CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODEL MIND MAPPING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui
kegiatan pengajaran. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU SiSMPiknas:
2003).
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang yang
pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik. Harus
diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh kearah kondisi
yang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali. Oleh karena itu dalam
perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan
pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman
modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang. Peningkatan
mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi perkembangan teknologi.
Guru atau pengajar adalah salah satu komponen penting yang menentukan
keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru memiliki
peranan yang sangat vital dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengelolaan
kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang guru dalam
setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dan
prestasi belajar siswa terutama dalam belajar. Guru harus benar-benar
memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses pembelajaran yang
menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam belajar dan mau terlibat dalam
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut menjadi efektif. Dalam hal
ini, untuk belajar diperlukan dorongan yang kuat dari dalam diri siswa sendiri
maupun dorongan dari luar diri siswa tersebut. Dorongan ini lazim disebut
dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan melakukan
sesuatu dengan penuh semangat, terarah dan penuh rasa percaya diri. Hal ini
berlaku juga pada kegiatan belajar siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajarnya, dengan semangat
tinggi serta bersungguh-sungguh dalam belajar, maka prestasi belajar yang
diperoleh akan meningkat lebih optimal lagi. Motivasi belajar merupakan hal
yang penting dan perlu diketahui oleh setiap guru dalam peranannya yaitu dapat
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar bagi siswa.
Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas
seperti dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu,
kebiasaan-kebiasaan, kebutuhan-kebutuhan dan hasrat tertentu. Hal ini akan erat
kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan belajar, keuletan dalam belajar,
kepuasan dan kebahagiaan dan penggunaan waktu dalam belajar.
Dari hasil observasi proses pembelajaran PKN yang dilakukan di
SMK Negeri 3 Makassar khususnya kelas X diketahui pada saat pembelajaran
berlangsung terlihat bahwa siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, hal
tersebut tampak ketika guru memberikan pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab.
Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, sebagian besar
siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka sibuk dengan
kegiatan masing-masing. Ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya,
melamun, ada yang mendengarkan tetapi tampak lesu, bahkan ada yang mengerjakan
tugas selain pelajaran PKN. Sebagian besar siswa enggan untuk bertanya jika
sulit dalam memahami materi pelajaran yang baru saja diterangkan oleh guru, dan
siswa tampak tidak semangat mengikuti pelajaran PKN. Kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa motivasi belajar PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar,
belum berkembang secara optimal. Model pembelajaran yang diimplementasikan guru
selama ini kurang dapat mendukung peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan
adanya berbagai kecenderungan situasi yang muncul seperti di atas, Sehingga
dalam hal ini perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam belajar PKN. Dalam proses belajar mengajar,
penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan
belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, dapat menjadikan
siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi
yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk
belajar PKN dan tidak menganggap PKN sebagai pelajaran yang sulit bahkan
menganggap bahwa pelajaran PKN merupakan pelajaran yang menyenangkan.
Dalam pembelajaran siswa akan lebih
termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan
kebutuhan siswa, menyebabkan mereka puas dan menambah percaya dirinya. Salah
satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik,
memotivasi siswa dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi adalah Mind
Map (peta pikiran). Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta
pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh
guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat,
siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind
Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan
dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Tony
Buzan (2006: 4) pembelajaran PKN dengan menggunakan metode Mind Map (peta
pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat,
serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih
menarik, siswa juga akan lebih termotivasi dengan pembelajaran PKN. Sehingga
dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN,
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar PKN siswa. Selanjutnya menurut
Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Map” menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map ini akan membantu
anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan Rumus dengan
mudah; (3) Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi
lebih cepat. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya mencapai ke arah
tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
PKN, maka penulis berkolaborasi dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul penelitian “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN BAGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
1. Sebagian besar
siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran PKN.
2. Motivasi belajar
sebagian besar siswa masih rendah dalam pembelajaran PKN.
3. Sebagian besar
siswa merasa kesulitan dalam mempelajari PKN.
4. Kecenderungan
sebagian besar siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran PKN.
5. Sebagian besar
perhatian dan kosentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKN masih sangat
kurang.
6. Masih kurangnya
variasi metode pembelajaran PKN yang digunakan di SMK Negeri 3 Makassar.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian
ini, maka dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penggunaan metode Mind
Map (peta pikiran) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar pada pokok bahasan Sistem Hukum Dan
Peradilan Nasional
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
penggunaan metode Mind Map (peta pikiran) dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran PKN di SMK Negeri 3 Makassar?
2. Adakah peningkatan
hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN kelas X SMK Negeri 3 Makassar ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran PKN dengan
metode Mind Map (peta pikiran) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
yang mencakup aktivitas siswa dalam pembelajaran PKN kelas X SMK Negeri 3 Makassar.
2. Mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKN kelas X SMK Negeri 3 Makassar melalui metode Mind Map (peta
pikiran).
F. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan:
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru PKN dalam
menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga dapat menjadi sebuah alternatif solusi bagi
para guru mata pelajaran PKN sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam
menggunakan metode pengajaran.
2. Bagi siswa
Penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map
(peta pikiran) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menumbuhkan
motivasi belajar siswa dalam belajar PKN, serta pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Metode pembelajaran PKN diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran Mind
Map (peta pikiran).
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran
PKN dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map (peta pikiran) yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran PKN
a. Belajar
Menurut Herman Hudojo (2005: 83) belajar merupakan proses dalam
memperoleh pengetahuan baru sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah
laku. Perubahan tingkah laku dalam proses belajar terjadi karena interaksi
dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2008: 28).
Menurut Sardiman (2006: 21) belajar adalah berubah. Dalam
hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar
akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri. Menurut Winkel (2004:59) mendefinisikan belajar sebagai suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi individu dengan sumber
belajarnya, yang menghasilkan sejumlah perubahan. Perubahan-perubahan itu
bersifat tetap yang meliputi perubahan pengetahuan atau pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap. Dari berbagai pendapat tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan usaha perubahan tingkah laku seseorang atau individu
yang terjadi secara sadar, intensional, positif, aktif, efektif dan fungsional
karena interaksi dengan lingkungan sekitarnya, yang mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik yang tidak ditentukan oleh unsur-unsur turunan genetik,
tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal baik melalui
latihan atau pengalaman yang berlaku dalam waktu yang cukup lama.
b. Pembelajaran
Menurut Mulyasa (2007: 14) pembelajaran merupakan proses
yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan
bantuan bagi terjadinya proses belajar. Guru berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan penilai pembelajaran. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah
proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa,
dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi
siswa yang bersangkutan (Erman Suherman dkk., 2001: 9).
Erman Suherman (2001: 9) juga menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti proses pembelajaran
adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti
guru dan teman sesama siswa. Menurut Uzer Usman (2002: 4) pembelajaran
merupakan proses yang mengandung serangkaian tindakan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2005: 57).
Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan
subyek didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara sistematis agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien (Depdiknas, 2004: 7).
Menurut Bettencourt sebagaimana dikutip oleh Siti Partini
dan Rosita E. K. (2002: 2) pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan
dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan
peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Jadi, tugas pendidik adalah
membantu peserta didik agar mampu mengkonstrusikan pengetahuannya sesuai dengan
situasi yang kongkret. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses kegiatan guru
yang ditujukan pada siswa dalam menyampaikan pesan berupa pengetahuan, sikap
dan ketrampilan serta membimbing dan
melatih siswa agar belajar, dengan demikian guru harus menciptakan suatu
kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Guru melakukan
kegiatan pembelajaran atau mengajarkan siswa, sedang siswa melakukan kegiatan belajar.
Menurut Oemar Hamalik dalam pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis
2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi
siswa dalam belajar
3) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran
baik secara fisik maupun psikologis
4) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik
dan menantang bagi siswa
5) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang
tepat dan menarik
6) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman
dan menyenangkan bagi siswa (http://digilib.unnes.ac.id/)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran merupakan
proses interaksi antara peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan
belajar dalam situasi edukatif sehingga menghasilkan perubahan yang relatif
tetap pada pengetahuan dan tingkah laku untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Hakikat Motivasi Belajar
a. Motivasi
Motivasi adalah ‘pendorongan’ yaitu suatu usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu
(Ngalim Purwanto, 2006: 71). Menurut Oemar Hamalik (2001: 158) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Echole (Usman, 2002: 24) Motivasi berasal dari kata “motif”
yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Menurut McDonald (Oemar Hamalik, 2001: 158), “Motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mengantisipasi tercapainya tujuan. Dari pengertian tersebut, motivasi
mengandung tiga elemen penting, yaitu : 1) Motivasi mengawali terjadinya
perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
2) Motivasi ditandai dengan
munculnya rasa “feeling” afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan manusia.
3) Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari
dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh
adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Motivasi menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2003: 61) didefinisikan sebagai kekuatan yang menunjuk
suatu dalam diri individu dan mendorong atau menggerakkan individu tersebut
melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu tujuan. Sementara itu Winkel (1991:
92) menyatakan bahwa motivasi ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Oemar Hamalik (2001: 162)
menyatakan bahwa motivasi ada 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam
situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.
Motivasi ini timbul tanpa pengaruh luar. Motivasi yang berasal dari dalam dapat
berupa: keinginan untuk berhasil, keinginan untuk memperoleh pengetahuan,
keinginan untuk trampil serta keinginan untuk mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar
atau motivasi yang timbul dari pengaruh luar. Motivasi yang berasal dari luar
berupa: adanya keinginan memperoleh penghargaan, adanya persaingan antar teman
dan adanya dorongan dari guru.
Sardiman (2007: 75) juga mengartikan Motivasi merupakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
seseorang.
Menurut Oemar Hamalik (2001: 166), ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah diantaranya yaitu memberi
nilai-nilai, hadiah, saingan/kompetisi, kerja kelompok, pujian dan film
pendidikan. Motivasi juga timbul karena adanya kebutuhan, tujuan yang ingin
dicapai dan lingkungan.
Salah satu cara membangkitkan motivasi adalah dengan menunjukkan
kepada siswa bahwa keterampilan yang mereka pelajari itu sangat diperlukan oleh
mereka dalam rangka belajarnya (Usman, 2002: 28). Sementara itu Sardiman (2007:
93), berpendapat bahwa menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Motivasi memiliki peran dalam menumbuhkan gairah dan semangat
untuk belajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang kuat baik dari dalam diri seseorang
maupun dorongan dari luar diri seseorang untuk memenuhiutuhan dan mencapai
tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkahlakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
b. Motivasi Belajar
Menurut W.S. Winkel (2004: 169) menyatakan bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar menurut Sardiman (2007: 75) adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.
Ada beberapa ciri orang yang memiliki motivasi belajar,
seperti yang dikemukakan oleh Sardiman AM (2006: 83) yaitu:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Senang mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah
(Cepat bosan pada hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga
kurang kreatif).
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya (Tidak mudah melepaskan
hal yang diyakini itu kalau sudah yakin akan sesuatu).
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru, pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi menurut Oemar Hamalik (2001: 161),
fungsi motivasi itu adalah:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar
b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
kepada pencapaian tujuan yang diinginkan
c. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin
mobil. Besar-kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi belajar merupakan keseluruhan
daya atau dorongan penggerak yang berasal dari dalam diri siswa (motivasi
intrinsik) maupun yang berasal dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik) untuk
menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kegiatan kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah kepada belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.
3. Hakikat Mind Map (
Peta Pikiran )
Pada tahun 1975, Tony Buzan telah mengembangkan suatu metode
pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dapat melatih siswa berpikir dengan
lebih berdayaguna, yaitu suatu metode yang terkenal dengan istilah Mind Map (peta
pikiran) dan sejak itu metode Mind Map (peta pikiran) berkembang dan
telah banyak dipergunakan dalam pembelajaran.
Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map (peta pikiran)
adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan
mengingat kembali informasi yang diterima tesebut. Mind Map (peta pikiran)
juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih
mudah memahaminya.
Mind map (peta
pikiran) merupakan satu bentuk metode belajar yang efektif untuk memahami
kerangka konsep suatu materi pelajaran.
Iwan Sugiarto (2004: 75) menerangkan bahwa Mind Map (peta
pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru
untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa
juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi. Lebih
lanjut Iwan Sugiarto (2004: 76) menerangkan bahwa Mind map (peta
pikiran) adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu tentang suatu
konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan subtopik-subtopik dan gagasan
yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar
kertas, melalui penggambaran simbol, kata-kata, garis, dan tanda panah. Menurut
Hudojo, et al (2002: 9) Mind Map (peta pikiran) adalah keterkaitan
antara konsep suatu materi pelajaran yang direpresentasikan dalam jaringan
konsep yang dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang
mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan
dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran. Menurut Martin (Basuki, 2000:
22) mengungkapkan bahwa Mind Map (peta pikiran) merupakan petunjuk bagi
guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dalam materi pelajaran.
Sedangkan menurut Arends (Basuki, 2000: 25) menuliskan bahwa Mind Map (peta
pikiran) merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat
sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa
dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.
Bobbi de Porter dan Hernacki (1999: 152) menjelaskan, Mind
Map (peta pikiran) merupakan metode pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang
lebih dalam. Mind Map (peta pikiran) adalah teknik meringkas konsep yang
akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta
atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Iwan Sugiarto, 2004: 74).
Menurut Eric Jensen (2002: 95) Mind Map (peta
pikiran) sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang telah
diterima oleh siswa dalam proses pembelajaran. Mind Map (peta pikiran)
bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang
akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi
yang telah dipelajari.
Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map (peta pikiran)
dapat menghubungkan konsep yang baru diperoleh siswa dengan konsep yang sudah
didapat dalam proses pembelajaran, sehingga menimbulkan adanya tindakan aktif
yang dilakukan oleh siswa. Sehingga akan menciptakan suatu hasil peta pikiran
berupa konsep materi yang baru dan berbeda. Peta pikiran merupakan salah satu
produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Menurut Hudojo (2002: 25) Melalui proses pembelajaran dengan
metode Mind Map (peta pikiran) ini, Guru membimbing siswa mempelajari
konsep suatu materi pelajaran. Siswa mencari inti-inti pokok yang penting dari
materi yang dipelajari. Setelah siswa memahami konsep materi yang dipelajari,
kemudian siswa melengkapi dan membuat peta pikiran. Kegiatan berikutnya guru
memberikan contoh soal kemudian dikerjakan oleh siswa, kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi
yang dipelajari. Sehingga diharapkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri dan guru cukup berperan sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran
(Mulyasa, 2007: 14)
Menurut teori motivasi ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction), siswa akan termotivasi jika apa yang
dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, apa yang
mereka pelajari menyebabkan mereka puas dan menambah percaya dirinya. Dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map, Pertama siswa
mempelajari konsep suatu materi dengan bimbingan guru, dalam kegiatan ini siswa
lebih banyak melakukan kegiatan sendiri sehingga menumbuhkan rasa tekun dalam
belajar dan ulet menghadapi kesulitan pada diri siswa. Kedua menentukan ide-ide
pokok, dalam kegiatan ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci
atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari sehingga
mengembangkan kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah.
Ketiga membuat atau menyusun Mind Map (peta pikiran), dalam hal ini
setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu
materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci
tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa sehingga kegiatan ini mengembangkan kemandirian siswa
dalam menyelasaikan tugas. Keempat presentasi didepan kelas, mempresentasikan
yang dimaksud adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan peta pikirannya didepan
kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain yang pada
akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan
pendapatnya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map ini
siswa aktif menyusun inti-inti dari suatu materi pelajaran menjadi peta
pikiran. Menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku
Pintar Mind Map” menunjukan bahwa Mind Map (peta pikiran) ini akan
membantu anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan
Rumus dengan mudah; (3) Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat
dan menghafal menjadi lebih cepat. Tony Buzan juga menunjukan bahwa siswa akan
menghafal dengan cepat dan mudah berkosentrasi dengan teknik peta pikiran
sehingga menimbulkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan serta keinginan untuk
berhasil. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa metode Mind Map (peta
pikiran) adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam
proses belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh
siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang
penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau grafik sehingga siswa
lebih mudah memahaminya.
4. Pembelajaran
dengan Menggunakan Metode Mind Map (Peta Pikiran)
Menurut Ausubel yang dikutip Hudojo (2002: 10) menyatakan bahwa
pembelajaran yang menggunakan Mind Map (peta pikiran) dapat membuat
suasana belajar menjadi bermakna karena pengetahuan atau informasi yang baru
diajarkan menjadi lebih mudah terserap siswa. Lebih lanjut Ausubel yang dikutip
Hudojo (2002: 10) menerangkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran), akan membantu siswa dalam meringkas materi pelajaran
yang diterima oleh siswa pada saat proses pembelajaran sehingga menjadi lebih
mudah dipahami oleh siswa.
Menurut Pandley (1994: 45) Metode Mind Map (peta
pikiran) bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis,
yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan
konsep dari suatu materi pelajaran.
Pandley (1994: 46) Adapun tahap-tahap pembelajaran PKN dengan
menggunakan metode Mind Map sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang
materi pelajaran yang akan dipelajari.
2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang
dipelajari dengan bimbingan guru.
3. Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh
guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat
duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat peta pikiran dari
materi yang dipelajari.
4. Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap
materi guru menunjuk beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil peta pikiran dengan mencatat atau menuliskan di
papan tulis.
5. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan
tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
6. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah
dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
7. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui
pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) adalah metode
pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa tentang keterampilan
berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran
sehingga dapat meningkatkan motivasi.
B. Kerangka Berpikir
Mind Map (peta
pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk membantu
siswa dalam menentukan dan menyusun inti-inti yang penting dari materi
pelajaran, serta metode yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan
pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu pokok materi pelajaran.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah (1)
mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2) menentukan ide-ide pokok, (3)
membuat peta pikiran, (4) mempresentasikan didepan kelas. Dalam mempelajari
konsep suatu materi pelajaran siswa dibimbing oleh guru, siswa membaca seluruh
isi materi dan memahami materi secara keseluruhan. Peranan guru hanyalah
sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga diharapkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atas bimbingan guru. Menentukan ide-ide pokok dalam
hal ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting
dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari. Membuat atau menyusun peta
pikiran dalam hal ini setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau
istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian
siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang
paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Mempresentasikan yang dimaksud
adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari, serta menuangkan
ide peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada
siswa lain.
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta
pikiran) siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang diperoleh
siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya
merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa
mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung
melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan
guru hanya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide. Setiap individu mempunyai potensi
yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang
menggali motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang.
Pembelajaran dengan metode Mind Map lebih menekankan
pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, akan meningkatkan daya hafal dan pemahaman
konsep siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan
belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih tekun dalam belajar
dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan
masalah PKN yang bervariasi, sanggup bekerja mandiri, dan dapat mempertahankan
pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa penerapan metode Mind Map (peta
pikiran) merupakan metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sehingga ada dugaan bahwa pembelajaran PKN dengan metode
Mind Map (peta pikiran) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan merupakan jawaban
sementara berupa tindakan (action) atas rumusan permasalahan yang ditetapkan
dalam perencanaan penelitian tindakan kelas. Hipotesis tindakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah “apabila model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping diterapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar pada
mata pelajaran PKN.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan
secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru
kelas X SMK Negeri 3 Makassar. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan
penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara
partisipatif, artinya peneliti dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung
terlibat dalam penelitian.
B. Setting Penelitian dan Sumber Data
Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok,
pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Kelas X ini dipilih atas dasar
kesepakatan peneliti dan guru kelas X. Sumber data utama dalam penelitian ini
adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas,
catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan
siswa dan guru, hasil tes, hasil pekerjaan siswa dan data tambahan berupa
dokumentasi foto.
C. Tempat dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Makassar pada
siswa kelas X semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016, Waktu pelaksanaan
penelitian pada bulan Juli sampai Oktober 2015.
D. Subyek dan Obyek
Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri
3 Makassar berjumlah 27 siswa dan seorang guru kelas X yang mengajar di kelas
tersebut. Sedangkan obyek penelitiannya adalah keseluruhan proses pembelajaran
pada penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran PKN di SMK
Negeri 3 Makassar.
E. Instrumen
Penelitian
Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:
1. Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan
RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan
untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam
merangkum materi pelajaran PKN yang diberikan oleh guru, kendala-kendala yang dihadapi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kejadian-kejadian spesifik
lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan
sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
2. Lembar angket
motivasi belajar PKN
Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai
motivasi belajar PKN siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan
kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan
metode Mind Map (peta pikiran).
3. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut
tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan angket. Selain
itu juga mempermudah peneliti melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa
dan guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (peta
pikiran) yang dilakukan. Adapun isi dari pedoman wawancara ini adalah kendala
apa saja yang dihadapi siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dan solusi apa yang diambil
untuk mengatasi kendala tersebut. Selain itu juga menanyakan bagaimana
tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran). Pedoman wawancara ini bersifat bebas, sehingga peneliti
dapat mengembangkan sendiri pertanyaan yang ingin diajukan guna mamperoleh data
selengkaplangkapnya.
Meskipun sifatnya bebas, kegiatan wawancara ini tetap terkendali
karena peneliti membawa pedoman wawancara yang berisi garis besar tentang
hal-hal yang akan ditanyakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan merupakan sumber informasi yang sangat
penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra pengamat (observer) berdasarkan
hasil observasi berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, hubungan interaksi antar guru dan siswa, interaksi siswa
dengan siswa. Aspek perencanaan, pelaksanaan, diskusi, dan refleksi dituangkan
secara diskriptif dalam catatan lapangan.
5. Tes Tertulis
Tes tertulis yang dimaksud adalah tes evaluasi yang
diberikan apabila sub bab telah selesai. Tes ini diberikan setiap akhir siklus.
Tes evaluasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan para siswa setelah menerima proses pembelajaran dengan
metode Mind Map (peta pikiran). Instrumen ini juga digunakan sebagai
sumber tambahan dalam melihat perkembangan motivasi belajar siswa yang dilihat
dari peningkatan nilai dan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Tes evaluasi
digunakan untuk mengetahui ketercapaian prestasi belajar siswa.
6. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu media untuk memperoleh gambaran visualisasi
mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi
berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan
yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi
dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.
F. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran
PKN dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) dan mengamati
perilaku siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Angket
Angket adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan yang disusun secara khusus dan
digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi
sebagaimana dibutuhkan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket motivasi yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi
siswa. Serta angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran
dengan metode Mind Map (peta pikiran).
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung
terhadap subjek penelitian. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
secara lebih mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran PKN dengan metode Mind
Map (peta pikiran) dan hambatan yang dihadapi selama pembelajaran
berlangsung. Dengan wawancara diharapkan dapat diketahui permasalahan yang
dialami siswa selama proses pembelajaran serta tanggapan siswa terhadap
pembelajaran.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data. Catatan
lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta
kendala-kendala yang dihadapi siswa maupun guru.
5. Tes
Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus.
Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajari.
6. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh
dari hasil observasi, angket, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat
catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil
observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi informasi data, tugas, hasil
tes. Selain itu dokumen digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai
kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang diambil selama proses
pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) berlangsung.
G. Rancangan
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan
oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Pardjono dalam
Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2007: 22), penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan
yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu
spiral yang saling terkait. Adapun model
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan
Taggart
Keterangan:
1. Planning (Perencanaan)
2. Action (Pelaksanaan Tindakan)
3. Observation (Pengamatan)
4. Reflection (Refleksi)
(sumber : Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2007:
22))
Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan
sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Siklus Pertama
a. Perencanaan (planning).
Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai
berikut:
1) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode Mind Map (peta
pikiran). RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Menyusun dan
menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
perilaku siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3) Menyusun pedoman
wawancara untuk siswa dan guru. Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah peneliti
dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang
dilaksanakan.
4) Menyusun lembar
angket motivasi belajar siswa. Lembar angket motivasi belajar ini untuk
mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
5) Menyusun dan
mempersiapkan Soal Tes dan LKS untuk siswa,
kemudian dikonsultasikan dengan guru yang bersangkutan.
b. Tindakan (action)
Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan
tindakan dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) pada PKN. Pada
tahap tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun
dan direncanakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu pembelajaran PKN dengan menggunakan
metode Mind Map (peta pikiran). Tindakan yang dilakukan sifatnya
fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan sesuai dengan apa yang
terjadi di lapangan.
c. Observasi (observation)
atau pengamatan
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk
mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik.
Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah
dibuat
d. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi.
Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang
dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus pertama
sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
2. Rancangan
Penelitian Siklus Kedua
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai
perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus
pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan (action), observation (observasi), dan
refleksi (reflection). Jika dievaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi
peningkatan dilaksanakan siklus ke ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada
tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga, keempat dan seterusnya tidak
diperlukan jika sudah ada peningkatan motivasi belajar PKN siswa sebagai tolak
ukur keberhasilan penelitian. Siklus ketiga, keempat, dan seterusnya dimungkinkan
untuk dilaksanakan jika hasil siklus I dan siklus II belum menunjukkan
peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKN.
H. Teknik Analisis
Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara,
angket, catatan lapangan, tes dan dokumentasi pembelajaran. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatanhambatan yang
terjadi selama pembelajaran. Analisis data dilakukan sejak data diperoleh dari
hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada
siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Data
Observasi dan catatan lapangan
Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskrPKnikan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu menggunakan lembar observasi motivasi
siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan.
Persentase perolehan skor pada lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan
seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap
siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap
pertemuan pembelajaran. Selanjutnya persentase skor hasil observasi motivasi
siswa dianalisis sesuai dengan pedoman kriteria observasi motivasi siswa
sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Motivasi
Siswa
Katergori |
Rentang |
Sangat
Tinngi |
85-100 |
Tinggi |
65-84 |
Sedang |
55-64 |
Rendah |
35-54 |
Sangat
Rendah |
0-34 |
Selain pedoman observasi, digunakan juga catatan lapangan
untuk melengkapi catatan hasil observasi dalam mendeskrPKnikan hasil pengamatan
tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Analisis data hasil
wawancara
Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau merangkum
hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan.
I. Indikator
Keberhasilan
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai
dengan adanya perubahan ke arah perbaikan dari motivasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran. Indikator tersebut
adalah:
1. Pelaksanaan
pembelajaran PKN sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode Mind Map (peta pikiran).
2. Adanya peningkatan
motivasi siswa dalam belajar PKN setelah diterapkan metode Mind Map (peta
pikiran) yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase angket motivasi siswa dari
siklus I ke siklus II dan telah mencapai kriteria tinggi.
3. Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa meningkat
dari siklus I ke siklus II.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan,
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus.
Pada siklus I, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun RPP, LKS dan soal tes
siklus I berkolaborasi dengan guru kelas
X. RPP, LKS dan soal tes dapat dilihat pada lampiran. Peneliti juga menyusun
instrumen penelitian lainnya seperti pedoman observasi, angket dan pedoman
wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan segala
sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan saat perencanaan meliputi:
1) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
a) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan agar
pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode mind map (peta pikiran) yang
difokuskan pada peningkatan motivasi siswa. Pada pertemuan pertama materi yang
dipelajari adalah Hukum di Indonesia. Selanjutnya pada pertemuan kedua adalah Peradilan
Nasional, sedangkan pertemuan ketiga dilakukan tes siklus I.
b) Lembar Kegiatan
Siswa (LKS)
LKS disusun untuk membimbing kegiatan diskusi siswa dalam menyelesaikan
masalah selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map (peta
pikiran)..
c) Soal Tes Siklus I
Soal tes siklus I terdiri dari 10 soal. Tes ini diberikan
pada akhir siklus I berdasarkan materi yang telah dipelajari.
2) Penyusunan
Instrumen Penelitian
a) Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan
digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama pelaksanaan proses
pembelajaran. Hal-hal yang diobservasi yaitu: kegiatan awal pembelajaran yang
berisi tentang aktivitas guru seperti mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, memberikan
apersepsi serta memotivasi siswa; kegiatan inti pembelajaran yang berisi
tentang aktivitas siswa dan guru; penutup yang berisi tentang aktivitas guru
dalam membimbing siswa membuat rangkuman. Peneliti juga menyusun lembar observasi
motivasi siswa, yang berfungsi untuk mengetahui aktivitas serta motivasi siswa
selama pelaksanaan pembelajaran.
b) Angket Motivasi
belajar Siswa
Angket motivasi belajar siswa disusun untuk mengetahui motivasi
belajar siswa terhadap pembelajaran PKN melalui pelaksanaan pembelajaran dengan
metode mind map (peta pikiran).
c) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara terdiri dari 2 macam yaitu pedoman wawancara
untuk guru dan siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada guru sebanyak 7 butir dan
pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebanyak 6 butir.
b. Pelaksanaan
tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang
telah disusun oleh peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu
oleh rekan peneliti dalam melakukan pengamatan. Materi yang dibahas dalam
pelaksanaan tindakan siklus I adalah Hukum di Indonesia dan Peradilan Nasional.
Tes siklus I dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang diberikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Adapun deskripsi
pelaksanaan pembelajaran PKN pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah Hukum di
Indonesia. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan pertama
ini adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada tahap awal pembelajaran guru menyampaikan secara lisan
materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Kemudian guru
memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya
akan dilaksanakan sedikit berbeda dengan hari-hari biasa yaitu menerapkan
pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran). Guru bertanya kepada
siswa mengenai mind map (peta pikiran). Tidak ada siswa yang mengetahui
sehingga guru menyampaikan cara pembelajaran menggunakan metode mind map (peta
pikiran), yaitu: Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, setiap anggota
kelompok diberi Lembar Kegiatan Siswa. Siswa mendiskusikan permasalahan yang
ada pada Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing,
kemudian siswa melengkapi peta pikiran dari
soal-soal yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa. Guru menyampaikan pada
seluruh siswa untuk lebih siap dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari
guru dalam kelompok diskusinya, karena setelah diskusi selesai guru akan menunjuk
secara acak salah satu kelompok dan kelompok yang bersangkutan harus mempresentasikan
hasil pekerjaannya didepan kelas. Selanjutnya guru memberi motivasi siswa untuk
memperhatikan dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan
pembelajaran PKN. Sebelum memasuki materi yang akan dipelajari guru melakukan
apersepsi.
b) Kegiatan Inti
Pada tahap ini guru melanjutkan pembelajaran dengan membimbing
siswa mempelajari materi. Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan
oleh guru, kemudian guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan
tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27 orang, dikelompokkan menjadi 7
kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan ada yang beranggota 3 orang. Guru
dibantu peneliti kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk
melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar
Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebagian
besar siswa masih bermalas-malasan untuk memulai diskusi. Guru membimbing
keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar
Kegiatan Siswa. Beberapa kelompok mulai membaca Lembar Kegiatan Siswa tersebut
dan mulai membuat peta pikiran dari soal yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa.
Guru berkeliling untuk mengamati hasil pekerjaan setiap kelompok. Guru menghampiri
kelompok 7 yang masih tampak kebingungan dalam melengkapi dan membuat peta
pikiran pada Lembar Kegiatan Siswa tersebut. Siswa juga diingatkan agar
mencantumkan nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompok yang sudah dibentuk.
Guru melanjutkan mengamati pekerjaan kelompok lain. Guru melihat beberapa
kelompok hampir selesai dalam membuat peta pikiran pada Lembar Kegiatan Siswa,
tetapi ada kelompok yang belum memulai menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa dan terlihat
asik bercanda. Beberapa kelompok mengalami kesulitan dan mengajukan pertanyaan
yang sama. Guru memberikan pengarahan kepada keseluruhan siswa secara
bersama-sama di depan kelas. Setelah guru selesai menjelaskan, beberapa
kelompok mulai menyelesaikan semua soal dalam Lembar Kegiatan Siswa. Namun masih
ada kelompok yang tampak masih bingung dan berusaha bertanya kepada kelompok
lain. Waktu diskusi kelompok telah selesai, guru meminta setiap kelompok untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya kemudian meminta kesediaan salah satu kelompok
untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Karena tidak ada kelompok yang berani presentasi
maka guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasiakan Lembar Kegiatan
Siswa yang telah dikerjakan. Salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru yaitu kelompok
2 untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya. Sebagian besar siswa
memperhatikan siswa yang sedang presentasi, Saat jalannya presentasi jarang
siswa bertanya. Guru menanyakan “Apakah ada ada kelompok lain yang menjawab
berbeda dari presentasi didepan?” Sebagian besar siswa menjawab “Tidaaaak bu...”.
Setelah kelompok 2 selesai melakukan presentasi dan menulis hasil presentasi
dipapan tulis, kelompok 2 dipersilahkan kembali ke tempat duduk semula. Guru
meminta setiap siswa mencermati hasil pekerjaan dari kelompok 2 kemudian guru bersama
siswa melakukan pengecekan jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila
ada kesalahan. Sebelum pengecekan guru bertanya setiap soal “Apakah ada jawaban
yang berbeda? Kalau ada silahkan maju kedepan dan dituliskan....”. Lagi-lagi
siswa menjawab “tidak....”. Kemudian guru bertanya kepada siswa “bagaimana
dengan kelompok lain? Apakah ada yang berbeda dengan kelompok 2?”. Siswa hanya
diam, kemudian guru menunjuk kelompok 7. Kelompok 7 menjawab “iya sama bu.”
Setelah evaluasi selesai guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya
semula.
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah di pelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal
pekerjaan rumah dan meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu
tentang operasi penjumlahan dan operasi pengurangan pada bentuk aljabar. Guru mengakhiri
proses pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I ini materi yang diajarkan
adalah Peradilan Nasional. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada
pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada tahap awal pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan
berdoa. Sebelum mulai ke materi berikutnya guru menghimbau siswa mempersiapkan
Pekerjaan Rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama.
Dalam membahas Pekerjaan Rumah siswa, guru meminta beberapa siswa secara
bergantian untuk menuliskan hasil jawaban mereka di papan tulis. Setelah semua
soal dibahas, Kemudian guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum jelas
tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan berikutnya guru menyampaikan
secara lisan materi yang akan dipelajari yaitu tentang Peradilan Nasional.
Kemudian guru memulai apersepsi. Guru juga memotivasi siswa untuk memperhatikan
dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.
b) Kegiatan inti
Guru membimbing siswa mempelajari tentang materi Peradilan Nasional. Setelah siswa
memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, kegiatan berikutnya guru
menghimbau siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah
dibagi pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk siswa serta
menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dibantu oleh
Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan kepada setiap
kelompok. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada Lembar Kegiatan Siswa dan
memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa mengerjakan
Lembar Kegiatan Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan Lembar
Kegiatan Siswa dan meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum dalam
Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan
nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya. Sama halnya dengan pertemuan
1, siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa juga dengan melengkapi dan
membuat peta pikiran dari soal-soal yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Siswa.
Siswa mulai mendiskusikan masalah pada Lembar Kegiatan Siswa bersama
kelompoknya. Sebagian besar kelompok siswa tampak aktif berdiskusi, tetapi ada kelompok
siswa yang terlihat malas-malasan untuk mulai mengerjakan. Selama proses
diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk
mengontrol jalannya diskusi dan menegur serta mengkondisikan jalannya diskusi.
Guru mengawasi agar semua siswa ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar
Kegiatan Siswa, guru sering mendatangi dan mengontrol setiap pengerjaan Lembar Kegiatan
Siswa masing-masing kelompok dan memperingatkan siswa yang masih bermain-main
dan tidak ikut aktif dalam diskusi. Selain itu juga, siswa diminta untuk
menyalin hal-hal yang penting dalam Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya
dokumen tentang materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Guru
mengarahkan keseluruhan kelompok secara bersamasama untuk melakukan kegiatan
yang ada di Lembar Kegiatan Siswa. Proses kerja tiap kelompok dalam
menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa bervariasi. Ada yang semua anggota kelompok
ikut berdiskusi, ada pula yang bergantian dalam mengerjakan bahkan ada pula
hanya satu orang yang mengerjakan. Guru selalu memberikan dorongan agar semua
siswa aktif berdiskusi dalam kelompok. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan
Lembar Kegiatan Siswa. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya kemudian meminta kesediaan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi mereka di depan kelas. Ketika
guru menanyakan apakah ada kelompok yang ingin mempresentasikan dan menuliskan
jawaban hasil diskusi mereka di papan tulis, ternyata ada salah satu kelompok
yang langsung bersedia maju untuk mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi
kelompok mereka tanpa ditunjuk oleh guru, yaitu kelompok 1. Kelompok 1 maju ke
depan lalu mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan
Siswa. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terlihat
pada penyampaian siswa yang sudah lancar dan dengan suara yang dapat didengar
semua kelompok. Kelompok lain juga terlihat memperhatikan presentasi dari
kelompok 1 tetapi masih ada siswa yang sibuk dengan dengan dirinya sendiri dan
bercanda dengan teman. Bagi siswa yang tidak memperhatikan, guru menegur dan
mengingatkan siswa agar memperhatikan pelajaran, tidak sibuk dengan diri
sendiri, dan tidak bercanda dengan teman. Setelah kelompok 1 selesai melakukan
presentasi dan menulis hasil presentasi dipapan tulis, kelompok 1 dipersilahkan
kembali ke tempat duduk semula. Guru meminta setiap siswa mencermati hasil
pekerjaan dari kelompok 1 kemudian guru bersama siswa melakukan pengecekan
jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila ada kesalahan. Setelah
evaluasi selesai guru meminta semua siswa untuk memberikan applause kepada
kelompok 1 dan mempersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing.
c) Penutup
Karena waktu hampir habis, kemudian guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan tentang penggunaan peta pikiran yang diterapkan. Guru
mengakhiri pertemuan dan memberitahu bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan
tes siklus I. Guru meminta siswa agar belajar di rumah untuk persiapan tes.
Setelah itu guru, peneliti dan rekan peneliti meninggalkan kelas.
3) Pertemuan Ketiga ( Tes Siklus I )
Pada pertemuan ketiga diadakan tes siklus dengan alokasi
waktu yang diberikan 2 x 40 menit, soal tes terdiri dari 10 soal. Guru dibantu peneliti
membagikan lembar soal dan lembar jawab pada siswa. Sebelum pengerjaan soal
guru mengingatkan siswa bahwa dalam menyelesaikan soal-soal tes, siswa harus
menggunakan langkah-langkah dengan tepat dan jelas, selain itu siswa ditekankan
agar mengerjakan tes secara individu. Tes Siklus I berjalan lancar, siswa
serius dalam menyelesaikan soal-soal. Saat pelaksanaan tes, guru berkeliling
memantau siswa dan selalu mengingatkan agar siswa tidak bekerjasama dalam menyelesaikan
soal tes. Awal pelaksanaan tes suasana tenang, tidak ada siswa yang bertanya
jawaban soal pada siswa lain. Namun 15 menit terakhir suasana kelas sedikit
gaduh, beberapa siswa bertanya pada teman di depan, di belakang atau di
sampingnya. Guru bersikap tegas dengan mendekati dan menegur siswa. Siswa yang
sudah selesai mengerjakan langsung diberi angket motivasi belajar siswa
terhadap pembelajaran PKN.
c. Data Hasil
Observasi, Tes, Angket Siklus I
1) Data Hasil
Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua, observasi dilakukan oleh peneliti
bersama satu pengamat independent selama
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dipandu oleh pedoman observasi kegiatan
pembelajaran, selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan. Berdasarkan
pengamatan, pada pertemuan pertama siswa kurang memperhatikan dan mendengarkan
pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Siswa juga enggan bertanya kepada guru
jika ada materi pelajaran yang belum jelas dan dimengerti pada saat proses
pembelajaran. Siswa juga masih kurang aktif untuk mengemukakan pendapat pada
waktu berdiskusi dengan teman satu kelompok. Waktu mengerjakan Lembar Kegiatan
Siswa, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal serta pada saat
membuat peta pikiran. Guru kemudian membimbing setiap kelompok yang mengalami
kesulitan. Pada saat presentasi kelompok, siswa tidak memperhatikan dan tidak
bertanya apabila ada jawaban yang kurang jelas. Pada pertemuan kedua, sebagian
kelompok dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa masih malas-malasan,
kebanyakan siswa masih senang mengobrol dengan teman sebangku. Ada sebagian siswa
yang berdiskusi dengan kelompoknya tetapi ada juga yang bercanda tidak
mengerjakan. Siswa bekerjasama tetapi belum semua anggota kelompok aktif. Guru
selalu mengingatkan untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman satu
kelompok. Siswa tidak bertanya kepada teman yang presentasi apabila ada jawaban
yang kurang jelas.
2) Data Hasil Tes
Tes yang diberikan pada akhir siklus I ini berupa tes dalam bentuk
soal uraian yang terdiri dari 10 soal. Hasil tes inilah yang digunakan untuk
melihat nilai dan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu
75,18. Dibawah ini grafik analisis hasil tes siklus I PKN siswa:
Gambar 1. Grafik Hasil Tes Siklus I
3) Data Hasil
Angket
Angket diberikan pada akhir siklus I yaitu pada pertemuan ketiga
selesai melakukan tes. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) belum
mencapai indikator keberhasilan. Di bawah ini tabel analisis hasil angket
motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map
(peta pikiran).
Tabel 5.
Rata-rata hasil observasi
aktivitas siswa pada siklus I
No |
Aktivitas |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
||
Frek- Wensi |
Persentase (%) |
Frek-wensi |
Persentase (%) |
||
1 |
Menyimak
pengarahan guru |
3 |
42,86 |
3 |
42,86 |
2 |
Kerjasama
di kelompoknya |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
3 |
Kelompok
aktif membaca |
5 |
71,43 |
5 |
71,43 |
4 |
Merumuskan
masalah |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
5 |
Menemukan
atau menyelesaikan masalah |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
6 |
Mengajukan
pertanyaaan dengan benar dan tepat |
3 |
42,86 |
4 |
57,14 |
7 |
Memberikan
atau menjawab pertanyaan/tanggapan |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
8 |
Bereksperimen
dan berkreasi |
1 |
14,28 |
3 |
42,86 |
9 |
Memunculkan
ide dan gagasan |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
10 |
Tanggung
jawab individu dan kelompok |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
Keterangan
Kategori Rentang
Sangat Tinggi :
85 – 100%
Tinggi : 65 – 84 %
Sedang : 55 – 64 %
Rendah :
35 – 54
Sangat
Rendah : (0-34)
d. Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta
pikiran) pada Siklus I, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung. Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan yang
dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi. Secara umum,
pelaksanaan pembelajaran PKN telah sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Berdasarkan
tabel hasil observasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Pada pertemuan I belum tampak adanya keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada indikator perilaku yang tidak
relevan dalam kegiatan belajar mengajar, ada beberapa siswa yang terlibat di
dalam indicator tersebut.
2) Pada pertemuan II sudah ada peningkatan dan keseriusan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada beberapa indikator yang
mengalami peningkatan persentase.
Selain itu, juga pada indikator perilaku yang tidak relevan
sudah mengalami penurunan persentase. Aktivitas siswa pada siklus I khususnya
pada pertemuan kedua ini sudah menunjukan adanya keseriusan dan keantusiasan
siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelasnya dibandingkan dengan
pertemuan pertama. Hal ini terlihat pada indikator memberi tanggapan, kerjasama
di kelompoknya, menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat, dan menemukan serta
menyelesaikan masalah. Untuk indikator lainnya, yaitu mengajukan pertanyaan
yang relevan hanya sebagian siswa saja yang terlihat di dalamnya, ini
disebabkan konsentrasi siswa yang belum terfokus dengan suasana belajar baru
yang menuntut siswa untuk aktif bekerja sama di kelompoknya dan juga siswa
belum mampu dan berani menemukan dan bereksperimen juga masih kurang, sehingga
masih ada siswa kelihatan bingung dan bersikap pasif. Hal inilah yang menjadi
bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II
2. Siklus II
Siklus II
dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit setiap pertemuan, dan di akhir
pertemuan diadakan tes siklus. Pada siklus II, tindakan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang
terjadi pada saat siklus I, yaitu guru lebih meningkatkan pengawasan dan
kontrol agar siswa lebih mengoptimalkan diskusi dengan semua anggota kelompok
aktif selama diskusi, siswa diingatkan untuk lebih memperhatikan kelompok yang
maju ke depan kelas, serta siswa tetap diingatkan agar membuat dokumen di buku
catatan mereka. Pengawasan dan kontrol guru salama jalannya diskusi sangat
dibutuhkan, mengingat masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan tidak terkondisikan
saat diskusi. Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan soal tes siklus II
yang disusun sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan metode mind map
(peta pikiran) yang difokuskan pada motivasi belajar PKN siswa dan
berdasarkan refleksi dari siklus I. Materi yang diajarkan pada pertemuan
pertama siklus II, yaitu Sikap Positif terhadap ketentuan hokum yang berlaku.
Selanjutnya pada pertemuan kedua siklus II materi yang diajarkan yaitu Peran
serta dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Peneliti juga menyusun instrumen
penelitian lainnya seperti pedoman observasi, angket yang sama dengan siklus I
dan pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan
tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang
telah disusun oleh peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu
oleh rekan peneliti dalam melakukan pengamatan. Adapun deskripsi pelaksanaan
pembelajaran PKN pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
adalah Sikap Positif terhadap ketentuan hokum yang berlaku. Aktivitas-aktivitas
pembelajaran yang terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan memeriksa kesiapan siswa kemudian
guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. Kemudian memberitahukan
kembali bahwa pembelajaran pada hari ini akan melanjutkan pembelajaran dengan
metode mind map (peta pikiran) seperti pada siklus I. Guru menghimbau
siswa agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya agar pembelajaran berjalan
efektif. Guru juga mengingatkan siswa terutama siswa yang biasa gaduh sendiri
untuk aktif dalam pembelajaran. Sebelum memasuki materi tersebut guru
mengingatkan siswa mengenai materi-materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan dan berani untuk
mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.
b) Kegiatan inti
Guru membimbing siswa mempelajari materi. Kegiatan
berikutnya guru menghimbau siswa untuk bergabung dengan kelompoknya
masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat
duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru
dibantu oleh Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan
kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada Lembar
Kegiatan Siswa dan memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa
mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan
Lembar Kegiatan Siswa dan meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum
dalam Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan
nomor kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya. Semua kelompok mulai
mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dibagikan guru. Pada pertemuan
ini, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar. Tidak banyak pertanyaan yang
diajukan siswa. Selama proses diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi
masing-masing kelompok untuk mengontrol jalannya diskusi. Hampir semua siswa
ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa dan proses diskusi
berjalan lebih cepat. Siswa diminta untuk menyalin hal-hal yang penting dalam
Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya dokumen tentang materi yang sedang
mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Setelah semua kelompok menyelesaikan
Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk maju mempresentasikan hasil diskusi
kedepan kelas. Kelompok 5 bersedia maju tanpa harus ditunjuk oleh Guru.
Kemudian Guru meminta kelompok 5 untuk menuliskan hasil diskusi dipapan tulis
dan mempresentasikannya. Selesai presentasi guru membahas hasil pekerjaan kelompok
5 bersama dengan siswa menuntun siswa membuat kesimpulan, kemudian guru meminta
semua siswa memberikan applause pada kelompok 5, dilanjutkan dengan
memberi pujian dan komentar supaya pada pertemuan berikutnya kelompok yang maju
untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
c) Penutup
Guru secara singkat membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.
Guru mengkomunikasikan kembali kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya di rumah dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dipelajari guru memberikan soal pekerjaan rumah kepada siswa.
Karena bel sudah berbunyi, maka guru mengakhiri pertemuan pada kali ini dengan
berdoa dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terjadi pada pertemuan
ini adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada tahap awal pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan
berdoa. Sebelum mulai ke materi berikutnya guru menghimbau siswa mempersiapkan
Pekerjaan Rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama.
Dalam membahas Pekerjaan Rumah siswa, guru meminta beberapa siswa secara
bergantian untuk menuliskan hasil jawaban mereka di papan tulis. Setelah semua
soal dibahas, Kemudian guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum jelas
tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Serentak siswa menjawab “tidak bu!....”.
Kemudian guru menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari.Kemudian
guru memulai apersepsi dan Guru juga memotivasi siswa untuk memperhatikan dan berani
untuk mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran PKN.
b) Kegiatan inti
Guru membimbing siswa mempelajari materi tentang Peran serta
dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.. Kegiatan berikutnya guru menghimbau
siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi pada
pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar
dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dibantu oleh Peneliti membagikan
Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok. Siswa
diminta untuk mencermati masalah pada Lembar Kegiatan Siswa dan memulai diskusi
bersama kelompoknya masing-masing. Sebelum siswa mengerjakan Lembar Kegiatan
Siswa, mereka diarahkan oleh guru dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa dan
meminta siswa untuk membaca instruksi yang tercantum dalam Lembar Kegiatan
Siswa dengan teliti. Siswa juga diingatkan agar siswa mencantumkan nomor
kelompok dan menuliskan anggota kelompoknya.
Semua kelompok mulai mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa yang
telah dibagikan guru. Pada pertemuan ini, siswa terlihat lebih antusias dalam
belajar, mereka saling bertanya dengan siswa lain. Kegiatan ini terlihat
mengasyikkan bagi para siswa. Selama proses diskusi berlangsung, guru
berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk mengontrol jalannya diskusi.
Hampir semua siswa ikut terlibat aktif dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa
dan proses diskusi berjalan lebih cepat. Siswa diminta untuk menyalin hal-hal
yang penting dalam Lembar Kegiatan Siswa agar mereka punya dokumen tentang
materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka. Setelah semua
kelompok menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa. Siswa diminta untuk maju
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Kelompok 2 bersedia maju tanpa
harus ditunjuk oleh Guru. Kemudian Guru meminta kelompok 2 untuk menuliskan
hasil diskusi dipapan tulis dan mempresentasikannya. Selesai presentasi guru
memberikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi atau bertanya, “Ada yang
belum jelas tentang materi yang dipelajari ?” tidak ada siswa yang bertanya.
Setelah kelompok 2 selesai melakukan presentasi dan menulis hasil presentasi
dipapan tulis, kelompok 2 dipersilahkan kembali ke tempat duduk semula. Guru
meminta setiap siswa mencermati hasil pekerjaan dari kelompok 2 kemudian guru bersama
siswa melakukan pengecekan jawaban bersama-sama dan melakukan evaluasi apabila
ada kesalahan. Setelah evaluasi selesai guru meminta semua siswa untuk
memberikan applause kepada kelompok 2 dan mempersilahkan kembali ke
tempat duduk masing-masing.
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang penggunaan peta pikiran yang diterapkan dalam pembelajaran. Guru mengakhiri
pertemuan dan memberitahu bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus
II. Guru meminta siswa agar belajar di rumah untuk persiapan tes. Setelah itu
guru, peneliti dan rekan peneliti meninggalkan kelas.
3) Pertemuan Ketiga ( Tes Siklus II )
Pertemuan ketiga pada siklus II ini diadakan tes siklus
dengan alokasi waktu yang diberikan 2 x 45 menit, soal tes terdiri dari 10
soal. Guru dibantu peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab pada siswa.
Sebelum pengerjaan soal guru mengingatkan siswa bahwa dalam menyelesaikan
soal-soal tes, siswa harus menggunakan langkah-langkah dengan tepat dan jelas,
selain itu siswa ditekankan agar mengerjakan tes secara individu. Siswa yang
sudah selesai mengerjakan langsung diberi angket motivasi belajar siswa
terhadap pembelajaran PKN.
c. Data Hasil
Observasi, Tes, Angket
1) Data Hasil
Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua observasi dilakukan oleh peneliti
bersama satu pengamat independen selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dipandu oleh pedoman observasi kegiatan pembelajaran PKN dengan metode mind
map (peta pikiran). Selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan yang
dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan observasi, siswa selalu berdiskusi dan
bekerjasama saat mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Siswa tidak langsung
bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan melainkan membahasnya terlebih
dahulu dengan teman satu kelompok. Siswa sebagian besar mengalami kesulitan
dalam menarik kesimpulan. Siswa lebih berani untuk mempresentasikan jawabannya.
Siswa juga memperhatikan dan menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Jika
ada perbedaan pendapat siswa berani untuk menyampaikan pendapatnya. Dibawah ini
tabel analisis hasil observasi motivasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran PKN dengan metode mind map (peta pikiran).
2) Data Hasil
Tes
Tes yang diberikan pada akhir siklus II ini berupa tes dalam
bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal. Hasil tes inilah yang digunakan
untuk melihat nilai dan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus I
yaitu 90,18. Dibawah ini grafik analisis hasil tes siklus I :
Gambar 2. Grafik Hasil Tes Siklus II
3) Data Hasil
Angket
Angket diberikan pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga
selesai melakukan tes. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) sudah
mencapai indikator keberhasilan. Di bawah ini tabel analisis hasil angket
motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN menggunakan metode Mind Map
(peta pikiran).
Tabel 7
Rata-Rata
Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
No |
Aktivitas |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
||
Frek- Wensi |
Persentase (%) |
Frek-wensi |
Persentase (%) |
||
1 |
Menyimak
pengarahan guru |
5 |
71,43 |
7 |
100 |
2 |
Kerjasama
di kelompoknya |
6 |
85,71 |
7 |
100 |
3 |
Kelompok
aktif membaca |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
4 |
Merumuskan
masalah |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
5 |
Menemukan
atau menyelesaikan masalah |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
6 |
Mengajukan
pertanyaaan dengan benar dan tepat |
5 |
71,43 |
6 |
85,71 |
7 |
Memberikan
atau menjawab pertanyaan/tanggapan |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
8 |
Bereksperimen
dan berkreasi |
5 |
71,43 |
6 |
85,71 |
9 |
Memunculkan
ide dan gagasan |
5 |
71,43 |
5 |
71,43 |
10 |
Tanggung
jawab individu dan kelompok |
7 |
100 |
7 |
100 |
Keterangan
Kategori Rentang
Sangat Tinggi :
85 – 100%
Tinggi : 65 – 84 %
Sedang : 55 – 64 %
Rendah :
35 – 54
Sangat
Rendah : (0-34)
d. Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru
pada akhir siklus II menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan
pada siklus II telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan
pengamatan, antusias belajar siswa pada saat proses pembelajaran PKN
menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) pada siklus II lebih baik
jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I dikarenakan kesadaran siswa
akan manfaat mempelajari PKN menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran
dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas X SMK Negeri 3 Makassar dengan
menggunakan metode Mind Map, terdapat banyak perubahan dibandingkan dengan
siklus I.
Pertama-tama, perubahan sikap siswa
yang meningkat, keaktifan siswa, dan tanggapan siswa terhadap proses
pembelajaran yang dialaminya sangat meningkat. Aktivitas guru juga pada siklus
II sangat bagus sehingga banyak implikasinya terhadap pembelajaran. Misalnya,
kegiatan siswa pada siklus dua ini
sangat bagus, siswa bersemangat dan memperhatikan pembelajaran. Adanya
perhatian yang serius dari siswa dalam menanggapi materi, siswa aktif
merumuskan masalah, siswa aktif menemukan/menyelesaikan masalah, serta mampu
melakukan eksperimen. Sikap siswa pada umumnya rata-rata bagus dalam memberikan
tanggapan atau respon positif terhadap metode yang disajikan.
Pada dasarnya rata-rata siswa dapat
mempelajari materi dan melakukan eksperimen, rata-rata mampu menjawab tuntas
masalah yang ada. Selain itu, siswa yang melakukan aktivitas yang tidak ada
hubungannya dengan pelajaran seperti ngobrol sesama teman dan mengerjakan tugas
pelajaran lain sangat berkurang. Intinya, siswa mampu menemukan sendiri
masalah-masalah yang ada dan diselesaikan sendiri, mulai tampak keaktifan siswa
dalam meenemukan dan merumuskan masalah, mampu bereksperimen untuk menemukan
cara lain menemukan masalah. Aspek lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran pada siklus II adalah :
1)
Guru memberikan tuntunan
kepada siswa
2)
Guru memberikan penguatan
dan motivasi kepada siswa yang mampu menemukan, bereksperimen dengan tepat, dan
menyelesaikan masalah perlu di tingkatkan.
3)
Guru mengubah struktur dan
variasi kelas (setting) dengan membentuk kelompok belajar.
4)
Guru mengubah setting
tempat duduk dan jarak bangku antar tiap kelompok agar kejadian-kejadian yang
kurang positif dapat diminimalisir.
5)
Guru memberikan kebebasan
kepada siswa berkreasi dan bereksperimen untuk menemukan cara menyelesaikan
suatu persoalan.
6)
Siswa yang dianggap mampu
membantu temannya sehingga terjadi tutor sebaya.
B. PEMBAHASAN
Pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta
pikiran) adalah pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa tentang ketrampilan
berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi
pelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi. metode Mind Map (peta
pikiran) adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam
proses belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh
siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang
penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau grafik sehingga siswa lebih
mudah memahaminya. Metode pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk
belajar mengemukakan pendapatnya dan mencari tahu informasi sendiri sesuai dengan
kebutuhan mereka sendiri. Selain itu, pada model pembelajaran ini peran guru
sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi
siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya. Berdasarkan
deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui
bahwa guru dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode Mind
Map (peta pikiran) dengan baik. Pembelajaran diawali guru dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan melakukan apersepsi.
Menurut Depdiknas (2002: 14) pemberian apersepsi merupakan upaya yang dilakukan
guru untuk memotivasi siswa agar berperan penuh selama proses kegiatan
pembelajaran dan untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap materi yang
dipelajari. Apersepsi dilakukan guru dengan mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnnya. Hal ini bertujuan
agar siswa termotivasi dan dapat berperan penuh dalam pembelajaran karena siswa
telah memiliki gambaran terhadap materi yang akan dipelajari sehingga materi
yang dipelajari menjadi relevan bagi siswa. Setelah menyampaikan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, melakukan apersepsi, adapun tahapan selanjutnya
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah
1. Mempelajari konsep
suatu materi pelajaran
Dalam mempelajari konsep suatu materi pelajaran siswa
dibimbing oleh guru, siswa membaca seluruh isi materi dan memahami materi
secara keseluruhan. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga
diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atas bimbingan guru.
2. Menentukan ide-ide
pokok secara berkelompok,
Dalam tahap ini terlebih dahulu guru menghimbau siswa untuk membentuk
kelompok yang terdiri 4 siswa. Kelompok tersebut bersifat permanen yang artinya
selama proses pembelajaran berlangsung siswa berada pada kelompok yang tetap.
Dalam menentukan ide-ide pokok siswa aktif berdiskusi bersama kelompoknya
menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi
pelajaran yang telah dipelajari.
3. Membuat atau menyusun peta pikiran mengunakan media
Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
Membuat atau menyusun peta pikiran menggunakan media LKS
dalam hal ini setelah siswa berdiskusi bersama kelompoknya kemudian menemukan
seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang
telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu
struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Siswa bersama kelompoknya membuat atau menyusun peta pikiran pada LKS.
Penggunaan media LKS dapat mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri rumus
materi yang mereka pelajari sehingga mereka bebas menyelesaikan LKS sesuai yang
mereka inginkan, guru hanya mengarahkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan
suasana yang santai dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini didasarkan pada
pendapat Oemar Hamalik (2003: 171) yang menyatakan bahwa pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktifitas sendiri.
4. Presentasi kelompok didepan kelas.
Presentasi kelompok adalah aktifitas siswa bersama
kelompoknya dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari, serta menuangkan
ide peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada
siswa lain. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui berbagai penyelesaian
masalah yang didapatkan dari kelompok lain, selain itu melatih siswa untuk
mengungkapkan ide-idenya secara lisan. Presentasi kelompok juga dapat melatih
siswa untuk menghargai pendapat siswa yang lain. Presentasi dilakukan agar
kesimpulan hasil diskusi dari salah satu kelompok dapat diketahui oleh kelompok
lain. Sehingga, ketika ada kelompok yang hasil diskusinya berbeda, perwakilan
dari kelompok itu dapat menyebutkan hasil mereka.
Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan
konsep yang telah dipelajari. Dari hasil diskusi kelompok yang berbeda, siswa diarahkan
guru untuk menyimpulkan konsep yang benar, dan kesimpulan konsep yang telah
dipelajari itu didokumenkan dalam buku catatan mereka. Kegiatan selanjutnya
siswa diberikan soal latihan yang berkaitan dengan konsep yang ditemukan siswa.
Soal latihan diberikan agar siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya), memilih contoh dan yang bukan contoh dari suatu konsep, menunjukkan
syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, dan dapat menggunakan konsep
dalam memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. Pembelajaran
yang terpusat pada siswa ini menyebabkan siswa merasa memiliki kegiatan
pembelajaran tersebut karena siswa diikutsertakan secara aktif dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk percaya diri.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ini membantu siswa menjadi lebih aktif
dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya serta pemikiranya dalam diskusi
kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi
siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya, siswa melakukan
persaingan atau kompetisi dengan siswa lain, mengetahui hasil kerjanya,
mendapat pujian karena berhasil mendapat nilai baik dan tujuan yang diakui
karena dirasa menguntungkan bagi temannya yang menimbulkan gairah untuk
belajar. Motivasi siswa kelas X SMK
Negeri 3 Makassar mengalami peningkatan yang cukup baik..
Berdasarkan hasil pengamatan
menunjukkan ketercapaian indikator dalam beberapa aspek dengan melihat
frekwensi siswa yang aktif dalam setiap aspek. Pada siklus I menunjukkan masih
kurangnya keseriusan dan keantusiasan siswa pada beberapa indikator aktivitas
siswa. Hal ini terlihat dan proses belajar mengajar dimana siswa masih kurang
yang mampu menemukan, memunculkan ide, bereksperimen, dan memecahkan masalah.
Selain itu belum tercapainya tujuan mampu menemukan, memunculkan ide, bereksperimen,
dan memecahkan masalah. Selain itu belum tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan dan belum sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran yang
diharapkan dan belum sesuai dengan langkah-langkah metode Mind Map. Hal ini
disebabkan oleh guru biasanya menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan
materi melalui penjelasan dan hanya satu guru yang aktif menemukan dan
memecahkan sendiri permasalahan siswa terkadang hanya menulis dan mendengar
penjelasan guru. Pada siklus II, sudah menunjukkan keseriusan dan keantusiasan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam
menemukan, memunculkan ide, berani bereksperimen, dan mampu memecahkan masalah
yang ada, saling melontarkan pertanyaan baik terhadap guru maupun dengan temannya
sendiri. Hal ini menunjukkan ketercapaian pembelajaran sudah sesuai dengan
langkah-langkah metode Mind Map.
Disamping itu Rata-rata hasil tes siklus, pada siklus I dan
siklus II diperoleh berdasarkan tes tertulis siswa yang berbentuk soal pilihan
ganda berjumlah 10 soal. Rata-rata nilai
pada siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II.
Berdasarkan data dari lembar observasi, angket, hasil
wawancara maupun hasil tes siklus peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta pikiran) di kelas X SMK
Negeri 3 Makassar berjalan lancar sesuai rencana yang telah disusun. Selain
itu, tujuan dari tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa juga
tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan kelas
yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru PKN kelas X SMK
Negeri 3 Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran PKN menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas X SMK
Negeri 3 Makassar dalam pembelajaran PKN.
2. Setelah diterapkan pembelajaran PKN menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran) di kelas X SMK Negeri 3 Makassar menunjukkan bahwa ada peningkatan
motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKN. Hal ini terlihat Rata-rata
hasil tes siklus, pada siklus I dan siklus II diperoleh berdasarkan tes
tertulis siswa yang berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 10 soal. Rata-rata
nilai pada siklus I yaitu 75,18 meningkat menjadi 90,18 pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mempunyai beberapa
saran yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Mind
Map (peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik,
sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar penggunaan waktu dalam
pembelajaran dapat lebih efektif.
2. Pembelajaran PKN dengan metode Mind Map (peta
pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran PKN
di SMP karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih,
C. Asri. 2006. Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Cet. I.
Jakarta
Buzan.
Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book. Batam:
Interaksa.
Buzan.
Tony. 2004. Mind Map: Untuk meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Buzan,
Tony, 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama,
Cet. VI.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, Cet. III.
Erman
Suherman, dkk. 2001. Srategi Belajar Mengajar Kontemporer. Bandung :
JICA.
Hudojo,
H.,et al. 2002. Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum
Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas.
Iwan
Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan
Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Jensen.
Eric dan Karen Makowitz. 2002. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun
Ingatan Super. Bandung : Kaifa.
Mulyasa.
2007. Menjadi guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : PT Remaja RoSMPakarya
Nana
Sudjana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Nana
Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung
: Remaja RoSMPakarya.
Ngalim
Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT RoSMPakarya.
Oemar
Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Oemar
Hamalik. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pandley,j.BD.,R.L.
Bretz and J.D Novak. 1994. Concept maps as tool to assas Learning in
chemmistry,J.of Chemical Education. 71:9-15
Pardjono,
dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: LP UNY
Porter.
De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung : Kaifa.
Riduwan.
(2007). Skala Pengukuran Variable-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sardiman,
A.M, 2006. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Grasindo Pusada.
Sardiman,
A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Press.
Siti
Partini dan Rosita E. K. 2002. Pembelajaran Modul Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta : FIP UNY.
PEMERINTAH KOTAMAKASSAR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 MAKASSAR
SURAT
IZIN PENELITIAN
Nomor : 421.5/……/SMK.03/VII/2014
Yang bertanda
tangan dibawah ini Kepala SMK Negeri 3 Makassar, dengan ini memberi izin kepada :
Nama : Hj. ERMIYATI,
S.Pd, MH
NIP : 19611016 198412
2 002
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV b
Unit
Kerja : SMK Negeri 3
Makassar
Untuk melaksanakan
penelitian di SMK Negeri 3 Makassar dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN BAGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Mulai
bulan Juli sampai bulan Oktober 2015
Makasar, 4 Juli 2015
Kepala
Sekolah
Dra. SURIANA B, M.Pd
NIP.
19610709 198603 2 012
Lampiran
2.
JADWAL PENELITIAN
No |
JENIS
KEGIATAN |
Bulan
ke- |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Persiapan
Izin Penelitian |
|
|
|
|
|
2 |
Penyusunan
Pedoman Pengajaran Model Mind Mapping |
|
|
|
|
|
3 |
Penyusunan
Rencana Pembelajaran |
|
|
|
|
|
4 |
Penyusunan
Instrumen obeservasi, angket dan tes hasil belajar |
|
|
|
|
|
5 |
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 |
|
|
|
|
|
6 |
Analisis
refleksi siklus 1 |
|
|
|
|
|
7 |
Merumuskan
tindakan baru siklus 2 |
|
|
|
|
|
8 |
Pemantauan |
|
|
|
|
|
9 |
Penyusunan
laporan kemajuan |
|
|
|
|
|
10 |
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 |
|
|
|
|
|
11 |
Analisis
refleksi siklus 2 |
|
|
|
|
|
12 |
Analisis
data hasil penelitian |
|
|
|
|
|
13 |
Penulisan
laporan penelitian |
|
|
|
|
|
14 |
Seminar
hasil penelitian |
|
|
|
|
|
15 |
Penyerahan
laporan penelitian |
|
|
|
|
|
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I ( Pertemuan 1 dan 2 )
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Makassar
Mata Pelajaran : PKn
Kelas / Semester : X / 1
Standar Kompetensi :
·
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
·
Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan
peradilan nasional
· Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan.
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
I. Tujuan Pembelajaran:
Setelah selesai melaksanakan kegiatan
pembelajaran, siswa dapat :
Pertemuan I
1. Mendeskripsikan pengertian hukum
2. Menentukan macam-macam penggolongan Hukum
3. Mendeskripsikan sumber hukum formal dan
material
4. Menjelaskan sistem tata hukum Indonesia
5. Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum
lembaga peradilan nasional
Pertemuan II
1. Menguraikan perangkat lembaga peradilan
2. Menganalisis macam-macam lembaga peradilan
3. Menganalisis peranan lembaga peradilan
4. Menganalisis pelaksanaan lembaga peradilan
II.
Materi Pembelajaran
·
Sistem hukum dan peradilan nasional
· Peranan lembaga-lembaga peradilan.
III.
Metode Pembelajaran
·
Mind Mapping,
·
ceramah bervariasi,
·
pemberian tugas,
·
diskusi kelompok,
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan
Ke-1
Kegiatan Awal
·
Membuka pelajaran
·
Menggali pengalaman siswa
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Kegiatan Inti
·
Guru menjelaskan tentang
model pembelajaran Mind Mapping
·
Guru melanjutkan
pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari tentang Sistem Hukum
dan Peradilan Nasional
·
Guru mengelompokkan siswa
ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27
orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan
ada yang beranggota 3 orang.
·
Guru dibantu peneliti
kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.
·
Siswa diminta untuk
melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar
Kegiatan Siswa
·
Guru membimbing keseluruhan
kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar
Kegiatan Siswa.
·
Guru memberikan pengarahan
kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.
Kegiatan
Akhir
1.
Membuat kesimpulan
2.
Menutup pelajaran
Pertemuan
Ke-2
Kegiatan Awal
·
Membuka pelajaran
·
Mereview kembali materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
·
Menyampaikan materi yang
akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan
tentang Peranan lembaga-lembaga peradilan
Kegiatan Inti
·
Guru menjelaskan tentang
model pembelajaran Mind Mapping
·
Guru melanjutkan
pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari Peranan lembaga-lembaga peradilan.
·
Guru mengelompokkan siswa
ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27
orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan
ada yang beranggota 3 orang.
·
Guru dibantu peneliti
kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.
·
Siswa diminta untuk
melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar
Kegiatan Siswa
·
Guru membimbing keseluruhan
kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar
Kegiatan Siswa.
·
Guru memberikan pengarahan
kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.
Kegiatan Akhir
1.
Membuat kesimpulan
2. Menutup pelajaran
V.
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN :
1. laptop,
LCD
2. Format
pekerjaan
3. Kertas karton /HVS
4. Kertas penilaian
Psikomotorik
5. Buku PKn kelas X, Atik Hartati-Sowarno,
Puskur dan Perbukuan 2011
VI.
Penilaian
1. Pengamatan terhadap
keaktifan dan keakuratan siswa dalam menjawab pertanyaan
2. Penilaian sikap, minat, dan tingkah laku.
3. Paper and pen / tes tertulis
Mengetahui Makassar, 10 Juli 2015
Kepala Sekolah, Guru
Mata Pelajaran,
Dra. SURIANA B, M.Pd Hj.
ERMIYATI, S.Pd, MH.
NIP. 19660302
199103 1 015 NIP.
19611016 198412 2 002
Lampiran
4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II ( Pertemuan 1 dan 2 )
Sekolah : SMK Negeri 3 Makassar
Mata
Pelajaran : PKN
Kelas
/ Semester : X / 1
Pertemuan
Ke- : 1 – 2
Alokasi
Waktu : 4 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi :
· Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional.
Kompetensi Dasar :
· Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
· Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
Pertemuan I
- Menganalisis macam-macam perbuatan yang
bertentangan dengan hukum
- Menganalisis macam-macam sanksi sesuai
hukum yang berlaku
- Mendeskripsikan macam-macam aturan
tentang pemberantasan korupsi
- Menganalisis macam-macam perbuatan yang
berkategori korupsi.
Pertemuan II
- Menunjukkan contoh upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
- Menunjukkan contoh sikap anti korupsi
- Menunjukkan contoh gerakan/ organisasi anti
korupsi
II.
Materi Pembelajaran
·
Sikap
Yang Sesuai dengan Hukum
·
Pemberantasan
Korupsi
III.
Metode Pembelajaran
·
Mind Mapping,
·
ceramah bervariasi,
·
pemberian tugas,
·
diskusi kelompok,
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan
Ke-1
Kegiatan
Awal
·
Membuka pelajaran
·
Menggali pengalaman siswa yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang Sikap
Yang Sesuai dengan Hukum
Kegiatan
Inti
·
Guru menjelaskan tentang
model pembelajaran Mind Mapping
·
Guru melanjutkan
pembelajaran dengan membimbing siswa mempelajari Sikap Yang Sesuai dengan
Hukum
·
Guru mengelompokkan siswa
ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27
orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan
ada yang beranggota 3 orang.
·
Guru dibantu peneliti
kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.
·
Siswa diminta untuk
melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar
Kegiatan Siswa
·
Guru membimbing keseluruhan
kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar
Kegiatan Siswa.
·
Guru memberikan pengarahan
kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.
Kegiatan
Akhir
1.
Membuat kesimpulan
2.
Menutup pelajaran
Pertemuan
Ke-2
Kegiatan
Awal
·
Membuka pelajaran
·
Mereview kembali materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
·
Menyampaikan materi yang
akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan
tentang materi Pemberantasan
Korupsi
Kegiatan
Inti
·
Guru menjelaskan tentang
model pembelajaran Mind Mapping
·
Guru melanjutkan
pembelajaran dengan membimbing siswa tentang materi Pemberantasan
Korupsi
·
Guru mengelompokkan siswa
ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Jumlah siswa 27
orang, dikelompokkan menjadi 7 kelompok maka ada yang beranggota 4 orang dan
ada yang beranggota 3 orang.
·
Guru dibantu peneliti
kemudian membagikan Lembar Kegiatan Siswa.
·
Siswa diminta untuk
melengkapi dan membuat peta pikiran tentang materi yang terdapat dalam Lembar
Kegiatan Siswa
·
Guru membimbing keseluruhan
kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di Lembar
Kegiatan Siswa.
·
Guru memberikan pengarahan
kepada keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas.
Kegiatan
Akhir
1.
Membuat kesimpulan
2. Menutup pelajaran
V.
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN :
1. laptop,
LCD
2. Format
pekerjaan
3. Kertas karton /HVS
4. Kertas penilaian
Psikomotorik
5. Buku PKn kelas X, Atik Hartati-Sowarno,
Puskur dan Perbukuan 2011
VI.
Penilaian
1. Pengamatan terhadap
keaktifan dan keakuratan siswa dalam menjawab pertanyaan
2. Penilaian sikap, minat, dan tingkah laku.
3. Paper and pen / tes tertulis
Mengetahui Makassar, 10 Juli 2015
Kepala Sekolah, Guru
Mata Pelajaran,
Dra. SURIANA B, M.Pd Hj.
ERMIYATI, S.Pd, MH.
NIP. 19660302
199103 1 015 NIP.
19611016 198412 2 002
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS Siklus I )
Pertemuan I
Jawablah Pertanyaan berikut
dengan singkat dan tepat !.
1. Sebutkan
ciri-ciri hukum yang berlaku secara mutlak !
2. Tuliskan
Tujuan hokum ada disuatu Negara !
3. Tuliskan
perbedaan sumber hukum material dan sumber hukum formal !
4. Sebutkan
komponen-konponen hukum nasional
Pertemuan II
Jawablah Pertanyaan berikut
dengan singkat dan tepat !.
1.
Tuliskan
empat aspek terbentunya kesadaran hukum di masyarakat
2.
Tuliskan
perbedaan hukum lokal dan hukum nasional
3.
Tuliskan
perbedaan hukum publik dan hukum privat/sipil
4.
Sebutkan
tahap-tahap pembuatan traktat
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS Siklus II )
Pertemuan I
Jawablah Pertanyaan berikut
dengan singkat dan tepat !.
1.
Sebutkan
faktor-faktor adanya gejala korupsi tumbuh subur didalam suatu negara !
2.
Apakah
yang dimaksud dengan yurisprudensi ?
3.
Mengapa
suatu perkara dilanjutkan ke Mahkamah Agung dan Mahkama Konstitusi ?
4.
Jelaskan
sanksi pidana menurut pasal 10 KUHP ?
Pertemuan II
Jawablah Pertanyaan berikut
dengan singkat dan tepat !.
1.
Jelaskan
lingkungan peradilan berdasarkan UU kekuasaan kehakiman
2.
Tuliskan
fungsi dan kewenangan Mahkamah Agung !
3.
Sebutkan
minimal 5 tugas komisi pemberantasan korupsi
!
4.
Sebutkan
minimal 3 strategi pencegahan tindak pidana korupsi !
Lampiran
7
Format
Observasi Aktivitas siswa siklus I
Pertemuan
I
Kelompok |
Aktivitas Siswa selama
Proses Belajar Mengajar |
|||||||||
No |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
1 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
2 |
- |
√ |
√ |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
√ |
3 |
√ |
√ |
- |
- |
- |
- |
√ |
- |
- |
- |
4 |
- |
- |
√ |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
5 |
- |
- |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
6 |
√ |
- |
√ |
- |
- |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
7 |
- |
√ |
√ |
- |
- |
- |
√ |
- |
√ |
- |
Jumlah |
3 |
4 |
5 |
2 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
4 |
Pertemuan
II
Kelompok |
Aktivitas Siswa selama
Proses Belajar Mengajar |
|||||||||
No |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
1 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
2 |
- |
√ |
√ |
- |
- |
- |
- |
- |
√ |
√ |
3 |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
- |
4 |
- |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
√ |
- |
√ |
5 |
- |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
- |
√ |
6 |
- |
- |
√ |
- |
- |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
7 |
√ |
√ |
- |
- |
- |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
Jumlah |
3 |
5 |
5 |
3 |
3 |
4 |
5 |
3 |
3 |
5 |
Keterangan :
1.
Menyimak pengarahan guru
2.
Kerjasama dikelompoknya
3.
Aktif membaca
4.
Merumuskan masalah
5.
Menemukan atau menyelesaikan masalah
6.
Mengajukan pertanyaan dengan benar dan tepat
7.
Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan
8.
Bereksperimen dan berkreasi
9.
Memunculkan ide dan gagasan
10.
Tanggung jawab undividu dan kelompok
Rata-rata hasil observasi
aktivitas siswa pada siklus I
No |
Aktivitas |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
||
Frek- Wensi |
Persentase (%) |
Frek-wensi |
Persentase (%) |
||
1 |
Menyimak
pengarahan guru |
3 |
42,86 |
3 |
42,86 |
2 |
Kerjasama
di kelompoknya |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
3 |
Kelompok
aktif membaca |
5 |
71,43 |
5 |
71,43 |
4 |
Merumuskan
masalah |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
5 |
Menemukan
atau menyelesaikan masalah |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
6 |
Mengajukan
pertanyaaan dengan benar dan tepat |
3 |
42,86 |
4 |
57,14 |
7 |
Memberikan
atau menjawab pertanyaan/tanggapan |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
8 |
Bereksperimen
dan berkreasi |
1 |
14,28 |
3 |
42,86 |
9 |
Memunculkan
ide dan gagasan |
2 |
28,57 |
3 |
42,86 |
10 |
Tanggung
jawab individu dan kelompok |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
Keterangan
Kategori Rentang
Sangat Tinggi :
85 – 100%
Tinggi : 65 – 84 %
Sedang : 55 – 64 %
Rendah :
35 – 54
Sangat
Rendah : (0-34)
Lampiran
8
Format
Observasi Aktivitas siswa siklus II
Pertemuan
I
Kelompok |
Aktivitas Siswa selama
Proses Belajar Mengajar |
|||||||||
No |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
1 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
2 |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
3 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
5 |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
6 |
- |
- |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
7 |
- |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
Jumlah |
5 |
6 |
6 |
4 |
6 |
5 |
6 |
5 |
5 |
7 |
Pertemuan
II
Kelompok |
Aktivitas Siswa selama
Proses Belajar Mengajar |
|||||||||
No |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
1 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
2 |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
3 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
5 |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
- |
√ |
6 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
7 |
√ |
√ |
√ |
- |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
Jumlah |
7 |
7 |
6 |
5 |
6 |
6 |
6 |
6 |
5 |
7 |
Keterangan
:
1.
Menyimak pengarahan guru
2.
Kerjasama dikelompoknya
3.
Aktif membaca
4.
Merumuskan masalah
5.
Menemukan atau menyelesaikan masalah
6.
Mengajukan pertanyaan dengan benar dan tepat
7.
Memberikan atau menjawab pertanyaan/tanggapan
8.
Bereksperimen dan berkreasi
9.
Memunculkan ide dan gagasan
10.
Tanggung jawab undividu dan kelompok
Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus
II
No |
Aktivitas |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
||
Frek- Wensi |
Persentase (%) |
Frek-wensi |
Persentase (%) |
||
1 |
Menyimak
pengarahan guru |
5 |
71,43 |
7 |
100 |
2 |
Kerjasama
di kelompoknya |
6 |
85,71 |
7 |
100 |
3 |
Kelompok
aktif membaca |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
4 |
Merumuskan
masalah |
4 |
57,14 |
5 |
71,43 |
5 |
Menemukan
atau menyelesaikan masalah |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
6 |
Mengajukan
pertanyaaan dengan benar dan tepat |
5 |
71,43 |
6 |
85,71 |
7 |
Memberikan
atau menjawab pertanyaan/tanggapan |
6 |
85,71 |
6 |
85,71 |
8 |
Bereksperimen
dan berkreasi |
5 |
71,43 |
6 |
85,71 |
9 |
Memunculkan
ide dan gagasan |
5 |
71,43 |
5 |
71,43 |
10 |
Tanggung
jawab individu dan kelompok |
7 |
100 |
7 |
100 |
Keterangan
Kategori Rentang
Sangat Tinggi :
85 – 100%
Tinggi : 65 – 84 %
Sedang : 55 – 64 %
Rendah :
35 – 54
Sangat
Rendah : (0-34)
Lampiran 9
DAFTAR NILAI SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR
NOMOR |
NAMA SISWA |
SIKLUS I |
SIKLUS II |
|
URT |
NIS |
|||
1 |
15091 |
HASNI |
70 |
90 |
2 |
15092 |
HERVINA |
80 |
90 |
3 |
15093 |
IRNAWATI |
80 |
90 |
4 |
15094 |
JASMAWATI |
60 |
90 |
5 |
15095 |
MIRANDA |
70 |
90 |
6 |
15096 |
MUTMAINNA |
80 |
90 |
7 |
15097 |
NOVIYANTI |
70 |
90 |
8 |
15098 |
NUR IKA YUNANTI |
80 |
90 |
9 |
15099 |
NURHAYATI M |
80 |
100 |
10 |
15100 |
NURSANTI |
70 |
90 |
11 |
15101 |
RAHAYU |
80 |
90 |
12 |
15102 |
RAHMI |
70 |
100 |
13 |
15103 |
RIKA |
80 |
80 |
14 |
15104 |
RINA |
70 |
90 |
15 |
15105 |
RISMPA |
70 |
80 |
16 |
15106 |
RISNA |
80 |
90 |
17 |
15107 |
SARTINA |
70 |
80 |
18 |
15108 |
WULANDARI |
80 |
80 |
19 |
15109 |
ABDUL RAHIM |
70 |
80 |
20 |
15110 |
AKMAL MURADI |
90 |
100 |
21 |
15111 |
FIRMAN |
80 |
100 |
22 |
15112 |
MUH. RISAL |
70 |
100 |
23 |
15113 |
NASIR |
80 |
80 |
24 |
15114 |
RISMAN |
70 |
90 |
25 |
15115 |
RIZAL |
80 |
90 |
26 |
15117 |
SANDI ABDUL KADIR |
70 |
100 |
27 |
15118 |
SURAHMAN |
80 |
90 |
Jumlah |
2030 |
2430 |
||
Rata-Rata |
75,18 |
90,18 |
||
Nilai Tertinggi |
90 |
100 |
||
Nilai Terendah |
60 |
70 |
Lampiran 10
DAFTAR HADIR SISWA
KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR
PER SIKLUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016
NOMOR |
NAMA SISWA |
SIKLUS I |
SIKLUS II |
||||
URT |
NIS |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
1 |
15091 |
HASNI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
2 |
15092 |
HERVINA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
3 |
15093 |
IRNAWATI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
4 |
15094 |
JASMAWATI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
5 |
15095 |
MIRANDA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
6 |
15096 |
MUTMAINNA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
7 |
15097 |
NOVIYANTI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
8 |
15098 |
NUR IKA YUNANTI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
9 |
15099 |
NURHAYATI M |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
10 |
15100 |
NURSANTI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
11 |
15101 |
RAHAYU |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
12 |
15102 |
RAHMI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
13 |
15103 |
RIKA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
14 |
15104 |
RINA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
15 |
15105 |
RISMPA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
16 |
15106 |
RISNA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
17 |
15107 |
SARTINA |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
18 |
15108 |
WULANDARI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
19 |
15109 |
ABDUL RAHIM |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
20 |
15110 |
AKMAL MURADI |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
21 |
15111 |
FIRMAN |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
22 |
15112 |
MUH. RISAL |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
23 |
15113 |
NASIR |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
24 |
15114 |
RISMAN |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
25 |
15115 |
RIZAL |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
26 |
15117 |
SANDI ABDUL KADIR |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
27 |
15118 |
SURAHMAN |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
Lampiran
11
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!
1. Pelanggaran
terhadap norma moral sanksinya berupa penyesalan diri. Sanksi ini berasal dari
………
a.
Dirinya sendiri
b.
Orang lain
c.
Masyarakat
d.
Tuhan
e.
Negara
2. Dalam Negara hokum, sebaiknya tindakan-tindakan
Negara selain mempertimbangkan landasan hukumnya juga………
a. kegunaannya
b.
kepentingannya
c. kepastiannya
d.
hasilnya
e. subyeknya
3. Keistimewaan
norma hokum dibandingkan dengan norma-norma lainnya adalah terletak pada ....
a.
Sifat memaksa dengan sanksi ancaman hukuman
b.
Dibuat oleh masyarakat yang membutuhkan ketertiban
c. Materi Norma yang bersifat mengatur
kehidupan dalam masyarakat.
d.
Selalu dibutuhkan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat
e.
Bersumber dari suatu lingkungan mayarakat sekitar.
4.
Norma berlaku dalam kehidupan ....
a.
seseorang
b.
kelompok
c.
pribadi
d.
individu
e. dirinya
sendiri
5.
Ketentuan yang diatur dalam hokum pidana adalah tentang….
a. melakukan
pelanggaran
b.
korupsi dan penggelapan
c.
kejahatan kemanusiaan
d.
Pelanggaran Administrasi
e.
kejahatan dan pelanggaran
6.
Hukum yang megatur hubungan antara warga Negara dan Negara yang
menyangkut kepentingan umum disebut …….
a. Hukum
antar golongan
b.
Hukum nasional
c. Hukum
Material
d.
Hukum Publik
e. Hukum
formal
7.
Penjelasan
bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hokum terdapat
didalam….
a.
Batang tubuh UUD 1945
b.
Tap MPRS No XX/MPRS/1966
c.
Pembukaan UUD 1945
d.
Pasal II aturan peralihan UUD 1945
e. Penjelasan
UUD 1945
8.
Menurut penjeasan Van Kant, Hukum dagang
merupakan tambahan hokum perdata yang bersifat khusus atau ………..
a. Isu Soli
b. Private rechts
c. Lex Naturalis
d.
Ius Sanguinis
e.
Lex Specialist
9.
Berikut ini yang termasuk tujuan norma hokum adalah……
a. Memberikan kepastian hokum, seperti
penyelewengan terhadap hokum pidana dikenakan pidana
b.
Membalas dendam seseorang karena ia melakukan kejahatan kemanusiaan.
c.
Melarang atau menyuruh subjek hokum untuk berperilaku sesuatu dengan baik.
d.
Menjamin ketertiban umum dan ketenangan atau keadilan interen pribadi.
e.
Memberikan kesetaraan hokum seperti seseorang dipidana penjara sesuai aturan
hokum yang berlaku.
10.
Pelanggaran terhadap norma hokum, sanksinya bersifat…..
a.
Nyata
b.
Yuridis
c.
memaksa
d.
tertulis
e.
hukum
Lampiran
12
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Pilihlah
satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d
atau e!
1 .
Salah satu hal yang membedakan hokum public dengan hokum privat adalah……..
a.
Landasan hukum
b.
Prosesnya
c.
Sanksinya
d.
Saat berlakunya
e.
Fungsinya
2.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan untuk menegakkan hokum dan keadilan. Pernyataan tersebut adalah bunyi
pasal.....
a.
23 ayat 2
b.
24 ayat 2
c.
23 ayat 1
d.
23 ayat 3
e.
24 ayat 1
3.
Norma hokum yang dimuat di dalam kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) UU No. 8/1981 termasuk kedalam hokum….
(a)
pidana formal
(b)
public formal
(c)
perdata formal
(d)
perdata material
(e)
pidana material
4.
Negara hokum yang dianut oleh Negara Indonesia adalah Negara hokum dalam
arti
a.
positif
b.
induktif
c.
formal
d.
material
e.
deduktif
5.
Aturan hukum bersifat memaksa agar ………
a. menjadi
pedoman hidup masyarakat
b.
lembaga hokum sewenang-wenang
c.
dipatuhi oleh anggota masyarakat
d.
masyarakat merasa takut terhadap hukum
e.
lembaga hokum berwibawa
6.
Pemeriksaan ditingkat banding di Pengadilan Tinggi dapat terjadi apabila…
a.
terdakwa diputus hukuman seumur hidup
b.
terhukum atau penuntut hokum tidak mau menerima putusan hakim pengadilan negeri
c.
Terhukum dijatuhi hukuman mati
d.
Terdakwa dihukum karena korupsi
e.
Pengadilan negeri tidak serius dalam memutuskan perkara.
7.
Seseorang yang mampu menjaga nama baik dengan selalu menaati peraturan yang
berlaku berarti telah melaksanakan kebersihan dalam bidang………..
a.
sosial
b.
kesusilaan
c.
hukum
d.
keagamaaan
e.
kemsyarakatan
8. Patuh terhadap peraturan yang berlaku didalam
masyarakat berarti …..
a. memahami
tata tertib masyarakat
b. mematuhi
aturan Negara lain
c. mematuhi
hokum yang berlaku
d.
menghayati setiap undang-undang
e.
membuat hokum masing-masing
9.
Pembatalan atau pernyataan tidak sah
oleh Mahkamah Agung terhadap putusan hakim di bawahnya dinamakan…..
a.
Grasi
b.
Amnesti
c.
Banding
d.
Kasasi
e.
Judical Review
10. Peraturan Hukum yang mengatur cara pelaksanaan
alat pelengkapan Negara disebut……
a. Hukum
Pidana
b. Hukum Tata Negara
c. Hukum Administrasi Negara
d.
Hukum Acara
e. Hukum
Perdata
Lampiran
13
KUNCI
JAWABAN
KUNCI JAWABAN SIKLUS I
1. C
2. B
3. A
4. B
5. B
6. D
7. C
8. B
9. A
10. C
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
1. E
2. C
3. A
4. A
5. C
6. B
7. C
8. A
9. E
10. C
Lampiran
14
FOTO-FOTO KEGIATAN
Lampiran
15
LEMBAR JAWABAN SISWA
LEMBAR JAWABAN SIKLUS I
LEMBAR JAWABAN SIKLUS II
Komentar
Posting Komentar