulai tampak keaktifan siswa dalam meenemukan dan merumuskan masalah, mampu bereksperimen untuk menemukan cara lain menemukan masalah. Aspek lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran pada siklus II adalah :

1)       Guru memberikan tuntunan kepada siswa

2)       Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa yang mampu menemukan, bereksperimen dengan tepat, dan menyelesaikan masalah perlu di tingkatkan.

3)       Guru mengubah struktur dan variasi kelas (setting) dengan membentuk kelompok belajar.

4)       Guru mengubah setting tempat duduk dan jarak bangku antar tiap kelompok agar kejadian-kejadian yang kurang positif dapat diminimalisir.

5)       Guru memberikan kebebasan kepada siswa berkreasi dan bereksperimen untuk menemukan cara menyelesaikan suatu persoalan.

6)       Siswa yang dianggap mampu membantu temannya sehingga terjadi tutor sebaya.

 

B. PEMBAHASAN

Pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) adalah pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa tentang ketrampilan berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi. metode Mind Map (peta pikiran) adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau grafik sehingga siswa lebih mudah memahaminya. Metode pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk belajar mengemukakan pendapatnya dan mencari tahu informasi sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Selain itu, pada model pembelajaran ini peran guru sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa guru dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) dengan baik. Pembelajaran diawali guru dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan melakukan apersepsi. Menurut Depdiknas (2002: 14) pemberian apersepsi merupakan upaya yang dilakukan guru untuk memotivasi siswa agar berperan penuh selama proses kegiatan pembelajaran dan untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap materi yang dipelajari. Apersepsi dilakukan guru dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnnya. Hal ini bertujuan agar siswa termotivasi dan dapat berperan penuh dalam pembelajaran karena siswa telah memiliki gambaran terhadap materi yang akan dipelajari sehingga materi yang dipelajari menjadi relevan bagi siswa. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, melakukan apersepsi, adapun tahapan selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah

1. Mempelajari konsep suatu materi pelajaran

Dalam mempelajari konsep suatu materi pelajaran siswa dibimbing oleh guru, siswa membaca seluruh isi materi dan memahami materi secara keseluruhan. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atas bimbingan guru.

2. Menentukan ide-ide pokok secara berkelompok,

Dalam tahap ini terlebih dahulu guru menghimbau siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri 4 siswa. Kelompok tersebut bersifat permanen yang artinya selama proses pembelajaran berlangsung siswa berada pada kelompok yang tetap. Dalam menentukan ide-ide pokok siswa aktif berdiskusi bersama kelompoknya menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari.

3. Membuat atau menyusun peta pikiran mengunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

Membuat atau menyusun peta pikiran menggunakan media LKS dalam hal ini setelah siswa berdiskusi bersama kelompoknya kemudian menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Siswa bersama kelompoknya membuat atau menyusun peta pikiran pada LKS. Penggunaan media LKS dapat mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri rumus materi yang mereka pelajari sehingga mereka bebas menyelesaikan LKS sesuai yang mereka inginkan, guru hanya mengarahkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan suasana yang santai dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini didasarkan pada pendapat Oemar Hamalik (2003: 171) yang menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktifitas sendiri.

4. Presentasi kelompok didepan kelas.

Presentasi kelompok adalah aktifitas siswa bersama kelompoknya dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari, serta menuangkan ide peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui berbagai penyelesaian masalah yang didapatkan dari kelompok lain, selain itu melatih siswa untuk mengungkapkan ide-idenya secara lisan. Presentasi kelompok juga dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat siswa yang lain. Presentasi dilakukan agar kesimpulan hasil diskusi dari salah satu kelompok dapat diketahui oleh kelompok lain. Sehingga, ketika ada kelompok yang hasil diskusinya berbeda, perwakilan dari kelompok itu dapat menyebutkan hasil mereka.

Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan konsep yang telah dipelajari. Dari hasil diskusi kelompok yang berbeda, siswa diarahkan guru untuk menyimpulkan konsep yang benar, dan kesimpulan konsep yang telah dipelajari itu didokumenkan dalam buku catatan mereka. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan soal latihan yang berkaitan dengan konsep yang ditemukan siswa. Soal latihan diberikan agar siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), memilih contoh dan yang bukan contoh dari suatu konsep, menunjukkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, dan dapat menggunakan konsep dalam memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. Pembelajaran yang terpusat pada siswa ini menyebabkan siswa merasa memiliki kegiatan pembelajaran tersebut karena siswa diikutsertakan secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk percaya diri. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini membantu siswa menjadi lebih aktif dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya serta pemikiranya dalam diskusi kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya, siswa melakukan persaingan atau kompetisi dengan siswa lain, mengetahui hasil kerjanya, mendapat pujian karena berhasil mendapat nilai baik dan tujuan yang diakui karena dirasa menguntungkan bagi temannya yang menimbulkan gairah untuk belajar. Motivasi siswa  kelas X SMK Negeri 3 Makassar mengalami peningkatan yang cukup baik..

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan ketercapaian indikator dalam beberapa aspek dengan melihat frekwensi siswa yang aktif dalam setiap aspek. Pada siklus I menunjukkan masih kurangnya keseriusan dan keantusiasan siswa pada beberapa indikator aktivitas siswa. Hal ini terlihat dan proses belajar mengajar dimana siswa masih kurang yang mampu menemukan, memunculkan ide, bereksperimen, dan memecahkan masalah. Selain itu belum tercapainya tujuan mampu menemukan, memunculkan ide, bereksperimen, dan memecahkan masalah. Selain itu belum tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dan belum sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran yang diharapkan dan belum sesuai dengan langkah-langkah metode Mind Map. Hal ini disebabkan oleh guru biasanya menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi melalui penjelasan dan hanya satu guru yang aktif menemukan dan memecahkan sendiri permasalahan siswa terkadang hanya menulis dan mendengar penjelasan guru. Pada siklus II, sudah menunjukkan keseriusan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menemukan, memunculkan ide, berani bereksperimen, dan mampu memecahkan masalah yang ada, saling melontarkan pertanyaan baik terhadap guru maupun dengan temannya sendiri. Hal ini menunjukkan ketercapaian pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah metode Mind Map.

Disamping itu Rata-rata hasil tes siklus, pada siklus I dan siklus II diperoleh berdasarkan tes tertulis siswa yang berbentuk soal pilihan ganda  berjumlah 10 soal. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II.

Berdasarkan data dari lembar observasi, angket, hasil wawancara maupun hasil tes siklus peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) di kelas X SMK Negeri 3 Makassar berjalan lancar sesuai rencana yang telah disusun. Selain itu, tujuan dari tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa juga tercapai.


 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru PKN kelas X SMK Negeri 3 Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas X SMK Negeri 3 Makassar dalam pembelajaran PKN.

2. Setelah diterapkan pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) di kelas X SMK Negeri 3 Makassar menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN. Hal ini terlihat Rata-rata hasil tes siklus, pada siklus I dan siklus II diperoleh berdasarkan tes tertulis siswa yang berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 10 soal. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik, sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran PKN di SMP karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Budiningsih, C. Asri. 2006. Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Cet. I. Jakarta

Buzan. Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book. Batam: Interaksa.

Buzan. Tony. 2004. Mind Map: Untuk meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, Tony, 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama, Cet. VI.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. III.

Erman Suherman, dkk. 2001. Srategi Belajar Mengajar Kontemporer. Bandung : JICA.

Hudojo, H.,et al. 2002. Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas.

Iwan Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Jensen. Eric dan Karen Makowitz. 2002. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super. Bandung : Kaifa.

Mulyasa. 2007. Menjadi guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja RoSMPakarya

Nana Sudjana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja RoSMPakarya.

Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT RoSMPakarya.

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Pandley,j.BD.,R.L. Bretz and J.D Novak. 1994. Concept maps as tool to assas Learning in chemmistry,J.of Chemical Education. 71:9-15

Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: LP UNY

Porter. De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variable-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A.M, 2006. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo Pusada.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.

Siti Partini dan Rosita E. K. 2002. Pembelajaran Modul Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : FIP UNY.


 

Lampiran  1

PEMERINTAH KOTAMAKASSAR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 3 MAKASSAR

                  Alamat :  Jalan Bonto Te’ne Nomor 6 Telepon (0411) 854135 – 836080 Makassar.

 

SURAT IZIN PENELITIAN

Nomor : 421.5/……/SMK.03/VII/2014

 

 

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMK Negeri 3 Makassar, dengan ini memberi izin kepada :

 

                        Nama                           : Hj. ERMIYATI, S.Pd, MH

                        NIP                             : 19611016 198412 2 002

                        Pangkat/Golongan      : Pembina Tk. I / IV b

                        Unit Kerja                   : SMK Negeri 3 Makassar

 

 

Untuk melaksanakan penelitian di SMK Negeri 3 Makassar dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING  UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI  DAN HASIL BELAJAR  PKN BAGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Mulai bulan Juli sampai bulan Oktober  2015

 

                                                                        Makasar, 4 Juli 2015

                                                                        Kepala Sekolah

 

                                                                             

 

 

Dra. SURIANA B, M.Pd

NIP. 19610709 198603 2 012


Lampiran 2.

JADWAL PENELITIAN

 

No

JENIS KEGIATAN

Bulan ke-

1

2

3

4

5

1

Persiapan Izin Penelitian

 

 

 

 

 

2

Penyusunan Pedoman Pengajaran Model Mind Mapping

 

 

 

 

 

3

Penyusunan Rencana Pembelajaran

 

 

 

 

 

4

Penyusunan Instrumen obeservasi, angket dan tes hasil belajar

 

 

 

 

 

5

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1

 

 

 

 

 

6

Analisis refleksi siklus 1

 

 

 

 

 

7

Merumuskan tindakan baru siklus 2

 

 

 

 

 

8

Pemantauan

 

 

 

 

 

9

Penyusunan laporan kemajuan

 

 

 

 

 

10

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2

 

 

 

 

 

11

Analisis refleksi siklus 2

 

 

 

 

 

12

Analisis data hasil penelitian

 

 

 

 

 

13

Penulisan laporan penelitian

 

 

 

 

 

14

Seminar hasil penelitian

 

 

 

 

 

15

Penyerahan laporan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Lampiran 3

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I ( Pertemuan 1 dan 2 )

 

 

Nama Sekolah               :    SMK Negeri 3 Makassar          

Mata Pelajaran             :     PKn

Kelas / Semester          :     X / 1

Standar Kompetensi :    

·         Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional

 

Kompetensi Dasar     :    

·   Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional

·   Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan.

 

Alokasi Waktu            :     4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )

 

I.     Tujuan Pembelajaran:

      Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Pertemuan I

1.       Mendeskripsikan pengertian hukum

2.       Menentukan macam-macam penggolongan Hukum

3.       Mendeskripsikan sumber hukum formal dan material

4.       Menjelaskan sistem tata hukum Indonesia

5.       Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum lembaga peradilan nasional

Pertemuan II

1.       Menguraikan perangkat lembaga peradilan

2.       Menganalisis macam-macam lembaga peradilan

3.       Menganalisis peranan lembaga peradilan

4.       Menganalisis pelaksanaan lembaga peradilan

 

II. Materi Pembelajaran

·   Sistem hukum dan peradilan nasional

·   Peranan lembaga-lembaga peradilan.

 

 

III. Metode Pembelajaran

·         Mind Mapping,

·         ceramah bervariasi,

·         pemberian tugas,

·         diskusi kelompok,

 

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Awal

·         Membuka pelajaran

·         Menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas

·         Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

Kegiatan Inti

·      Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Mind Mapping

·         Guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari tentang Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

·      Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang.

·      Guru dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.

·      Siswa diminta untuk melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa

·      Guru membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa.

·      Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.

 

 

Kegiatan Akhir

1. Membuat kesimpulan

2. Menutup pelajaran

 

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Awal

·         Membuka pelajaran

·         Mereview kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

·         Menyampaikan materi yang akan dibahas

·         Mengajukan pertanyaan tentang Peranan lembaga-lembaga peradilan

 

Kegiatan Inti

·      Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Mind Mapping

·      Guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari Peranan lembaga-lembaga peradilan.

·      Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang.

·      Guru dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.

·      Siswa diminta untuk melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa

·      Guru membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa.

·      Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.

Kegiatan Akhir

1. Membuat kesimpulan

2. Menutup pelajaran

 

V.   SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN           :

     1.    laptop, LCD

     2.    Format pekerjaan

     3.    Kertas karton /HVS

     4.    Kertas penilaian Psikomotorik

5.    Buku PKn kelas X, Atik Hartati-Sowarno, Puskur dan Perbukuan 2011

 

VI. Penilaian

1.  Pengamatan terhadap keaktifan dan keakuratan siswa dalam menjawab pertanyaan

2. Penilaian sikap, minat, dan tingkah laku.

3. Paper and pen / tes tertulis

 

 

 

 

Mengetahui                                                          Makassar,  10 Juli 2015

     Kepala Sekolah,                                                   Guru Mata Pelajaran,

 

 

 

 

Dra. SURIANA B, M.Pd                                                          Hj. ERMIYATI, S.Pd, MH.

NIP. 19660302 199103 1 015                                           NIP. 19611016 198412 2 002

 

 

 


 

Lampiran 4

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II ( Pertemuan 1 dan 2 )

 

 

Sekolah                       : SMK Negeri 3 Makassar

Mata Pelajaran          : PKN

Kelas / Semester       : X / 1

Pertemuan Ke-          : 1 – 2

Alokasi Waktu           : 4 Jam Pelajaran

 

Standar Kompetensi :    

·   Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional.

 

Kompetensi Dasar     :    

·   Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

·   Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

 

Alokasi Waktu            :     4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )

 

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:

Pertemuan I

  1. Menganalisis macam-macam perbuatan yang bertentangan dengan hukum
  2. Menganalisis macam-macam sanksi sesuai hukum yang berlaku
  3. Mendeskripsikan macam-macam aturan tentang pemberantasan korupsi
  4. Menganalisis macam-macam perbuatan yang berkategori korupsi.

 

Pertemuan II

  1. Menunjukkan contoh upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
  2. Menunjukkan contoh sikap anti korupsi
  3. Menunjukkan contoh gerakan/ organisasi anti korupsi

 

 

II. Materi Pembelajaran

·      Sikap Yang Sesuai dengan Hukum

·      Pemberantasan Korupsi

 

III. Metode Pembelajaran

·         Mind Mapping,

·         ceramah bervariasi,

·         pemberian tugas,

·         diskusi kelompok,

 

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Awal

·         Membuka pelajaran

·         Menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas

·         Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang Sikap Yang Sesuai dengan Hukum

 

Kegiatan Inti

·           Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Mind Mapping

·           Guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari Sikap Yang Sesuai dengan Hukum

·           Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang.

·           Guru dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.

·           Siswa diminta untuk melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa

·           Guru membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa.

·           Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.

 

Kegiatan Akhir

1. Membuat kesimpulan

2. Menutup pelajaran

 

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Awal

·         Membuka pelajaran

·         Mereview kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

·         Menyampaikan materi yang akan dibahas

·      Mengajukan pertanyaan tentang materi Pemberantasan Korupsi

 

Kegiatan Inti

·      Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Mind Mapping

·      Guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing siswa tentang materi Pemberantasan Korupsi

·      Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang.

·      Guru dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.

·      Siswa diminta untuk melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa

·      Guru membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa.

·      Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.

 

Kegiatan Akhir

1. Membuat kesimpulan

2. Menutup pelajaran

 

V.   SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN           :

     1.    laptop, LCD

     2.    Format pekerjaan

     3.    Kertas karton /HVS

     4.    Kertas penilaian Psikomotorik

5.    Buku PKn kelas X, Atik Hartati-Sowarno, Puskur dan Perbukuan 2011

 

VI. Penilaian

1.  Pengamatan terhadap keaktifan dan keakuratan siswa dalam menjawab pertanyaan

2. Penilaian sikap, minat, dan tingkah laku.

3. Paper and pen / tes tertulis

 

 

 

 

Mengetahui                                                          Makassar,  10 Juli 2015

     Kepala Sekolah,                                                   Guru Mata Pelajaran,

 

 

 

 

Dra. SURIANA B, M.Pd                                                          Hj. ERMIYATI, S.Pd, MH.

NIP. 19660302 199103 1 015                                           NIP. 19611016 198412 2 002

 

 

 

 

 

Lampiran 5

 

 

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS Siklus I )

 

 

Pertemuan I

 

Jawablah Pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !.

 

1.      Sebutkan ciri-ciri hukum yang berlaku secara mutlak !

2.      Tuliskan Tujuan hokum ada disuatu Negara !

3.      Tuliskan perbedaan sumber hukum material dan sumber hukum formal !

4.      Sebutkan komponen-konponen hukum nasional

 

 

 

 

 

 

Pertemuan II

 

Jawablah Pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !.

 

1.      Tuliskan empat aspek terbentunya kesadaran hukum di masyarakat  

 

2.      Tuliskan perbedaan hukum lokal dan hukum nasional

 

3.      Tuliskan perbedaan hukum publik dan hukum privat/sipil

 

4.      Sebutkan tahap-tahap pembuatan traktat

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 6

 

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS Siklus II )

 

 

 

 

Pertemuan I

 

Jawablah Pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !.

 

1.      Sebutkan faktor-faktor adanya gejala korupsi tumbuh subur didalam suatu negara !

2.      Apakah yang dimaksud dengan yurisprudensi ?

3.      Mengapa suatu perkara dilanjutkan ke Mahkamah Agung dan Mahkama Konstitusi ?

4.      Jelaskan sanksi pidana menurut pasal 10 KUHP ?

 

 

 

 

 

Pertemuan II

 

Jawablah Pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !.

 

1.      Jelaskan lingkungan peradilan berdasarkan UU kekuasaan kehakiman

 

2.      Tuliskan fungsi dan kewenangan Mahkamah Agung  !

 

3.      Sebutkan minimal 5 tugas komisi pemberantasan korupsi  !

 

4.      Sebutkan minimal 3 strategi pencegahan tindak pidana korupsi !

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 7

Format Observasi Aktivitas siswa siklus I

 

Pertemuan I

 

Kelompok

Aktivitas Siswa selama Proses Belajar Mengajar

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

-

2

-

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

-

-

-

4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

-

7

-

-

-

-

-

-

Jumlah

3

4

5

2

2

3

4

1

2

4

 

Pertemuan II

 

Kelompok

Aktivitas Siswa selama Proses Belajar Mengajar

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

-

-

2

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

4

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

6

-

-

-

-

-

7

-

-

-

-

-

Jumlah

3

5

5

3

3

4

5

3

3

5

 

Keterangan :

 

1.    Menyimak pengarahan guru

2.    Kerjasama dikelompoknya

3.    Aktif membaca

4.    Merumuskan masalah

5.    Menemukan atau menyelesaikan masalah

6.    Mengajukan pertanyaan dengan benar dan tepat

7.    Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

8.    Bereksperimen dan berkreasi

9.    Memunculkan ide dan gagasan

10.    Tanggung jawab undividu dan kelompok

 

 

 

 

 

 

Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

 

No

Aktivitas

Pertemuan I

Pertemuan II

Frek-

Wensi

Persentase (%)

Frek-wensi

Persentase (%)

1

 

Menyimak pengarahan guru

3

42,86

3

42,86

2

Kerjasama di kelompoknya

4

57,14

5

71,43

3

Kelompok aktif membaca

5

71,43

5

71,43

4

Merumuskan masalah

2

28,57

3

42,86

5

Menemukan atau menyelesaikan masalah

2

28,57

3

42,86

6

Mengajukan pertanyaaan dengan benar dan tepat

3

42,86

4

57,14

7

Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

4

57,14

5

71,43

8

Bereksperimen dan berkreasi

1

14,28

3

42,86

9

Memunculkan ide dan gagasan

2

28,57

3

42,86

10

Tanggung jawab individu dan kelompok

4

57,14

5

71,43

 

Keterangan

 

Kategori                                    Rentang

 

Sangat Tinggi                   :           85 – 100%

Tinggi                               :           65 – 84 %

Sedang                              :           55 – 64 %

Rendah                             :           35 – 54

Sangat Rendah                :           (0-34)

 

 


 

Lampiran 8

 

Format Observasi Aktivitas siswa siklus II

 

Pertemuan I

 

Kelompok

Aktivitas Siswa selama Proses Belajar Mengajar

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

-

2

-

3

4

-

-

5

-

-

-

6

-

-

-

-

-

7

-

-

-

Jumlah

5

6

6

4

6

5

6

5

5

7

 

Pertemuan II

 

Kelompok

Aktivitas Siswa selama Proses Belajar Mengajar

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

-

2

-

3

4

-

-

5

-

-

-

6

-

7

-

Jumlah

7

7

6

5

6

6

6

6

5

7

 

Keterangan :

1.    Menyimak pengarahan guru

2.    Kerjasama dikelompoknya

3.    Aktif membaca

4.    Merumuskan masalah

5.    Menemukan atau menyelesaikan masalah

6.    Mengajukan pertanyaan dengan benar dan tepat

7.    Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

8.    Bereksperimen dan berkreasi

9.    Memunculkan ide dan gagasan

10.    Tanggung jawab undividu dan kelompok

 

 

 

 

 

 

Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

 

 

No

Aktivitas

Pertemuan I

Pertemuan II

Frek-

Wensi

Persentase (%)

Frek-wensi

Persentase (%)

1

 

Menyimak pengarahan guru

5

71,43

7

100

2

Kerjasama di kelompoknya

6

85,71

7

100

3

Kelompok aktif membaca

6

85,71

6

85,71

4

Merumuskan masalah

4

57,14

5

71,43

5

Menemukan atau menyelesaikan masalah

6

85,71

6

85,71

6

Mengajukan pertanyaaan dengan benar dan tepat

5

71,43

6

85,71

7

Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan

6

85,71

6

85,71

8

Bereksperimen dan berkreasi

5

71,43

6

85,71

9

Memunculkan ide dan gagasan

5

71,43

5

71,43

10

Tanggung jawab individu dan kelompok

7

100

7

100

 

Keterangan

 

Kategori                                   Rentang

 

Sangat Tinggi                   :           85 – 100%

Tinggi                               :           65 – 84 %

Sedang                              :           55 – 64 %

Rendah                             :           35 – 54

Sangat Rendah                :           (0-34)

 

 

 

 

 

 Lampiran 9

 

DAFTAR NILAI SISWA KELAS  X SMK NEGERI 3 MAKASSAR

 

NOMOR

NAMA SISWA

SIKLUS

I

SIKLUS

 II

URT

NIS

1

15091

HASNI

70

90

2

15092

HERVINA

80

90

3

15093

IRNAWATI

80

90

4

15094

JASMAWATI

60

90

5

15095

MIRANDA

70

90

6

15096

MUTMAINNA

80

90

7

15097

NOVIYANTI

70

90

8

15098

NUR IKA YUNANTI

80

90

9

15099

NURHAYATI M

80

100

10

15100

NURSANTI

70

90

11

15101

RAHAYU

80

90

12

15102

RAHMI

70

100

13

15103

RIKA

80

80

14

15104

RINA

70

90

15

15105

RISMPA

70

80

16

15106

RISNA

80

90

17

15107

SARTINA

70

80

18

15108

WULANDARI

80

80

19

15109

ABDUL RAHIM

70

80

20

15110

AKMAL MURADI

90

100

21

15111

FIRMAN

80

100

22

15112

MUH. RISAL

70

100

23

15113

NASIR

80

80

24

15114

RISMAN

70

90

25

15115

RIZAL

80

90

26

15117

SANDI ABDUL KADIR

70

100

27

15118

SURAHMAN

80

90

Jumlah

2030

2430

Rata-Rata

75,18

90,18

Nilai Tertinggi

90

100

Nilai Terendah

60

70

 

 

 

 


 

Lampiran 10

 

DAFTAR HADIR SISWA KELAS  X SMK NEGERI 3 MAKASSAR

PER SIKLUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

NOMOR

NAMA SISWA

SIKLUS I

SIKLUS II

URT

NIS

1

2

1

2

1

15091

HASNI

2

15092

HERVINA

3

15093

IRNAWATI

4

15094

JASMAWATI

5

15095

MIRANDA

6

15096

MUTMAINNA

7

15097

NOVIYANTI

8

15098

NUR IKA YUNANTI

9

15099

NURHAYATI M

10

15100

NURSANTI

11

15101

RAHAYU

12

15102

RAHMI

13

15103

RIKA

14

15104

RINA

15

15105

RISMPA

16

15106

RISNA

17

15107

SARTINA

18

15108

WULANDARI

19

15109

ABDUL RAHIM

20

15110

AKMAL MURADI

21

15111

FIRMAN

22

15112

MUH. RISAL

23

15113

NASIR

24

15114

RISMAN

25

15115

RIZAL

26

15117

SANDI ABDUL KADIR

27

15118

SURAHMAN

 

 

 

 

 

 


 

Lampiran 11

 

SOAL EVALUASI SIKLUS I

 

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!

1.    Pelanggaran terhadap norma moral sanksinya berupa penyesalan diri. Sanksi ini berasal dari ………

a.     Dirinya sendiri

b.     Orang lain

c.     Masyarakat

d.     Tuhan

e.     Negara

 

2.    Dalam Negara hokum, sebaiknya tindakan-tindakan Negara selain mempertimbangkan landasan hukumnya juga………

a.     kegunaannya

b.     kepentingannya

c.     kepastiannya

d.     hasilnya

e.     subyeknya

 

3.    Keistimewaan norma hokum dibandingkan dengan norma-norma lainnya adalah terletak pada ....

a.      Sifat memaksa dengan sanksi ancaman hukuman

b.     Dibuat oleh masyarakat yang membutuhkan ketertiban

c.            Materi Norma yang bersifat mengatur kehidupan dalam masyarakat.

d.     Selalu dibutuhkan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat

e.      Bersumber dari suatu lingkungan mayarakat sekitar.

 

4.     Norma berlaku dalam kehidupan ....

a.      seseorang

b.     kelompok

c.      pribadi

d.     individu

e.     dirinya sendiri

 

5.  Ketentuan yang diatur dalam hokum pidana adalah tentang….

a.     melakukan pelanggaran

b.     korupsi dan penggelapan

c.      kejahatan kemanusiaan

d.     Pelanggaran Administrasi

e.      kejahatan dan pelanggaran

 

6.   Hukum yang megatur hubungan antara warga Negara dan Negara yang menyangkut kepentingan umum disebut …….

a.     Hukum antar golongan

b.     Hukum nasional

c.     Hukum Material

d.     Hukum Publik

e.     Hukum formal

 

7.    Penjelasan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hokum terdapat didalam….

a.      Batang tubuh UUD 1945

b.     Tap MPRS No XX/MPRS/1966

c.      Pembukaan UUD 1945

d.     Pasal II aturan peralihan UUD 1945

e.     Penjelasan UUD 1945

 

 

 

 

8.    Menurut penjeasan Van Kant, Hukum dagang merupakan tambahan hokum perdata yang bersifat khusus atau ………..

a.    Isu Soli

b.    Private rechts

c.     Lex Naturalis

d.     Ius Sanguinis

e.      Lex Specialist

 

9.  Berikut ini yang termasuk tujuan norma hokum adalah……

a.            Memberikan kepastian hokum, seperti penyelewengan terhadap hokum pidana dikenakan pidana

b.     Membalas dendam seseorang karena ia melakukan kejahatan kemanusiaan.

c.      Melarang atau menyuruh subjek hokum untuk berperilaku sesuatu dengan baik.

d.     Menjamin ketertiban umum dan ketenangan atau keadilan interen pribadi.

e.      Memberikan kesetaraan hokum seperti seseorang dipidana penjara sesuai aturan hokum yang berlaku.

 

10.  Pelanggaran terhadap norma hokum, sanksinya bersifat…..

a.      Nyata

b.     Yuridis

c.      memaksa

d.     tertulis

e.      hukum

 

 

 

 



 

 

 

 

 

Lampiran 12

 

SOAL EVALUASI SIKLUS II

 

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!

1 .  Salah satu hal yang membedakan hokum public dengan hokum privat adalah……..

a.      Landasan hukum

b.     Prosesnya

c.      Sanksinya

d.     Saat berlakunya

e.      Fungsinya

 

2.  Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hokum dan keadilan. Pernyataan tersebut adalah bunyi pasal.....

a.      23 ayat 2

b.     24 ayat 2

c.      23 ayat 1

d.     23 ayat 3

e.      24 ayat 1

 

3.    Norma hokum yang dimuat di dalam kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) UU No. 8/1981 termasuk kedalam hokum….

(a)   pidana formal

(b)  public formal

(c)   perdata formal

(d)  perdata material

(e)   pidana material

4.   Negara hokum yang dianut oleh Negara Indonesia adalah Negara hokum dalam arti

a.      positif

b.     induktif

c.      formal

d.     material

e.      deduktif

 

5.  Aturan hukum bersifat memaksa agar ………

a.     menjadi pedoman hidup masyarakat

b.     lembaga hokum sewenang-wenang

c.      dipatuhi oleh anggota masyarakat

d.     masyarakat merasa takut terhadap hukum

e.      lembaga hokum berwibawa

 

6.  Pemeriksaan ditingkat banding di Pengadilan Tinggi dapat terjadi apabila…

a.      terdakwa diputus hukuman seumur hidup

b.     terhukum atau penuntut hokum tidak mau menerima putusan hakim pengadilan negeri

c.      Terhukum dijatuhi hukuman mati

d.     Terdakwa dihukum karena korupsi

e.      Pengadilan negeri tidak serius dalam memutuskan perkara.

 

7.  Seseorang yang mampu menjaga nama baik dengan selalu menaati peraturan yang berlaku berarti telah melaksanakan kebersihan dalam bidang………..

a.      sosial

b.     kesusilaan

c.      hukum

d.     keagamaaan

e.      kemsyarakatan

8.   Patuh terhadap peraturan yang berlaku didalam masyarakat berarti …..

a.    memahami tata tertib masyarakat

b.    mematuhi aturan Negara lain

c.     mematuhi hokum yang berlaku

d.     menghayati setiap undang-undang

e.      membuat hokum masing-masing

9.    Pembatalan atau pernyataan tidak sah oleh Mahkamah Agung terhadap putusan hakim di bawahnya dinamakan…..

a.      Grasi

b.     Amnesti

c.      Banding

d.     Kasasi

e.      Judical Review

10.  Peraturan Hukum yang mengatur cara pelaksanaan alat pelengkapan Negara disebut……

a.     Hukum Pidana

b.              Hukum Tata Negara

c.               Hukum Administrasi Negara

d.     Hukum Acara

e.     Hukum Perdata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 13

 

KUNCI JAWABAN

 

 

KUNCI JAWABAN SIKLUS I

 

1.      C

2.      B

3.      A

4.      B

5.      B

6.      D

7.      C

8.      B

9.      A

10.  C

 

 

 

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

 

1.      E

2.      C

3.      A

4.      A

5.      C

6.      B

7.      C

8.      A

9.      E

10.  C

 

 

 

 

 

Lampiran 14

 

FOTO-FOTO KEGIATAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 15

 

LEMBAR JAWABAN SISWA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR JAWABAN SIKLUS I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR JAWABAN SIKLUS II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SOAL DIAGNOSTIK KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SMP KELAS 7 SEMESTER GENAP

CONTOH MODUL AJAR PAI SMP KELAS VII SEKOLAH PENGGERAK

CONTOH MODUL AJAR PAI BP KELAS 9 SEMESTER GANJIL MATERI AL-QUR'AN