24 JAM BERSAMA BULAN RAMADHAN
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”.
24 JAM SEORANG
MUSLIM DALAM BULAN RAMADAN
Seorang muslim memulai harinnya dengan sahur
sebelum fajar. Lebih utama mengakhirkan sahur hingga penghujung malam yang
paling akhir, jika memungkinkan. Setelah itu lakukan persiapan untuk menunaikan
shalat Fajar sebelum azan. Lakukan wudu di rumah, lalu keluar menuju masjid/berjamaah
di rumah sebelum azan. Ketika masuk masjid, tunaikan shalat dua rakaat
(tahiyyatul masjid) kemudian duduk dan menyibukkan diri dengan berdoa atau
membaca Al-Qur’an atau dzikir hingga muazin (melantunkan) azan. Ikuti ucapan
muazin, lalu membaca doa setelah selesai azan sebagaimana yang diajarkan
nabi sallallahu ’alaihi wa sallam. Setelah itu shalat dua rakaat (sunah rawatib
Fajar). Kemudian menyibukkan (diri) dengan zikir, doa dan membaca Al-Qu’ran
hingga shalat (Fajar) ditunaikan, seseorang dianggap dalam kondisi shalat
selama dia menunggu shalat.
Setelah menunaikan shalat berjama’ah, membaca
zikir yang disyariatkan sehabis salam. Setelah itu, jika dia ingin duduk di
masjid sampai matahari terbit sambil menyibukkan diri dengan zikir, membaca
Al-Qur’an, maka itu lebih utama, dan itulah yang dilakukan Nabi sallallahu
’alaihi wa sallam setelah shalat Fajar. Kemudain setelah matahari terbit dan
mulai beranjak naik sekitar seperempat jam, jika suka dia dapat menunaikan
shalat Dhuha (paling sedikit dua rakaat), maka hal itu bagus. Kalau dia mau
mengakhirkan (shalatnya) hingga ke waktu yang baik, yaitu ketika sudah
panas dan matahari telah tinggi, maka itu lebih baik lagi.
Kemudian kalau dia ingin tidur untuk persiapan
pergi kerja, hendaklah niatkan bahwa tidurnya untuk menguatkannya beribadah dan
mencari rezeki, agar mendapatkan pahala, insyaallah. Hendaklah menerapkan adab
tidur yang islami, baik perbuatan maupun perkataan.
Kemudian berangkat kerja/kerja di rumah saja.
Ketika datang waktu shalat Zuhur, pergi ke masjid lebih awal, baik sebelum atau
langsung sesudah azan, dan dalam keadaan telah siap untuk shalat. Tunaikan
shalat empat rakaat dengan dua salam (sunnah rawatib qabliyah Zuhur). Kemudian
menyibukkan diri dengan bacaan Al-Qur’an hingga shalat ditunaikan, lalu dia
shalat dengan berjama’ah. Setelah itu, shalat dua rakaat (sunah rawatib ba’da
Zuhur).
Setelah shalat, kembali ke (tempat kerja) untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai sampai waktu kerja selesai.
kalau setelah bekerja masih ada waktu panjang (sebelum) shalat Ashar dan
memungkinkan untuk beristirahat, maka lalukanlah istirahat sedikit. Tapi kalau
sekiranya waktunya tidak cukup, khawatir kalau tidur shalat Ashar akan terlewat,
maka carilah kesibukan yang tepat hingga datang waktu shalat, seperti pergi ke
pasar untuk membeli keperluan orang di rumah atau semacamnya. Atau langsung
pergi ke masjid ketika selesai bekerja lalu diam di masjid sampai shalat Ashar.
Kemudian setelah Ashar, perhatikan kondisi
dirinya. Kalau memungkinkan duduk di masjid dan menyibukkan diri dengan membaca
Al-Qur’an, maka ini adalah ghanimah (kesempatan beramal shaleh) yang sangat
besar. Tapi, Kalau sekiranya merasa letih, hendaknya saat itu beristirahat
untuk persiapan shalat Tarawih waktu malam.
Sebelum azan Magrib, siap-siaplah berbuka.
Hendaklah saat itu, menyibukkan diri dengan sesuatu yang berguna baik membaca
AL-Qur’an, berdoa atau memperbincangkan sesuatu yang bermanfaat dengan istri
dan anak-anak. Di antara (perbuatan) yang terbaik dalam mencari kesibukan pada
waktu ini adalah turut andil dalam memberikan buka pada orang-orang yang
berpuasa. Baik dengan menghadirkan makanan atau ikut serta membagikan (makanan)
kepada mereka serta mengaturnya. Nikmatnya aktifitas tersebut sangat besar,
tidak dapat dirasakan kecuali orang yang telah mencobanya.
Setelah berbuka, pergi ke masjid untuk shalat
berjama’ah. Setelah selesai (shalat Magrib), tunaikan shalat dua rakaat (sunnah
rawatib Magrib). Kemudian kembali ke rumah dan makan secukupnya –tanpa
berlebihan-. Setelah itu carilah cara yang bermanfaat untuk mengisi waktu yang
tepat untuk diri dan keluarganya, seperti membaca buku-buku cerita atau
buku-buku tentang hukum praktis, perlombaan, pembicaan yang mubah, atau
pemikiran lain yang bermanfaat dan menarik hati dan dapat mengalihkan perhatian
dari keinginan melakukan perbuatan haram yang sering ditayangkan televisi. Saat
itu memang waktu utama penayangan, sehingga anda akan dapatkan penayangan
acara-acara menarik dan menggiurkan yang pada umumnya mengandung kemunkaran
dari sisi aqidah dan akhlak. Maka berusahalah (dengan keras) menghindari diri
anda dari hal tersebut. Takutlah kepada Allah terhadap keluarga anda akan
dipertanyakan di hari kiamat. Maka persiapkan jawaban dari pertanyaan
(tersebut).
Kemudian bersiap-siap menunaikan shalat Isya dan
berangkat ke masjid, sibukkan (diri anda) dengan bacaan Al-Qur’an atau
mendengarkan pelajaran yang ada di masjid. Kemudian laksanakan shalat
Isya dan shalat dua rakaat (sunnah rawatib Isya). Kemudian lakukan shalat
Taraweh di belakang imam dengan khusyu dan penuh perenungan. Jangan selesai
sebelum imam selesai, (karena) Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda:
(إنه من قام مع الإمام
حتى ينصرف كتب له قيام ليلة) واه أبو داود (1370) وغيره ، وصححه الألباني في
"صلاة التراويح (ص 15)
“Sesungguhnya orang yang melakukan shalat bersama
imam hingga selesai, maka akan dicatat baginya sebagai shalat malam”. (HR. Abu
Dawud, no. 1370 dan lainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab
'Shalatut-Tarowih', hal. 15)”.
Setelah shalat taraweh, buatlah program yang
sesuai dengan kondisi pribadi anda, dan hendaklah anda memperhatikan perkara
berikut ini:
-Jauhkan dari perkara-perkara yang haram atau
yang menjadi pengantarnya.
-Lindungi anggota keluarga agar jangan terjerumus
perkara yang haram atau sebab-sebabnya dengan metode yang bijaksana. Seperti
menyiapkan program khusus baginya atau keluar bersama ke tempat rekreasi yang
mubah atau menjauhkan dari teman yang buruk serta mencarikan teman yang baik.
-Menyibukkan (diri) dengan yang lebih utama
dibandingkan yang kurang utama.
-Biasakan tidur lebih cepat disertai adab Islam
dalam tidur, baik perbuatan maupun perkataan. Kalau anda sebelum tidur membaca
sedikit (ayat) dari Al-Qur’an atau buku-buku yang bermanfaat, hal itu
bagus. Apalagi kalau anda belum menyelesaikan wirid harian dari
Al-Qur’an. Maka jangan tidur sebelum menyelesaikannya.
Kemudian bangun sebelum sahur sekiranya cukup
waktu untuk menyibukkan (diri) dengan berdoa. Karena waktu ini –yaitu sepertiga
malam terakhir- adalah waktu turunnya Allah (dari langit). Dan Allah memuji
orang-orang yang memohon ampun saat itu. Dia pun berjanji mengabulkan orang
yang berdoa, dan menerima taubatnya orang-orang yang bertaubat. Maka
jangan anda sia-siakan kesempatan yang agung ini.
Hari jum’at
Hari jum’at adalah hari terbaik dalam seminggu,
selayaknya ada program khusus dalam ibadan dan ketaatan, dan hendaklah
memperhatikan berikut ini:
-Segera datang untuk menunaikan shalat jum’at
-Berdiam di masjid setelah shalat Ashar, dan
menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an dan berdoa hingga penghujung hari
ini, karena (waktu akhir tersebut) adalah saat kemungkinan doa terkabul.
-Jadikan hari ini sebagai kesempatan untuk
menyempurnakan sebagian amalan-amalan anda yang belum selesai dipertengah
minggu. Seperti mengkhatamkan wirid mingguan dari (bacaan) Al-Qur’an atau
menyelesaikan bacaan buku atau mendengarkan kaset atau yang semisalnya dari
amalan-amalan shaleh.
Sepuluh Malam terakhir (Ramadan):
Sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) terdapat
Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Karenanya, disyariatkan bagi
seseorang untuk i’tikaf pada malam sepuluh ini di masjid. Sebagaimana Rasulullah
sallallahu ’alaihi wa sallam laksanakan (untuk) mendapatkan Lailatul Qadar.
Siapa memiliki kemudahan melaksanakan i’tikaf (secara sempurna), maka itu
adalah karunia yang agung dari Allah baginya. Namun, siapa tidak dapat
melakukan i’tikaf secara sempurna, lakukan i’tikaf semampunya. Bagi yang tidak
dapat melakukan i’tikaf sedikitpun juga, hendaklah menghidupkan malamnya dengan
beribadah dan ketaatan, baik dengan shalat malam, membaca Al-Qur’an, zikir dan
berdoa. Persiapkan waktu siang hari untuk istirahat fisik, agar dapat begadang
(untuk ibadah) di malam hari.
Perhatian:
Jadwal ini sekedar usulan, sifatnya fleksibel,
setiap orang dapat merubahnya sesuai dengan kondisi masing-masing. Dalam jadwal
ini banyak menyinggung pelaksanaan sunah-sunnah yang telah ada
ketetapannya dari Nabi sallallahu’alaihi wasallam. Bukan berarti semua yang
disebutkan di dalamnya merupakan kewajiban, bahkan banyak juga amalan sunnah
dan mustahab. Amalan yang paling Allah cintai adalah yang kontinyu, meskipun
sedikit. Seseorang diawal bulan kadang semangat melakukan ketaatan dan ibadah,
namun berikutnya terkena sifat malas. Maka hati-hatilah. Jagalah agar selalu
kontinya melaksanakan semua amal yang anda laksanakan pada bulan yang mulia
ini.
Hendaknya seorang muslim menata waktunya pada
bulan yang mulia ini, agar kesempatan besar untuk menambah kebaikan dan amal
sholeh tidak hilang dari dirinya. Sebagai contoh, seseorang berupaya membeli
berbagai keperluan anggota keluarga sebelum memasuki awal bulan. Begitu juga
keperluan sehari-hari, hendaklah dia beli pada saat pasar tidak padat. Contoh
lain, kunjungan pribadi dan keluarga hendaknya diatur agar seseorang tidak
terganggu ibadanya. Jadikan semangat utama anda adalah memperbanyak ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah pada bulan yang barokah ini. Kokohkan semangat
diawal bulan dengan lebih awal pergi ke masjid di waktu-waktu shalat, dan
mengkhatamkan bacaan Al-Quran serta selalu menunaikan qiyamul lail di bulan
yang agung ini. Berinfaklah sesuai kemampuan dengan harta anda. Gunakan
kesempatan pada bulan Ramadan untuk menguatkan hubungan anda dengan Kitabullah
azza wa jalla melalui sarana-sarana berikut ini:
-Membetulkan bacaan Al-Qur’an. Caranya adalah
dengan membetulkan bacaan kapada orang yang bagus bacaannya. Kalau tidak memungkinkan,
anda dapat melakukannya dengan mengikuti kaset dari para pembaca (Al-Qur’an)
yang bagus bacaannya.
-Muroja’ah (mengulang-ulang) hafalan yang telah
Allah karuniakan keutamaan kepada anda. Dan menambah hafalan.
-Membaca tafsir ayat-ayat (Al-Qur’an). Hal itu
dapat dilakukan dengan mengkaji kembali ayat-ayat yang masih belum anda
pahami dengan merujuk kitab-kitab tafsir terpercaya, seperti Tafsir Al-Baghawi,
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir As-Sa’dy. Atau anda membuat jadwal untuk membaca
secara teratur dari kitab-kitab tafsir. Anda mulai dari juz Amma kemudian
pindah ke Juz Tabarok dan begitu (seterusnya).
-Mengupayakan agar dapat menerapkan
perintah-perintah yang anda dapati dalam Kitabullah Azza Wa Jalla.
Kami memohon kepada Allah Azza Wa jalla semoga
nikmat kita disempurnakan dengan mendapatkan bulan Ramadan dan dapat
menyempurnakan puasa dan qiyam. Semoga amal kita diterima oleh-Nya dan dosa
serta kekurangan kita terampuni .
Komentar
Posting Komentar