16 Model Pembelajaran Berbasis Multikultural
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM BERBASIS PENDEKATAN MULTIKULTURAL
1. METODE TESTIMONI
A. Deskripsi
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali
anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil
B. Langkah-langkah
1.
Appersepsi
(Absen, Motivasi dan Instruksi awal, pretest).
2.
Pengamatan
Tekstual (tadarus Al Quran yang berhubungan dengan materi).
3.
Pengamatan
kontekstual (video pembelajaran terkait tema).
4.
Menulis
bebas di kertas kerja (siswa tidak perlu menulis identitas, namun sudah diberi
kode yang hanya diketahui guru) yang telah di sediakan tentang pengalaman
pribadi yang terkait dengan materi yang realistis dan kontekstual.
5.
Guru
membagi kelompok dengan cara hitung deret angka 1 – 6, kemudian di ulangi
kembali sampai siswa habis.
6.
Kemudian
siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing berdasarkan angka yang sama.
7.
Guru
mengumpulkan kertas kerja testimoni perkelompok kemudian guru mendistribusikan
kertas kerja tersebut kepada kelompok lain.
8.
Siswa
dalam kelompok berdiskusi untuk mencermati, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
testimoni kelompok lain. Klasifikasi dibuat dalam bentuk kata kunci yang
dibatasi jumlahnya baik kelebihan, kekurangan, maupun tantangan serta solusi
atau saran pemecahan masalah pada kertas plano yang sudah disediakan.
Klasifikasi dapat ditambahkan gambar maupun simbol yang relevan.
9.
Masing-masing kelompok menempelkan pekerjaannya di dinding atau
papan tulis kemudian presentasi secara bergiliran dan diberikan kesempatan
untuk tanya jawab.
10.
Guru yang telah membuat catatan-catatan dari masing-masing
kelompok, kemudian memberikan penguatan dari seluruh aspek (keaktifan siswa
ketika diskusi, pembuatan map dan gambar, penulisan komentar, presentasi, dan
tanya jawab, serta yang terkait dengan konten materi).
C. Kegunaan
- Seluruh siswa jujur menyampaikan hal-hal yang terkait dengan dirinya dan kehidupannya
- Menghargai keterbukaan, menerima perbedaan, menerima kenyataan tentang ketidaksempurnaan
- Belajar menyelesaikan masalah
- Menumbuhkan toleransi dan kebersamaan
- Perduli dengan kekurangan orang lain
- Kerjasama, interaktif, komunikatif, informative,
- Kerja sama, tanggungjawab, berbagi tugas, kreativitas dan saling memotivasi
- Keberanian mengemukakan pendapat, berargumentasi dengan baik
- Siswa aktif, konsisten dengan waktu, merencanakan
- Kreatif, mengkomunikasikan ide, pembuatan produk
- Membangun kesadaran untuk bersyukur atas apa yang sudah di miliki
- Membangun kesadaran untuk bersabar atas segala harapan yang belum terwujud
- Membangun kesadaran ingin menjadi anak yang lebih baik, belajar sungguh-sungguh, dan menggapai cita-cita setinggi mungkin
- Hasil akhir adalah perubahan sikap
D. Contoh
Metode pembelajaran ini dapat diimplementasikan pada materi
akidah dan akhlak seperti : menuntut ilmu, menghindarkan diri dari pergaulan
bebas dan perbuatan zina, hormat dan patuh terhadap orang tua dan guru, dll.
E. Kiat Sukses
- Guru harus ekstra sabar memberikan penjelasan instruksi awal (scenario pembelajaran)
- Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan masing-masing kelompok
- Menyediakan media dan alat yang di butuhkan
- Setting kelas di siasati berlangsung cepat
- Guru memberikan motivasi, dan saran
2. METODE BERMAIN PERAN
A. Diskripsi
Metode bermain peran adalah metode dengan cara memberikan peran-peran
tertentu atau serangkaian situasi belajar kepada murid dalam bentuk
keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan
didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas.
B. Langkah-langkah
1)
Persiapan kelompok :
a.
Mengidentifikasi dan memaparkan masalah
b.
Menjelaskan masalah
c.
Menafsirkan masalah
d.
Menjelaskan bermain
peran
2)
Memilih partisipan :
a.
Menganalisis peran
- Memilih pemain yang akan melakukan peran
3)
Mengatur setting :
a.
Mengatur sesi-sesi tindakan
b.
Kembali menegaskan peran
c.
Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah
4)
Mempersiapkan peneliti :
a.
Memutuskan apa yang akan dicari
b.
Memberikan tugas pengamatan
5)
Pemeranan :
a.
Memulai bermain peran
b.
Mengukuhkan bermain peran
c.
Menyudahi bermain peran
6)
Berdiskusi dan mengevaluasi
a.
Mereview pemeranan
b.
(Kejadian, posisi, kenyataan)
c.
Mendiskusikan fokus-fokus utama
d.
Mengembangkan pemeranan selanjutnya
7)
Memerankan kembali :
a.
Memainkan peran yang diubah,
b.
Memberi masukan atau alternatif
c.
Perilaku dalam langkah selanjutnya
8)
Diskusi dan evaluasi : Sebagaimana
dalam tahap enam
9)
Berbagi dan
menggeneralisasi Pengalaman
Menghubungkan
situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah
yang baru muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam tingkah laku.
C.
Kegunaan
Bermain peran dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid tanpa sadar menggunakan
ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan normatif terhadap materi yang
telah dan sedang mereka pelajari.
Bermain peran melibatkan jumlah murid yang cukup banyak,
cocok untuk kelas besar. Bermain peran dapat memberikan kepada murid kesenangan
karena bermain peran pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan
merasa senang karena bermain adalah dunia murid. Masuklah ke dunia murid,
sambil kita antarkan dunia kita.
D. Contoh
Metode bermain peran
dapat diterapkan pada materi ranah sejarah, akhlak mulia fiqh muamalat.
E. Kiat Sukses
1.
Untuk
peserta didik yang pertama kali belajar dengan role playing, guru perlu
memberikan penjelasan secara sederhana tentang cara-cara penggunaannya.
2. Masalah dan situasi yang akan didramatisasikan harus sesuai
dengan tingkat perkembangan murid agar menarik perhatiannya.
3. Guru perlu memberikan penjelasan tentang situasi yang akan
didramatisasikan seperlunya.
4.
Guru
harus menegaskan peranan peserta didik yang tidak ikut dalam dramatisasi atau
sebagai penonton (pendengar) yang akan ikut serta dalam diskusi.
5.
Pada situasi dramatisasi
sampai pada puncaknya, guru harus menghentikannya dan memulai diskusi.
Dramatisasi tidak perlu sampai pada kesimpulan akhir dari masalah yang
dihadapi, karena akan dilanjutkan dalam diskusi. Dalam diskusi semua peserta
didik dengan bimbingan guru harus sampai pada kesimpulan dari pemecahan masalah
yang timbul selama dramatisasi.
3.
THINK, PAIR AND
SHARE
A.
Deskripsi
Metode Pembelajaran Think, Pair,and Share (TPS) melatih siswa
bagaimana mengutarakan sebuah pendapat dan belajar menghargai pendapat orang
lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Metode ini dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi, siswa juga dapat
belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan
sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran
Think,Pair, and Share (TPS) dapat memperbaiki rasa percaya diri siswa karena
semua siswa diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kelas.
B.
Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Think,Pair, and
Share (TPS) adalah sebagai berikut:
1)
Langkah 1 : Berfikir (Thinking)
a.
Guru
mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan dengan materi
b.
Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa
menit untuk berfikir sendiri jawaban atas pertanyaan atau masalah yang
diberikan. ( 5’)
c.
Siswa
menuliskan jawabannya di kertas yang telah disediakan (2’)
2) Langkah 2 : Berpasangan
(Pairing)
a.
Guru meminta
siswa untuk berpasangan, maksimal 6 siswa per kelompok
b.
Siswa
secara bergantian menyampaikan ide atau gagasannya atas pertanyaan atau masalah
(10’)
c.
kelompok
tersebut menyimpulkan gagasan baru dari hasil diskusi ( 10’) dan dituliskan di kertas plano berupa kata kunci yang dibatasi dan
dengan gambar atau simbol
3) Langkah 3 : Berbagi
(Sharing)
a.
kelompok
Siswa mempresentasikan hasil kesimpulan
gagasan atau idenya di depan kelas, (
tiap kelompok 5’).
b.
Kelompok
lain memberikan tanggapan .
c.
Guru
memberikan penguatan dan motivasi sesuai content
C.
Kegunaan
1)
Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar.
2)
Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat atau ide.
3)
Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain
4)
Meningkatkan rasa percaya diri siswa
5)
Meningkatkan daya berpikir siswa untuk memecahkan masalah
6)
Meningkatkan keaktifan siswa untuk terlibat dalam
pembelajaran
D. Contoh
Metode
ini dapat dipraktekkan pada seluruh aspek pembelajaran PAI, yang meliputi al
Quran, akidah, akhlak, fiqih, dan tarikh.
Contoh
: asbabun nuzul ayat, kejujuran, hormat pada orang tua, indahnya beriman kepada
Allah, Materi sholat, dll.
E. Kiat Sukses
1.
Guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola kelas dan
memotivasi seluruh siswa untuk
berani dalam menyampaikan gagasan ide.
2.
Topik yang dibahas adalah topik yang kontekstual yaitu
permasalahan yang ada di sekitar siswa.
3.
Reward bagi siswa / kelompok yang aktif.
4.
MAKE A MATCH
A.
Deskripsi:
Make a match(mencari pasangan) adalah metode
pembelajaran pembelajaran dengan mencari pasangan melalui kartu
pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh peserta
didik. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994) dalam bukunya Language Arts and Cooperative
Learning Lessons for The Little One. Inti dari metode tersebut bagaimana peserta didik dapat mencocokkan
kartunya dalam waktu yang telah ditentukan.
B.
Tahapan:
- Guru menyampaikan kompetensi siswa
- Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
- Guru menjelaskan tahapan make a match.
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
- Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan namaAsmaul Husna akan berpasangan dengan deskripsinya.
- Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada pasangan.
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
- Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka, sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan koreksi.
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan.
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Penguatan oleh guru
- Tugas
C.
Kegunaan:
1.
Penguasaan dan pemahaman suatu konsep
bisa lebih cepat
2.
Suasana menyenangkan
3.
Siswa belajar aktif
4.
Guru sebagai pembimbing/fasilitator
5.
Dapat mengidentifikasi permasalahan
6.
Meningkatkan antusiasme dalam
pembelajaran
7.
Mengenal karakter siswa lain
8.
Mengembangkan kemampuan berpikir
9.
Memotivasi siswa untuk saling membantu
10.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab
11.
Meningkatkan keterampilan sosial
12.
Meningkatkan keterampilan bertangan dan
menyelesaikan suatu masalah
13.
Mengembangkan bakat kepemimpinan
14.
Meningkatkan keterampilan berdiskusi
15.
Meningkatkan kreatifitas siswa
16.
Menghindari kejenuhan
D.
Contoh
- Guru menyampaikan kompetensi siswa tentang makna asma’ul husna al Kariim, al Mu’min, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir
2.
Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
3.
Guru menjelaskan tahapan make a match.
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep tentang makna, dalil naqli, nilai perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan yang berkaitan dengan asma’ul husna al Kariim, al-Mu’min, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
5.
Setiap siswa mendapatkan
sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
6.
Tiap siswa memikirkan
jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok tentang makna asma’ul husna al Kariim, al-Mu’min, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir namaAsmaul Husna akan berpasangan dengan deskripsinya.
- Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada pasangan.
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
- Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka, sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan koreksi.
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan.
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Penguatan oleh guru
- Tugas
E. Kiat Sukses
- Sebaiknya dibuat alat atau media pembelajaran (kartu, ICT, puzzle)
- Kolaborasikan dengan permainan.
- Posisi tempat duduk diatur berkelompok.
5.
Metode
Expert Group
A. Deskripsi
Metode Expert Group
adalah metode pembelajaran melalui pembentukan kelompok peserta didik yang
berperan sebagai ahli dalam materi yang akan dibahas. Metode ini dilakukan
melalui sistem kerja kelompok yang heterogen, dengan memanfaatkan hal-hal yang
positif antar anggota kelompok untuk menumbuhkan kerja sama saling membantu dan saling mendorong
untuk menyelesaikan persoalan tertentu. Kemampuan berkerja sama dalam kelompok
merupakan kemampuan yang penting bagi peserta didik untuk dilatih dalam
memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Metode ini juga melibatkan
partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran, perlunya
pengembangan peserta didik belajar mandiri, dan perlunya peserta didik memiliki
kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
B. Tahapan
1.
Pembagian kelompok
expert terdiri dari 6 peserta didik (dalam menentukan kelompok expert ada peran
dari peserta didik)
2.
Peserta didik mengkaji
pengantar mengenai perkembangan Islam pada masa modern. (5 menit).
3.
Kelompok expert menerima
masing-masing 1 amplop untuk 2 peserta
didik. (jumlah amplop ada 3 berdasarkan 3 sub materi yang terdiri dari
substansi dakwah Rasulullah saw. di Makkah, strategi dakwah Rasulullah saw. di
Makkah, kelebihan strategi dakwah Rasulullah saw. di Makkah). 5 menit.
4.
Masing-masing kelompok
expert mencermati rangkuman materi berkaitan dengan perkembangan Islam pada masa modern. (10 menit).
5.
Bersamaan dengan
kegiatan kelompok expert, peserta didik diberi kesempatan untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perkembangan Islam pada masa modern. (10 menit).
6.
Sesi tanya jawab,
pertanyaan disampaikan oleh peserta didik bukan expert dan ditujukan kepada
kelompok expert (15 menit).
7.
Peserta didik secara
keseluruhan diminta mengisi worksheet berisi penjelasan berkaitan perkembangan Islam pada masa modern. (8 menit) – lihat
contoh worksheet.
8.
Peserta didik
menempelkan worksheet yang sudah terisi tersebut di atas buku catatannya. (2
menit)
9.
Peserta didik diberi
tugas pekerjaan rumah berupa worksheet yang harus diisi berikut pendapat
keluarga berkaitan dengan perkembangan Islam pada masa modern.
C. Kegunaan
1. Kegunaan
metode Expert Group ini:
2.
Melatih tanggungjawab
dalam kelompok.
3.
Mengembangkan sikap
disiplin.
4.
Fokus dalam
pembelajaran.
5.
Melatih keberanian.
6.
Melatih dalam berpikir
kritis dan logis.
7.
Melibatkan seluruh
peserta didik.
8.
Membangun kreativitas.
9.
Kerjasama dalam kelompok.
10.
Saling memberikan
motivasi.
11.
Pembagian tugas sesuai
kemampuan.
12.
Melatih kemandirian.
13.
Menghargai pendapat.
D. Apa
yang guru lakukan
1)
Memberikan
penjelasan awal yang singkat, jelas dan membimbing peserta didik ke arah
pembelajaran dimaksud
2)
Memberikan
kebebasan dalam pembentukan kelompok expert
3)
Menyiapkan
isi amplop
4)
Memperhatikan
dengan serius proses tanya-jawab, sesekali mengarahkan kemabli supaya focus
bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
5)
Menyiapkan
worksheet yang denyeiapkan alat-alat bantu pembelajaran seperti lem, kertas
bor, spidol, dll
6)
Melakukan
penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan, ketertiban)
7)
Berdasarkan
hasil penilaian sikap tadi digunakan untuk acuan mempersilahkan peserta didik
keluar kelas
8)
Memeriksa
PR
9)
Menempatkan
buku PR di atas meja dekat pintu keluar
10)
Memeriksa
buku tugas
11)
Membagikan
buku tugas di awal pelajaran
12)
Mengumpulkan
buku tugas di akhir pelajaran
E.
Penggunaan dalam mengajar PAI
Pokok bahasan
yang cocok menggunakan metode Expert
Group diantaranya materi yang mengandung unsur perbedaan atau pembagian
misalnya prinsip dan praktik ekonomi Islam (aspek fiqih), perkembangan Islam
pada masa modern (aspek sejarah peradaban Islam).
F. Yang
dibuat
1)
Statemen
masing-masing dan dimasukan dalam amplop
2)
Worksheet
yang diperlukan
6.
Metode Snowball Throwing
A.
Deskripsi
Snowball Throwing adalah salah satu metodepembelajarankooperatif.
Metode pembelajaran ini dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman
materi yang sulit kepada siswa. Metode Snowball Throwing juga untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut.
Pada metode pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk
menjadi beberapa kelompok. Dipilih ketua kelompok yang akan mewakili untuk
menerima tugas dari guru. Masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain kemudian siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang didapatkan.
Snowball Throwing
melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan
menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan
pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah
bola kertas kemudian dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang menerima bola
kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
B.
Tahapan
Tahapan yang dilakukan dalam menerapkan metode snowball
throwing dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Guru menyampaikan materi
yang akan disajikan.
2)
Guru membentuk
kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
3)
Masing-masing ketua
kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)
Kemudian masing-masing
siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)
Kemudian kertas tersebut
dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15
menit.
6)
Setelah siswa dapat satu
bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7)
Evaluasi.
8)
Penutup.
C.
Kegunaan
Kegunaan atau manfaat yang bisa diambil dari metode snowball
throwing antara lain sebagai berikut:
1)
Kegiatan melempar bola
pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa
tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka
juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada
siswa lain.
2)
Tiap anggota kelompok akan
mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari
temannya yang terdapat dalam bola kertas.
3)
Guru berusaha memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi
berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang
kompleks.
4)
Guru juga memberikan
pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses
yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah baik sosial,
sains, hitungan dan lingkungan pergaulan.
D.
Keunggulan
1)
Melatih kesiapan siswa
dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta
saling memberikan pengetahuan.
2)
Siswa lebih memahami dan
mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini
disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara
khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis
dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok
3)
Dapat membangkitkan
keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4)
Melatih siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
5)
Merangsang siswa mengemukakan
pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran
tersebut.
6)
Dapat mengurangi rasa takut
siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.
7)
Siswa akan lebih mengerti
makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.
8)
Siswa akan memahami makna
tanggung jawab.
9)
Siswa akan lebih bisa
menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan
intelegensia.
10)
Siswa akan terus
termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.
E.
Aktifitas Guru
Aktivitas guru dalam menerapkan metode ini adalah:
1)
Guru
menjelaskan bagaimana proses belajar yang akan dilakukan.
2)
Guru
menjelaskan materi pembelajaran apa yang ingin dipelajari peserta didik.
3)
Guru
membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.
4)
Guru
menjelaskan materi kepada ketua-ketua kelompok.
5)
Guru
mengamati kegiatan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
6)
Guru
mengevaluasi proses pembelajaran dan materi pembelajaran peserta didik.
F.
Aktifitas Peserta Didik
Kegiatan peserta didik ketika guru menggunakan metode ini
dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1)
Peserta didik membentuk
kelompok.
2)
Peserta didik menjelaskan
kepada teman-teman tentang materi pembelajaran.
3)
Peserta didik membahas
materi pembelajaran.
4)
Peserta didik menulis
pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
5)
Peserta didik menjawab
pertanyaan dari teman lainnya seputar materi pembelajaran.
G.
Apa Yang Terjadi
Dalam proses pembelajaran menggunakan metode ini, akan
terjadi hal-hal sebagai berikut:
1)
Penjelasan
awal guru: singkat, jelas, mengarahkan siswa pada kegiatan yang harus
dilakukannya
2)
Pembagian
kelompok: dengan game kartu, atau dengan membagi permen, ditunjuk secara acak.
3)
Peserta
didik mengelompokkan diri sesuai dengan teknik pembagian kelompok yang
digunakan.
4)
Peserta didik (ketua
kelompok) menjelaskan kepada teman-teman tentang materi pembelajaran.
5)
Peserta didik membahas dan
mendiskusikan materi pembelajaran dalam kelompok.
6)
Peserta didik menulis
pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
7)
Peserta didik melempar
pertanyaan kepada kelompok lain.
8)
Peserta didik menangkap
lemparan bola (kertas yang berisi pertanyaan)
dari Peserta didik lain.
9)
Peserta didik yang menerima
lemparan bola harus menjawab pertanyaan yang ada dalam bola kertas dari teman
lainnya.
10)
Kegiatan
pada poin 9 diulang-ulang sampai bola salju itu selesa.
11)
Diakhir
pembelajaran ada penguatan dari guru.
7.
Metode Center piece
A.
Diskripsi
Centerpiece yaitu pusat perhatian. Dalam istilah metode
pembelajaran, centerpiece yaitu metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa
untuk mengeluarkan ide/gagasannya yang berbeda atau melengkapi ide dari siswa
lain dan sebagai wahana untuk mengenal perbedaan pendapat yang berkembang di
lingkungannya.
B.
Kegunaan
1)
Seluruh anak terlibat dalam
diskusi
2)
Anak memiliki pandangan
terbuka terhadap perbedaan
3)
Sangat cocok dengan
tema-tema moral dan keimanan.
4)
Melatih siswa untuk
berpikir kritis dan logis
5)
Melatih siswa bertangung
jawab atas gagasan dan pilihannya.
6)
Melatih siswa untuk
menghargai pendapat.
7)
Memudahkan untuk
mengungkapkan pendapat dengan mereproduksi memori dalam bentuk tertulis.
C.
Langkah/tahapan:
1)
Siswa berkelompok 4 sampai
5 kelompok. Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar kartu/kertas.
2)
Guru menyiapkan pertanyaan
yang merangsang berpikir kritis baik melalui kuis atau tertulis.
3)
Setiap siswa menuliskan
jawaban di kartu tersebut. Siswa yang selesai menuliskan jawaban meletakkan
kartu tersebut di tengah meja.
4)
Setiap siswa menukarkan
kartu miliknya dg kartu di meja kemudian membacanya lalu memberikan tanggapan
sehingga setiap siswa membaca semua jawaban teman-temannya.
5)
Guru meminta konfirmasi
siswa dengan ungkapan kunci ‘andaikata’ (what if)…… apa yang terjeadi?
D.
Apa yang terjadi
1)
Hendaklah disediakan sumber
bacaan/belajar yang akan dibahas apabila tidak, siswa akan menjawab sekenanya.
2)
Guru menjelaskan aturan
main yang harus ditaati oleh siswa.
3)
Tanggapan yang diberkan
hendaklah logis dan kritis, jujur, dan bertanggung jawab.
4)
Guru memastikan setiap
jawaban sudah ditanggapi oleh seluruh anggota dalam kelompok tersebut sebelum
melanjutkan dengan diskusi dan konfirmasi setiap tanggapan.
E.
Kiat Sukses
1)
Sebelum menerapkan strategi
centerpiece, siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok
2)
Guru menyiapkan tema
diskusi yang memiliki berbagai kemungkinan jawaban bukan satu jawaban (jawaban
benar/salah, ya/tidak harus diberikan alasan/argumentasi.
3)
Durasi penerapan strategi
centerpiece tidak melebihi 60 menit (1 jam).
4)
Setiap siswa harus
memberikan tanggapan tertulis.
5)
Instruksi yang sesuai yaitu
6)
Tulis satu hal yang anda
ketahui tentang
-
Keadilan
-
Amal salih
-
ihlas
-
Kejujuran
-
Iman
-
Rasulullah saw.
-
Takdir
-
dll
1)
variasi
2)
setiap peserta diberikan
kartu yang sudah terdapat pertanyaan yang berbeda dari kartu lain.
3)
Siswa saling menukar kartu
sampai semua kartu temannya ditanggapi.
4)
Siswa memberikan tanggapan
dengan tanda centang yang berarti setuju dan silang yang berarti kurang/tidak
setuju.
F.
Contoh jenis pertanyaan
1)
Kemukakan pendapatmu
tentang keadilan
2)
Kemukakan pendapatu apakah
kita harus jujur dalam keadaan apapun?
3)
Apa yang anda ketahui
tentang amal salih?
4)
Apakah manusia memiliki
kebebasan untuk menentukan takdirnya.
8.
METODE INKUIRI (DISCOVERY
LEARNING)
A.
Deskripsi
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut
serta, atau terlibat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi,
dan melakukan penyelidikan.
Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang
meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana peserta didik
mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya.
Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri ini bertujuan
untuk memberikan cara bagi peserta didik untuk membangun kecakapan-kecakapan
intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir
reflektif.
B. Kegunaan
1)
Metode
inkuiri menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal untuk mencari
dan menemukan sesuatu.
2)
Menempatkan
peserta didik sebagai subjek belajar
3)
Dalam
proses belajarnya guru memperkenankan peserta didik menemukan sendiri beragam
informasi yang dibutuhkan. Sehingga peserta didik dapat mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan
dan sebagainya
4)
Adanya
sumber belajar dan alat belajar yang dibutuhkan baik berupa : Buku, kitab,
koneksi internet dll.
5)
Materi
pembelajaran merupakan materi yang bersifat pendalaman atau analisis.
6)
Susunan
kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Tahapan
1)
Kegiatan
Awal (Pendahuluan) : 15 menit
a.
Guru membuka proses pembelajaran dengan
memberi salam dan berdo’a,
b.
Guru mengelola kelas
(mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
c.
Guru menyampaikan
penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
d.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari materi yang akan dipelajari, yakni serta metode pembelajaran yang akan digunakan.
e.
Guru melakukan appersepsi
(sejauh mana peserta didik memahami hubungan pelajaran yang lalu dan atau
konsep yang dimiliki dengan materi yang akan diajarkan)
f.
Guru memberi motivasi peserta didik.
2)
Kegiatan
Inti (110 menit)
a.
Pembagian
kelompok (Peserta didik membagi diri
menjadi 5 kelompok dansetiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang dan duduk sesuai dengan kelompoknya)
pembagian kelompok dilakukan secara acak. (5 menit)
b.
Guru
membagi materi atau isu (masalah) yang akan dipecahkan sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta didik (perumusan masalah) (5 menit)
c.
Peserta
didik (setiap kelompok) menetapkan jawaban sementara (hipotesis) terhadap
isu atau masalah yang ditugaskan (10
menit)
d.
Peserta
didik (setiap kelompok) harus mencari dan menemukan konsep atau prinsip melalui
proses penyelidikan untuk mengumpulkan data. (45 menit)
e.
Peserta
didik(setiap kelompok) membuat kesimpulan jawaban secara tertulis (15 menit)
f.
Peserta
didik mempresentasikan hasil temuannya. (30 menit)
g.
Terjadinya
proses tanya jawab
h.
Mengaplikasikan
kesimpulan atau generalisasi dari konsep atau data yang ditemukan.
3)
Kegiatan
Penutup (10 menit)
a.
Gurumemberi umpan balik dan penguatan materi di akhir pembelajaran.
b. Peserta didik menyimak
penjelasan tentang topik materi pada pembelajaran selanjutnya, serta tugas yang
diberikan guru terkait pembelajaran selanjutnya.
c. Mengajak semua peserta
didik berdo’a untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
D. Apa
yang terjadi
1)
Penjelasan
awal guru: singkat, jelas, mengarahkan peserta didik pada kegiatan yang harus
dilakukannya
2)
Pembagian
kelompok: ditunjuk secara acak.
3)
Pemberian
rangsangan; menjadikan peserta didik mengembangkan kesadaran tentang
ketidaktahuan tentang sesuatu setelah mengamati, membaca, atau mencoba sesuatu.
4)
Identifikasi
masalah; peserta didik menyatakan atau merumukan masalah dari ketidaktahuan
peserta didik untuk menggali hal yang ingin peserta didik ketahui.
5)
Pengumpulan
Data; peserta didik mengeksplorasi dan mengelaborasi informasi, menghimpun data
untuk memecahkan masalah.
6)
Pengolahan
data; peserta didik mengolah informasi yang telah dihimpunnya melalui
kegiatan wawancaran, observasi, membaca, dan selanjutnya dianalisis,
diklasifikasi, ditabulasi untuk ditafsirkan.
7)
Verifikasi
(Pembuktian); peserta didik mengkonfirmasi atau memeriksa ulang kebenaran
informasi atau data yang diolahnya untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
Peserta didik mendapat peluang untuk menemukan konsep, teori, aturan, dan
contoh-contoh.
8) Tanya jawab berlangsung dinamis, serius (dijaga serius oleh
gurunya) tetapi diselingi dengan candaan
9) Tertib bertanya tetap terjaga meskipun pertanyaan diajukan
kepada sesama peserta didik
10)
Generalisisi
(menarik Kesimpulan); peserta didik menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prisip umum
11)
Ketika
diskusi kelompok peserta didik bergairah untuk mencari informasi dan semangat
mempertahankan argumentasi.
12)
Waktu
presentasi dan konfirmasi dan koreksi terjadi perdebatan sengit tetapi tetap
dengan kendali guru.
13)
Diakhir
pembelajaran ada penguatan dari guru.
E. Apa
yang guru lakukan
1)
Memberikan
penjelasan awal yang singkat, jelas dan membimbing peserta didik ke arah
pembelajaran dimaksud
2)
Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data.
3)
Memperhatikan
dengan serius proses tanya-jawab, sesekali mengarahkan kembali supaya focus
bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
4)
Menyiapkan
sumber belajar dan alat yang diperlukan selama pembelajaran.
5)
Melakukan
penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan, ketertiban)
6) Guru berkeliling mengamati kerjasama peserta
didik dalam mengerjakan tugas.
7) Menilai kerjasamanya, tanggung jawabnya,
kedisiplinannya, keaktifannya, mendominasi atau tidak dsb)
8) Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.
9)
Memiliki
kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan, evaluasi, dan
kegiatan lainnya).
10)
Mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
11)
Mempunyai
kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah mempersiapkannya).
12)
Guru
mempunyai kemampuan sebagai manager.
13)
Mampu
memberikan pujian dan motivasi belajar.
14)
Mempunyai
kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada sistem nilai.
F.
Kegunaan penerapan metode inkuiri
1)
Mengembangkan
kemampuan berpikir memecahkan masalah dan keterampilan intelektual peserta
didik.
2)
Dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan bertahan dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan peserta didik.
3)
Dengan menggunakan strategi
penemuan, peserta didik belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan
dikembangkannya sendiri.
4)
Dengan metode inkuiri ini
peserta didik belajar berpikir analisis menghadapi dan memecahkan
permasalahannya sendiri. Selanjutnya kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat.
5)
Membantu
peserta didik mengembangkan keterampilan kognitif secara mandiri.
6)
Memperoleh
pengalaman bagaimana caranya belajar.
7)
Menguatkan
konsep diri dengan mengembangkan rasa percaya diri.
8)
Mendorong
pertumbuhan keterampilan berpikir kritis dan logis serta rasa ingin tahu.
9)
Meningkatkan kemampuan berpikir
intuitif dan belajar mempertahankan argument
10)
Meningkatkan
penghargaan kepada peserta didik untuk lebih mandiri.
11)
Mengembangkan
potensi diri secara optimal.
a.
Tumbuhnya
sikap berani, disiplin dan tanggungjawab
12)
Terbentuknya kerjasama,
pembagian tugas dan saling memotivasi dan kerja sungguh-sungguh.
G.
Penggunaan dalam mengajar PAI
Metode pembelajaran Inkuiri ini bisa digunakan dalam
pembelajaran PAI pada KD-KD untuk menganalisis
baik dalam aspek Akidah, Al Qur’an, Fiqih, Akhlak maupun Tarikh
H.
Strategi pelaksanaan metode inkuiri
1)
Guru
memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan
diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru harus memahami sejauh mana
peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan
peserta didik bersama-sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat atau
teori yang sudah ada.
2)
Guru
memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan
serta pekerjaan rumah.
3)
Guru
memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta
didik.
4)
Resitasi
untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar dapat
dipahami.
5)
Guru
memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi terhadap data
yang telah disajikan.
6)
Mendiskusikan
aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut.
7)
Merangkum
dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
9.
TEAMS GAMES TOURNAMENTS
(TGT)
A.
Deskripsi:
TGT adalah metode pembelajaran yang menitikberatkan pada
pertandingan permainan kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Slavin
B.
Tahapan
1)
Penyajian
kelas
Pengelolaan kelas meliputi: pengkondisian tempat duduk, dan
penyampaian tujuan.
2)
Kelompok
(team)
Pembentukan kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa
yang anggotanya heterogen.
3)
Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
menguji pengetahuan yang di dapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat
skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4)
Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir pertemuan atau pada
setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dalam satu meja
I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5)
Team
Recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika
rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan
“Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
C.
Kegunaan
1)
Lebih meningkatkan pencurahan
waktu untuk tugas
2)
Mengedepankan penerimaan
terhadap perbedaan individu
3)
Dengan waktu yang sedikit dapat
menguasai materi secara mendalam
4)
Proses belajar mengajar berlangsung
dengan keaktifan dari siswa
5)
Mendidik siswa untuk berlatih
bersosialisasi dengan orang lain
6)
Motivasi belajar lebih tinggi
7)
Hasil belajar lebih baik
8)
Meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan dan toleransi
D.
Contoh
Materi :
·
Hukum Islam
·
Sejarah Islam di Makkah dan
Madinah
·
Ekonomi syariah
·
Sejarah Islam klasik dan modern
·
Mawaris
·
Nikah
·
Sejarah Islam dunia dan
Indonesia
E.
Kiat Sukses
1)
Guru mempersiapkan startegi
permaninan
2)
Dibuat tata tertib permainan
3)
Pembelajaran dapat in door atau
out door
4)
Kondisikan kelas dalam turnamen
tidal menggangu kelas lain, yang biasa di timbulkan oleh kegaduhan suara
5)
Buatkan yel yel atas nama
kelompok masing masing
6)
Gurum memotivasi kepada siswa
agar bermain jujur
7)
Lakukan dengan pembelajaran 5
m, untuk melakukan kerjasama dan motivasi
8)
Disediakan alat pembelajaran
dan materi secara sederhana mudah dipahami
9)
Buatkan alat penilaian,guru amati
masing-masing siswa.
10. MARKET PLACE (MP)/ BELANJA MATERI
A.
Deskripsi
Market Place merupakan metode pembelajaran berupa kegiatan
pasar, dimana siswa dapat melakaukan aktivitas jual beli informasi. Terdapat
kelompok siswa pemilik informasi untuk dijual kepada kelompok lain dan kelompok
siswa yang membeli informasi. Informasi yang diperjualbelikan adalah materi
yang dipelajari pada hari itu.
B.
Tahapan
1)
Setiap
kelompok mempersiapkan barang yang akan dijual (pokok/sub pokok adalah hasil
pembagian guru, masing-masing kelompok berbeda kontennya), Pada tahap ini siswa
mengamati, menanya dan mengeksplorasi pokok/sub pokok bahasan melalui
refferensi yang akurat antar sesama kelompok. Satu konten lebih dari satu
referensi.
2)
Barang
yang dijual harus menarik (bisa menggunkan mind map, peta konsep, desain gambar
dll). Siswa mengasosiasi dan mengomunikasikan hasil eksplornya melalui produk
seperti mind map, peta konsep, desain gambar dll.
3)
Setiap
kelompok dibagi menjadi dua bagian (kelompok penjual dan kelompok pembeli)
Kelompok penjual menjelaskan kehebatan produknya secara detail. Kelompok
pembeli menilai atau mendengarkan penjelasan dan mencatatnya
4)
Pembeli
akan berkunjung ke stan penjual (diberi kesempatan 5-6 menit) Pembeli
mengunjungi penjual dan mencatat apa yang dijelaskan penjual, ini harus dicatat
karena pembeli ini harus menjelaskan kepada penjual di kelompoknya.
5)
Pembeli
menyampaikan laporan hasil kunjungannya kepada kelompoknya Pembeli menjelaskan
hasil kunjungan kepada penjual dikelompoknya. Pembeli dan penjual menilai mana
kelompok terbaik pada saat kunjungan dan dikunjungi.
6)
refleksi
C.
Kegunaan
1)
Siswa merasa bertanggung
jawab untuk mencari informasi secara individual
2)
Belajar memberanikan diri untuk
mempromosikan hasil kajiannya
3)
Belajar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara
D.
Contoh
Metode ini lebih tetap untuk materi-materi yang sifatnya
inquiry antara lain
Aqidah, akhlak, fiqh, dan
sejarah Islam
E.
Kiat Sukses
Siswa dibiasakan untuk membaca topik-topik dengan berbagai
macam referensi
Diusahakan
dalam membuat iklan dengan metode-metode yang menarik, seperti mind map, gambar.
11. PROJECT BASED LEARNING (PBL)
A.
Deskripsi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar
B. Tahapan
1)
Pendahuluan
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
2)
Penentuan
Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
3)
Mendesain
Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan projeck dan monitoring dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta
didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
4)
Menyusun
Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
5)
Memonitor
peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi
aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
6)
Menguji
Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
7)
Mengevaluasi
Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
C. Kegunaan
1)
siswa menjadi pebelajar aktif;
2)
pembelajaran menjadi lebih interaktif atau
multiarah;
3)
pembelajaran menjadi student
centred);
4)
guru berperan sebagai
fasilitator;
5)
mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa;
6)
memberikan kesempatan siswa
memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih
mereka menjadi mandiri;
7)
dapat memberikan pemahaman konsep
atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa; dsb.
D. Contoh
· Materi wakaf,
a) Mengaplikasikan hasil belajar wakaf lewat
tindakan.
b) Melakukan interaksi sosial dengan wawancara, survey, observasi,dan
dokumentasi).
E. Kiat
Sukses
1)
Peran Guru
a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
b) Membuat strategi pembelajaran Pj PL.
c) Memprediksi interaksi yang akan terjadi antara
guru dan siswa.
d) Mengamati keunikan siswa.
e) Menilai siswa dengan cara transparan dan
berbagai macam penilaian.
f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.
g) Meneliti tiap tahapan siswa
2)
Peran Peserta Didik
a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
b) Melakukan riset sederhana.
c) Mempelajari ide dan konsep baru.
d) Belajar mengatur waktu dengan baik.
e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
f) Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.
g) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey,
observasi, dll).
12.
Information
Search/Berburu Informasi
A. Deskripsi
Suatu cara yang digunakan olehguru dengan maksud meminta
peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanyang diajukan baik oleh guru
maupun dari peserta didik sendiri.Kemudian mencari informasi jawabannya lewat
membaca untukmenemukan informasi yang akurat.
B. Tahapan
1) Pembagian kelompok (4-5 orang).
2)
Guru membagikan pertanyaan –
pertanyaan kepada kelompok siswa untuk dicari jawabannya.
3)
Peserta didik dalam
kelompokmencari informasi di buku teks dan sumber belajar lain seperti Handout,
Dokumen, Informasi dari internet, Perangkat keras (CD/DVD, dan alat-alat lain).
4)
Tiap Kelompokmenyusun jawaban
yang sudah didapatkan dari referensi.
5)
Jawaban tiap kelompok
didiskusikan.
6)
Setiap peserta didik membuat
kesimpulan hasil diskusi semua kelompok.
7)
Kegunaan
8)
Membiasakan
peserta didik untuk membaca secara cermat.
9)
Melatihberpikir
kritis.
10)
Membantu
menghidupkan materi yang membosankanmenjadi lebih menarik.
C. Contoh
Mengajarkan materi tentang keimanan, al-Qur’an, dan sejarah
1)
Bisa
dicoba dengan menggali informasi dari
software2 Islam seperti Al-Kalam, Al-Qur’an digital, Hadits Digital, dll
2)
Buatlah
pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk menjawabnya dengan cara
menyimpulkan sumber informasi yangtersedia.
D. Kiat
Sukses
Selain mencari jawaban pertanyaan, peserta didik bisa juga
diberitugas seperti pemecahan masalah atau tugas dimana peserta didik
harusmencocokan atau merangkai kata-kata yang menyimpulkan point-pointdari
sumber bacaan.
13. STICKNAME
A. Deskripsi
Menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan banyak melibatkan
peserta didik secara merata baik secara lisan maupun tulisan dengan berpatokan
kepada stick yang bertuliskan nama masing-masing peserta didik
B. Tahapan
1)
Pembukaan
pelajaran dengan berdoa
Menyiapkan doa yang akan dibaca dalam bentuk lembar kertas
atau tayangan Salah satu peserta didik memimpin doa yang diikuti semua
2)
Absen
kesiapan peserta didik
Menanyakan
kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran dengan menggunakan stickname sebagai
alat penunjukannya Menjawab
sesuai yang difahami atau yang dibaca
3)
Pengantar
Materi Pelajaran
- Telah
menyiapkan bahan materi dengan media atau tidak
- menyampaikan
materi Memperhatikan materi yang
disampaikan guru
4)
Tanggapan
peserta didik secara lisan =memperhatikan tanggapan peserta didik
- mencatat
poin-poin penting di papan tulis
- mengontrol
jalannya tanggapan agar tidak terfokus pada satu dua anak saja dengan
menggunakan stickname Menanggapi apa
yang difahami dari pengantar guru
5)
Catatan
poin-poin penting guru atas tanggapan peserta didik
menguraikan lebih lanjut berkaitan dengan catatan poin-poin
penting dari peserta didik Memperhatikan
uraian atau tanggapan guru
6)
Tanggapan
balik dari guru =
Memfokuskan kembali diskusi yang telah dilakukan kepada topic
pembahasan Mengasosiakan apa yang
difahami dengan uraian guru
7)
Peserta
didik menulis berdasarkan instruksi guru =
Menyiapkan intruksi-instruksi yang akan dikerjakan peserta
didik secara tertulis Melaksanakan
instruksi guru secara tertulis
8)
Guru
memberi penguatan materi =
-
Menyiapkan
alat/media yang dibutuhkan untuk penguatan materi
-
Menyampaikan
penguatan materi -
-
Mencermati
penguatan yang diberikan oleh guru
-
Menyimpulkan
dari apa yang difahami dari proses KBM dari awal sampai akhir
C. Kegunaan
1)
melatih
kepercayaan diri
2)
membiasakan
anak berdoa
3)
Anak
terbiasa siap mengikuti pelajaran
4)
Kelas
segera terfokus pada pelajaran
5)
Mengontrol
keaktifan peserta didik
6)
menghargai
orang lain dengan memperhatikan apa yang disampaikan guru
7)
Mencontoh
menggunakan media untuk memudahkan suatu pekerjaan
8)
tumbuh
berani menyampaikan argumentasi atau pendapat berkaitan dengan materi pelajaran
9)
saling
menghargai pendapat orang lain
10)
disiplin
mengikuti aturan KBM
11)
cermat
atas apa didengar
12)
menghargai
pendapat sendiri
13)
tidak
ada pendapat yang sia-sia
14)
Menyadari
bahwa apa yang telah didiskusikan bersama akan memberikan sesuatu yang penting
untuk kemajuan kelas
15)
Setiap
yang terlibat dalam KBM pasti memberikan kontribusi bagi kemajuan kelas
16)
Membiasakan
peserta didik untuk senantiasa menulis apa yang telah dipelajari
17)
Menumbuhkan
kesadaran pentingnya menulis untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan suatu
ilmu
18)
Memperkuat
pemahaman peserta didik
19)
Melatih
peserta didik untuk senantiasa mengulang apa yang telah dipelajari
D. Contoh
Lembar doa
1)
Dari
materi pelajaran yang kita pelajari di pertemuan kemaren, adakah yang berkaitan
dengan materi sekarang yaitu”iman kepada malaikat
2)
Apa
yang anda ketahui dari materi iman kepada malaikat
3)
Menggunakan
power point
Poin-poin penting ditulis di papan tulis
1)
Peserta
didik diminta untuk mencatat apa yang telah disampaikan
2)
Peserta
didik diminta untuk menjawab pertanyaan
3)
Peserta
didik diminta untuk meringkas
4)
dll
Pemimpin
berdoa diatur secara bergilir kalau peserta didik belum benar-benar berani
- Peserta
didik selalu diingatkan untuk membaca
- Memberikan
tanda pada stickname bagi anak2 yang belum berani menyampaikan pendapatnya
Bahan materi dan alat harus disiapkan jauh-jauh hari
Diusahakan mencatat hal-hal penting dari semua peserta didik
Mengapresiasi yang disampaikan oleh peserta didik
diusahakan
lebih dekat dengan peserta didik secara individu
14. QUESTION STUDENT HAVE
A.
Deskripsi
Strategi Questions Student Have ini digunakan untuk
mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk
mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Strategi ini menggunakan sebuah
teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Hal ini
sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
B.
Langkah-langkah
a.
Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu dilakukan setting kelas dengan
membagi kelompok (4-5 orang
anggota).
b.
Mengadakan pre tes sebelum pembelajaran dimulai, terkait dengan KD yang akan diajarkan.
c.
Memberi penjelasan secara singkat tentang strategi dan tatacaraQuestions Student Have yang akan
diterapkan
d.
Peserta didik diberi waktu
20 menit untuk membaca materi
pembelajaran pada buku panduan atau sumber belajar yang telah disiapkan.
e.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang
belum dipahami dengan diberi waktu 5 menit pada belangko lembar pertanyaan yang telah
disiapkan.
f.
Melalui aba-aba guru, masing-masing diminta untuk memberikan pertanyaan yang telah ditulis kepada teman dalam kelompoknya searah jarum jam untuk dibaca selanjutnya diberi tanda centang ( Ö ) jika pertanyaan tersebut juga ingin ditanyakan dan jika tidak diminta memberi tanda strip ( - ), diputar hingga blangko tersebut kembali kepada pemiliknya.
g.
Pemilik lembar pertanyaan diminta menghitung tanda
centang yang ada pada blangkonya dan dihitung jumlah tanda centang yang diperoleh di samping kanan pertanyaan.
h.
Pertanyaan yang paling banyak mendapat tanda
centang mendapat prioritas utama untuk dijawab. Cara yang dilakukan adalah
peserta didik diminta mengacungkan tangan apabila guru menyebutkan
jumlah-jumlah tertentu
kemudian membacakan pertanyaannya.
i.
Peserta didik lain diminta mengidentifikasi
kemungkinan ada pertanyaan yang sama dari yang dibacakan.
j.
Setelah pertanyaan dibacakan, maka kesempatan
menjawab pertama diberikan kepada peserta didik yang tidak memberi tanda
centang pada pertanyaan.
k.
Semua kertas pertanyaan dikumpulkan, karena
kemungkinan ada pertanyaan yang perlu dijawab pada pertemuan berikutnya,
sekaligus untuk direkapitulasi dan diidentifikasi serta dihitung kuantitas dan
kualitas pertanyaan masing-masing peserta didik.
l.
Setelah selesai semua proses penerapan strategi
pembelajaran dengan Questions Student Have, maka peserta didik diberi
penilain pos tes untuk dua aspek, yaitu kognitif dan afektif.
m.
Untuk aspek kognitif, peserta diberi tugas untuk
mengerjakan soal-soal post
test yang telah disiapkan.
n.
Sedangkan penilain afektif, peserta didik diminta
menilai teman satu bangku tentang perilaku pelaksanaanshalatsunnah berjamaah dan munfarid
selama satu minggu ke belakang dengan cara memberi tanda centang pada kolom yang tersedia terhadap
pernyataan yang telah dibuat.
C.
KEGUNAAN
1.
Menggali
informasi sebanyak-banyaknya secara kritis
2.
Mengecek
pemahaman peserta didik
3.
Membangkitkan
respon dan
rasa ingin tahu
4.
Mengetahui
sejauh mana keingintahuan peserta didik
5.
Mengetahui
hal-hal yang sudah diketahui peserta didik
6.
Menfokuskan
perhatian peserta didik pada sesuatu yang di kehendaki
7.
Untuk
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan
8.
Untuk
menyegarkan kembali pengetahuan yang telah lalu
9.
Belajar menyusun kalimat untuk bertanya
10.
Melatih untuk berdisiplin, menumbuhkan
rasa, bertanggung jawab dan menghargai.
D.
CONTOH
PENERAPAN PADA MATERI
1.
Materi
sejarah
-
2.
Materi
akhlak
-
3.
Materi
aqidah
-
E.
Kiat Sukses
1.
Metode
ini dapat digunakan dalam kelas yang siswanya masing-masing memiliki buku teks.
2.
Metode
ini cocok digunakan pada kelas yang jumlah siswanya besar
3.
Metode
ini sangat cocok pada kelas yang siswanya kurang aktif bertanya secara lisan
4.
Sebaiknya
metode ini tidak di gunakan pada kelas yang siswanya sudah aktif bertanya
secara lisan
15. PEMBELAJARAN DENGAN METODE GRUP INVESTIGASI
A.
Deskripsi
Group Investigationn merupakan salah satu
bentuk metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet.
B. Langkah-langkah
1)
Tahap
I : Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok
Guru memberikan kesempatan
bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok
dibentuk berdasarkan heterogenitas.
2)
Tahap
II : Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub
topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang
akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
3)
Tahap
III : Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan,
menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
4)
Tahap
IV : Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok
mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
5)
Tahap
V :Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan
hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
6)
Tahap
VI
Soal ulangan mencakup
seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
C.
Contoh
1.
Brainstorming
tentang syarat seorang investigator yang baik, setiap siswa menuliskan lima
syarat pada bukunya masing-masing dalam waktu dua menit.
2.
Setiap
siswa menuliskan satu syarat di papan tulis secara bergiliran.
3.
Pembagian
kelompok 5 orang per kelompok yang heterogen. Nama anggota kelompok sudah
ditentukan oleh guru.
4.
Guru
menyampaikan topik yang akan diinvestigasi yakni “Perilaku Tindak Kekerasan”
topik terdiri dari kekerasan di rumah, kekerasan di sekolah dan kekerasan di
masyarakat. Setiap topik diinvestigasi oleh dua kelompok.
5.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kontribusi tentang apa yang
akan mereka selidiki, misalnya contoh perilakunya, penyebab terjadinya, cara
menghindarinya, cara menanggulanginya, faktanya apa (berupa foto,berita
koran,majalah,tayangan tv ,dll.)
6.
Ketua
kelompok mengambil undian topik yang sudah disediakan. Kemudian membagi sub
topic kepada seluruh anggota.
7.
Setiap
kelompok berdiskusi di kelompoknya untuk membuat perencanaan dari topik yang
akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
8.
Setiap
siswa di setiap kelompok mengumpukan, menganalisis dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru
dalam mencapai solusi masalah kelompok. Hasil pekerjaan setiap anggota kelompok
dimasukan ke dalam lembar kerja yang telah disediakan.
9.
Setiap
kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
10.
Setiap
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya secara bergiliran di depan kelas yang
diwakili oleh salah seorang juru bicaranya dengan membawa bahan presentasi yang
sudah disiapkan. Kelompok yang lain mengikuti dan memberikan tanggapan.
D.
Ciri-Ciri Metode Group Investigation
Metode pembelajaran Group
Investigation merupakan metode yang sulit diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif. Metode pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai
berikut:
- Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationberpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
- pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
- pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsiswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
- adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
- pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsuasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya
atau penggunaannya metode pembelajaran group investigation juga mempunyai
kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran metode
group investigation:
- Pembelajaran dengan kooperatif metode Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Penerapan metode pembelajaran kooperatif metode Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
- Metode pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
- Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran
dengan metode group investigation:
Metode pembelajaran group
investigation merupakan metode pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk
dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang
lama.
16. PROBLEM BASED LEARNING (BERFIKIR KRITIS)
A.
Deskripsi
Pembelajaran
berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan dan sekaligus
mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Masalah diberikan kepada peserta
didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan. Masalah bisa disajikan dalam bentuk
gambar, tulisan, film pendek atau power
point.
B.
Tahapan
1)
Pembagian
kelompok (4-5 orang)
2)
Instruksi
guru sangat jelas apa yang harus dilakukan siswa dan apa yang harus dilakukan guru
3)
Membagikan materi dan melakukan penelaahan terhadap
masalah-masalah yang akan dipecahkan.
4)
Mengklarifikasi
kesulitan yang diangkat dari masalah.
5)
Peserta
didik diajak menjawab pertanyaan tentang ”apa yang perlu kita ketahui tentang
masalah yang kita hadapi? setelah melakukan diskusi dan konsultasi
6)
Menyusun
rencana tindakan yang didasarkan pada hasil temuan mereka
7)
Belanja
informasi
8)
Peserta
didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah (tulisan, gambar dll)
9)
Penguatan
oleh guru
C. Waktu
: 3 x 45 menit
D. Kegunaan
1)
Pengelompokan
secara heterogen ras, suku, golongan dan kecerdasan sehingga bisa mencapai
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2)
Membantu
peserta didik dalam memperoleh berbagai pengalaman dalam mengubah tingkah laku
karena tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi juga sikap sesuai dengan isi
proses pembelajaran tersebut.
3)
Mengembangkan
kemampuan berfikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah sehingga peserta
didik aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri dan bias mengatasi
permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari.
E.
Contoh
Lembar kerja permasalahan wakaf yang harus diselesaikan.
Komentar
Posting Komentar